Merkuri di Gunung Botak Dipasok dari Palu

Konten Media Partner
18 Februari 2018 16:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Merkuri di Gunung Botak Dipasok dari Palu
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Buru - Bupati Kabupaten Buru, Ramly Umasugi mengatakan, merkuri di Gunung Botak dipasok dari Kota Palu Provinsi Selawesi Tengah (Sulteng). Bahan kimia berbahaya itu dibawa dengan kapal melalui jalur laut.
ADVERTISEMENT
“Soal merkuri, setahu pemerintah, masuk dari Palu melalui jalur laut. Mercuri di bawah menggunakan kapal putih. Sebelumnya kan dari Pulau Seram dalam bentuk batu cinnabar. Nah, sampai saat ini, saya tidak tahu cukongnya siapa,” ujar Umasugi saat dikonfirmasi, Minggu, 18 Februari, 2018.
Mengantisipasi penggunaan mercuri di tambang emas itu, pemerintah Kabupaten Buru terus melakukan pengawasan maupun pendampingan ekstra ketat. Bahkan pemerintah menurunkan petugas Satpol PP untuk mengawal langsung ke lapangan.
Umasugi mengaku telah berkoordinasi dengan Polres Buru dan Kodim Namlea untuk meminimalisir kondisi yang terjadi di Gunung Botak. Salah satu langkah yang diambil saat ini, yakni menandatangani maklumat yang isinya melarang menggunakan mercuri dan penambangan illegal, di kawasan tersebut.
“Pemerintah Kabupaten sangat berharap adanya keseriusan dari semua komponen terkait. Guna mencegah dan melakukan pemberantasan,” katanya.
ADVERTISEMENT
Kapolres Buru, AKBP Aditya B Satrio mengungkapkan, pada beberapa waktu lalu, pihaknya berhasil mengamankan merkuri sebanyak 17 kg. Polisi juga sedang melakukan upaya untuk mengungkap 300 kg mercuri yang saat ini jadi pantauan mereka.
“Kami mendapat informasi, ada ratusan kilogram merkuri yang masuk ke Pulau Buru. Diperkirakan mencapai 300 kilogram,” kata Aditya.
Sebelumnya Presiden RI Joko Widodo, telah mengintruksikan untuk melakukan penutupan tambang emas Gunung Botak. Presiden bahkan meminta pemerintah daerah bersama seluruh stakeholder menindak tegas pihak-pihak atau oknum yang melakukan pengrusakan lingkungan dengan cara menebar merkuri dan sianida.
Mifta Abdulah