news-card-video
14 Ramadhan 1446 HJumat, 14 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner

Kampanye Tagar ‘Sagu Identitas Kami’ Lawan Perampasan Lahan Sagu di Maluku

5 November 2018 20:04 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kampanye Tagar ‘Sagu Identitas Kami’ Lawan Perampasan Lahan Sagu di Maluku
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Ambon,-Setelah kehilangan wilayah ulayat untuk program transmigrasi pada 2010, kini diakhir 2018 masyarakat adat Huaulu di Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah harus kembali terancam kehilangan tanah ulayat untuk program yang sama.
ADVERTISEMENT
Tidak tanggung-tanggung, kali ini wilayah yang akan diambil berupa hutan sagu pusaka. Hutan sagu itu berada di dataran rendah sebelah utara dari perkampungan orang Huaulu saat ini.
Informasi yang diperoleh ambonnesia.com, hutan sagu menjadi pusaka dari desa-desa adat lainnya di pesisir dan pegunungan Seram Utara bahkan sampai di Kabupaten Seram Bagian Barat dan Seram Timur.
Pasalnya, banyak negeri adat di Nusa Ina atau Pulau Ibu (sebutan untuk Pulau Seram) dipercaya leluhur dari desa-desa adat tersebut telah mengolah sagu bersama-sama di tempat tersebut.
Konon di dalam hutan sagu pusaka ini pula, leluhur dari negeri-negeri tersebut menaruh "tanda mata" agar anak cucu dapat mengingat mereka dan menjaga hutan ini secara bersama-sama.
ADVERTISEMENT
"Atas rencana pembongkaran Hutan Sagu Pusaka ini, Masyarakat adat Negeri Huaulu bersama tua-tua adat mereka telah menyatakan sikap menolak pembongkaran hutan tersebut dan juga kehadiran program transmigrasi di wilayah adat mereka," kata Muhammad Asy'ari, salah satu inisiator gerakan #saguidentitaskami di Ambon, Senin (5/11).
#SaguIdentitasKami adalah sebuah Koalisi Rakyat dalam upaya perlawanan terhadap perampasan Hutan Sagu Pusaka di Wilayah Ulayat Negeri Adat Huaulu-Pulau Seram Bagian Utara, yang rencananya akan dipakai untuk wilayah transmigrasi baru oleh Bupati Kabupaten Maluku tengah, Abua Tuasikal
"Tagar ini juga menjadi perlawanan bagi perampasan lahan sagu di berbagai wilayah adat lainnya. Mari bersama saling bantu dengan masyarakat adat negeri Huaulu dan negeri adat lain di Maluku untuk menyuarakan penolakan ini dan menjaga hutan sagu pusaka yang ada. Karena sagu bukan sekedar bahan pangan, tapi juga karena sagu identitas kami," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Pantauan ambonnesia.com, tagar #saguidentitaskami telah dibagikan di berbagai platform media sosial sejak Minggu (4/11). Gerakan ini juga mendapat dukungan dari sejumlah gerakan pegiat lingkungan di Ambon dan Bogor. (Yusuf)