Cattcalling: Di mana Ruang Aman bagi Wanita?

Amelia Listi Kirana
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
10 Juni 2024 11:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amelia Listi Kirana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi cattcalling pada wanita  Foto: Gambar pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cattcalling pada wanita Foto: Gambar pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Catcalling merupakan bentuk pelecehan verbal yang sering dialami oleh wanita di ruang publik. Masalah ini semakin menjadi perhatian utama dalam diskusi tentang keselamatan dan kesetaraan gender. Catcalling adalah tindakan di mana seseorang, biasanya pria, memanggil, bersiul, atau memberikan komentar yang tidak diinginkan kepada wanita yang lewat. Meski tampaknya sepele bagi sebagian orang, catcalling memiliki dampak signifikan terhadap korban dan mencerminkan masalah yang lebih dalam terkait budaya dan perilaku sosial.
ADVERTISEMENT

Apa Itu Catcalling?

Ilustrasi tanda tanya Foto: Gambar pribadi
Catcalling mencakup berbagai tindakan mulai dari siulan, komentar kasar atau seksual, hingga panggilan-panggilan tidak sopan yang ditujukan kepada wanita. Ini biasanya terjadi di tempat umum seperti jalanan, transportasi umum, dan tempat-tempat lain di mana wanita sering merasa terpapar dan tidak aman. Meski beberapa pelaku mungkin menganggapnya sebagai bentuk pujian atau godaan, bagi banyak wanita, catcalling adalah pengalaman yang merendahkan dan menakutkan.

Dampak Psikologis dan Sosial

Dampak catcalling jauh lebih dalam dari sekadar gangguan sesaat. Wanita yang mengalami catcalling sering merasa tidak nyaman, cemas, dan tidak aman di ruang publik. Ini bisa mengurangi kebebasan mereka untuk bergerak dan mengurangi kualitas hidup mereka. Secara psikologis, pengalaman ini bisa merusak rasa percaya diri dan memicu stres serta kecemasan. Dalam jangka panjang, wanita mungkin menghindari tempat-tempat tertentu atau mengubah rutinitas mereka untuk menghindari pelecehan tersebut.
ADVERTISEMENT

Budaya dan Norma Sosial

Maraknya catcalling mencerminkan masalah budaya yang lebih luas di mana perilaku merendahkan wanita sering kali dianggap normal atau bahkan diterima. Dalam banyak kasus, pelaku catcalling merasa berhak atas tubuh wanita dan menganggap tindakan mereka sebagai hal yang wajar. Bahkan, jika pelaku catcalling tersebut disalahkan, akan beralasan bahwa hal yang sudah dilakukan tersebut merupakan sebuah candaan. Ini menunjukkan perlunya perubahan mendasar dalam cara mendidik dan membentuk norma sosial, terutama terkait dengan rasa hormat dan kesetaraan gender.

Peran Masyarakat dan Pendidikan dalam Memberantas Catcalling

Masyarakat memiliki peran penting dalam mengurangi dan akhirnya menghilangkan catcalling. Pendidikan adalah kunci untuk menanamkan nilai-nilai kesetaraan dan rasa hormat sejak dini. Kampanye kesadaran publik dapat membantu mengubah persepsi tentang catcalling dan menekankan bahwa ini adalah bentuk pelecehan yang tidak dapat diterima. Sekolah, media, dan organisasi masyarakat dapat bekerja sama untuk mengedukasi tentang pentingnya menghormati orang lain dan memahami dampak negatif dari pelecehan verbal.
ADVERTISEMENT

Langkah-langkah Perlindungan

Untuk melindungi diri dari catcalling, dapat mengambil beberapa langkah praktis, yaitu:
Namun, tanggung jawab utama untuk menghentikan catcalling terletak pada masyarakat luas, termasuk penegak hukum yang perlu menindak tegas pelaku pelecehan jalanan.