Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Adat Melayu Membawa Agama Islam Sebagai Identitas Kota Batam
17 November 2024 12:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Amalia Dewi Prameswari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kota Batam, merupakan kota terbesar di Kepulauan Riau, Indonesia. Batam terletak di lokasi yang strategis karena berada di jalur pelayaran dan perdagangan internasional yang memiliki jarak dekat dan berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia. Kedekatan jarak Kota Batam dengan negara lain membuat suku Melayu masuk ke Batam di sana. Peran adat Melayu yang masuk di Batam membawa nilai-nilai Islam dengan pondasi kebudayaan masyarakatnya.
Penyebaran Suku Melayu Yang Beragama Islam di Kota Batam
ADVERTISEMENT
Suku Melayu pertama kali datang ke Pulau Batam pada tahun 231 Masehi, masa Kerajaan Lingga (1819 – 1913). Pada saat itu, suku Melayu yang datang umumnya merupakan kaum kerabat kerajaan dan membentuk banyak perkampungan. Penyebaran Islam di Pulau Batam juga memalui perdagangan, perkawinan, dan hubungan politik sehingga membawa perubahan besar bagi penduduknya. Pedagang dan ulama muslim memainkan peran sentral dalam menyebarkan agama Islam di wilayah ini. Jejak-jejak keisalaman terlihat dalam arsitektur, seni, dan adat istiadat masyarakat Melayu di Batam.
Adat Melayu dan Nila-Nilai Islam
Sejak awal penyebaran agama Islam di Nusantara, khusunya di Batam, ajaran agama ini diterima dengan baik oleh masyarakat. Islam bukan hanya diterima sebagai agama, tetapi juga menyatu dengan adat istiadat setempat sampai mencakup tata cara kehidupan.
ADVERTISEMENT
Adat Melayu memiliki prinsip “Adat bersendikan syara’, syara’ bersendikan kitabullah” yang menjadi pedoman hidup masyarakat. Artinya, adat-istiadat yang dijalankan selalu sejalan dengan ajaran agama Islam, sehingga melahirkan harmoni antara tradisi dan agama. Contohnya dalam acara-acara adat seperti pernikahan, khitanan, hingga peringatan hari besar Islam yang mengandung akan nila-nilai keagamaan.
Kota Batam sebagai Cerminan Identitas Melayu - Islam
batam dikenal sebagai kota industri dan perdagangan, tetapi mampu mempertahankan identitas Melayu – Islam yang kuat. Beberapa ciri khas Melayu di Batam:
a. Arsiktektur dan Seni Budaya
Banyak masjd di Batam yang mengusung arsitektur khas Melayu, seperti masjid Raya Batam yang menjadi salah satu ikon kota ini. Selain itu, seni budaya seperti kompang, zapin, dan syair juga terus dilestarikan sebagai bagian identitas masyarakat.
ADVERTISEMENT
b. Bahasa dan Etika
Bahasa Melayu menjadi Bahasa utama dalam interaksi sehari-hari, walaupun banyak pendatang dari luar pulau, bahasa Melayu tetap menjadi dominan. Nilai-nilai hormat kepada orang tua, toleransi, dan gotong royong sangat dijunjung tinggi.
c. Kehidupan Sosial dan Keagamaan
Kehidupan masyarakat Batam sangat dipengaruhi oleh norma-norma agama Islam. Misalnya tradisi menggelar pengajian, gotong royong membersihkan masjid, hingga perayaan hari-hari besar Islam seperti Maulid Nabi dan Idul Fitri dilaksanakan secara meriah.
Tantangan dan Peluang Mempertahankan Identitas
Batam sebagai kota yang sangat berkembang pesat dan menjadi persinggahan berbagai etnis dan budaya. Batam menghadapi tantangan dalam mempertahankan identitas Melayu – Islam. Globalisasi dan urbanisasi sering kali membawa gaya hidup yang berbeda yang tidak sejalan dengan nilai-nilai tradisional.
ADVERTISEMENT
Namun, tantangan ini juga dapat menjadi peluang untuk menunjukkan keidahan adat Melayu dan Islam kepada Masyarakat dari berbagai latar belakang. Pemerintah Batam perlu menegaskan generasi muda untuk terus menjaga tradisi dan agama sebagai jati diri mereka.
Adat Melayu yang berpadu dengan nilai-nilai Islam telah menjadi identitas Kota Batam. Meski menghadapi berbagai tantangan modernisasi, adat dan agama ini tetap menjadi moral utama di Masyarakat. Dengan menjaga harmoni kemajuan, Batam dapat terus menjadi kota yang mempertahankan nilai-nilai luhur dalam era globalisasi.