Orang Tua Harus Waspada, Ini Ciri Ciri Predator Pedofil Online

Konten Media Partner
1 September 2018 16:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang Tua Harus Waspada, Ini Ciri Ciri Predator Pedofil Online
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Ambon,-Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia makin subur. Tidak hanya orang dewasa, internet juga telah menyasar anak - anak. Bahkan, dibeberapa sekolah dari tingkat dasar hingga atas mulai membolehkan siswa untuk mencari pekerjaan rumah di internet.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya mendatangkan efek positif, Internet juga ternyata memiliki efek negatif kepada penggunanya, terutama bagi anak-anak. Salah satunya adalah eksploitasi seksual pada anak oleh predator pedofilia di dunia Maya.
Program manager ECPAT, Andi Ardian dalam training pandu digital di Aula PGSD Universitas Pattimura, Ambon, Sabtu (1/9) menjelaskan, terdapat delapan kasus pedofilia pada anak terjadi di dunia maya sepanjang 2017.
"Jadi peran orang tua tidak hanya sekadar mengawasi, tapi juga mendampingi anak anak. Masalahnya, predator di dunia maya saat ini punya banyak cara untuk mengelabuhi anak - anak " kata Andi.
ECPAT merangkum empat bentuk dan ciri ciri predator yang akan melakukan eksploitasi seksual pada anak via online.
ADVERTISEMENT
Pertama Grooming online, yakini kedekatan predator dengan anak dalam bentuk bujuk rayu. Strategi yang dipakai yakni mendapatkan koneksi emosi pada anak.
"Aktifitas atau postingan perasaan galau, sedih, kehilangan di dunia maya, inilah yang akan membuat anak-anak kita jadi target predator," ujarnya.
Predator kebanyakan menyamar sebagai orang lain dan berusaha menjadi tempat curhat. Dari situ, lama kelamaan akan tumbuh percaya nyaman dan kedekatan antara anak dan predator.
"Ujung-ujungya Mereka dengan mudah bisa mendapatkan foto foto bermuatan seksual anak atau tindakan seksual saat bertemu," katanya.
Sexting, perilaku anak membuat memposting foto dengan konten seksual. Seperti foto selfie anak menggunakan baju mini atau menunjukkan belahan dada. "Mungkin tujuan posting foto seperti itu lain, tapi foto itu memiliki nilai bagi mereka para predator," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sex extortion, atau pemerasan seksual. Tindakan ini berawal dari grooming atau berdandan. Sistem kerjanya, setelah anak memberikan foto foto kepada predator, mereka akan mulai memeras. Biasanya bila si anak tidak memberi foto, para predator akan mengancam untuk menyebar foto itu.
Parahnya lagi, setalah berhasil mengancam korbannya, predator kemudian akan meminta untuk Live streaming, bisa melalui video call, atau insta story.
"Anak sengaja diajak melalukan aktifitas seksual secara spontan. Seperti menyuruh membuka baju atau membuat gerakan sensual sesuai keinginan mereka," ujarnya.