Konten dari Pengguna
Mahasiswa PkM FIB UB Latih PKK Desa Petungsewu Olah Botol Bekas Jadi Hidroponik
11 September 2025 15:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
Kiriman Pengguna
Mahasiswa PkM FIB UB Latih PKK Desa Petungsewu Olah Botol Bekas Jadi Hidroponik
Mahasiswa PkM FIB UB melatih ibu PKK Desa Petungsewu budidaya hidroponik berbasis daur ulang botol plastik, guna mendukung ketahanan pangan keluarga dan pelestarian lingkungan.Amelia Listi Kirana
Tulisan dari Amelia Listi Kirana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Minggu, 7 September 2025, sekelompok mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya menjalin kolaborasi dengan kelompok PKK RT 13 Desa Petungsewu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, dalam budi daya hidroponik berbasis botol plastik bekas.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Sasar SDG 2 & 15 Lewat Hidroponik Berbasis Daur Ulang
Tantangan baru seperti meningkatnya jumlah penduduk dan penggunaan plastik sekali pakai mulai dirasakan oleh masyarakat Desa Petungsewu. Meski desa ini masih memiliki lahan pertanian yang produktif, tidak ada jaminan bahwa lahan tersebut akan selamanya tersedia, mengingat kebutuhan ruang yang terus bertambah. Di sisi lain, limbah plastik rumah tangga kian menumpuk dan berpotensi mencemari lingkungan. Melihat kondisi tersebut, mahasiswa PkM FIB UB menghadirkan pelatihan hidroponik berbasis botol bekas sebagai langkah inovatif sebagai upaya nyata dalam mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs).
Mahasiswa menyasar dua tujuan sekaligus, yaitu SDG 2 (Zero Hunger/Tanpa Kelaparan) dan SDG 15 (Life on Land/Ekosistem Darat). Tujuan ini menyasar pada peningkatan ketahanan pangan masyarakat dengan memanfaatkan lahan terbatas secara produktif serta menjaga kelestarian lingkungan melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Melalui program sosialisasi dan pelatihan budidaya tanaman hidroponik, masyarakat diajak untuk menanam sayuran, seperti kangkung, pakcoy, dan selada yang dapat memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Selain itu, masyarakat juga akan memiliki peluang untuk mencukupi kebutuhan pangan sehari-hari tanpa bergantung sepenuhnya pada pasokan dari pasar. Hal ini diharapkan mampu membantu keluarga mengurangi pengeluaran rumah tangga, sekaligus memastikan akses terhadap makanan bergizi.
Sementara itu, penggunaan botol plastik bekas sebagai wadah tanam dapat mendukung pelestarian lingkungan dengan mengurangi limbah yang mencemari ekosistem darat. Sebelumnya, botol plastik yang sudah digunakan oleh warga biasanya hanya berakhir sebagai sampah rumah tangga. Kini, melalui program hidroponik, limbah tersebut justru memiliki nilai baru dengan dijadikan wadah tanam. Cara ini tidak hanya membantu mengurangi pencemaran lingkungan akibat plastik sekali pakai, tetapi juga menghadirkan solusi kreatif untuk memanfaatkan barang bekas agar memiliki nilai guna.
ADVERTISEMENT
Ketua kelompok PkM, Alip Maryono, menyampaikan pentingnya program sosialisasi dan pelatihan hidroponik.
Botol Bekas Disulap Jadi Media Hidroponik Kreatif
Pelatihan yang digelar mahasiswa PkM FIB UB bersama ibu-ibu PKK RT 13 Desa Petungsewu dimulai dengan sosialisasi mengenai manfaat dari budi daya tanaman hidroponik. Kemudian, peserta diajak mempraktikkan langsung cara membuat tanaman hidroponik sederhana dengan memanfaatkan botol bekas dan media rockwool.
ADVERTISEMENT
Botol plastik ukuran 650 ml dipotong menjadi dua bagian, lalu bagian atasnya dibalik dan diletakan di atas bagian bawah sebagai wadah tanam. Bagian bawah diisi dengan larutan AB Mix, sementara rockwool yang sudah dibasahi digunakan sebagai media untuk menanam benih sayuran, seperti kangkung, pakcoy, dan selada. Rockwool berisi bibit diletakan pada bagian atas botol dengan bantuan sumbu kain agar larutan nutrisi dapat terserap ke akar tanaman. Selanjutnya, botol dikreasikan dengan dilukis sesuai dengan kreativitas masing-masing peserta.
Kegiatan pelatihan mendapat respons positif dari para ibu PKK RT 13. Mereka tampak antusias mengikuti setiap sesi, mulai dari sosialisasi hingga praktik langsung membuat media tanam hidroponik. Suasana penuh semangat terlihat ketika para ibu PKK saling membantu dalam merangkai botol plastik menjadi wadah tanam, menyiapkan bibit, menghias botol plastik, sampai proses selesai. Proses menghias botol tidak hanya membuat media tanam hidroponik terlihat lebih menarik, tetapi juga menambah semangat ibu-ibu PKK dalam merawat tanaman yang ditanam di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Ketua PKK RT 13, Ibu Satiyah, menyampaikan keantusiasan pada kegiatan ini.
Program pelatihan hidroponik yang dilakukan oleh mahasiswa PkM FIB UB bersama PKK RT 13 Desa Petungsewu tidak hanya memberikan pengetahuan praktis tentang cara bercocok tanam modern, tetapi juga membuka wawasan masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan sekaligus meningkatkan ketahanan pangan keluarga. Dengan memanfaatkan limbah plastik menjadi media tanam dan menanam sayuran di lahan terbatas, program ini menjadi langkah kecil yang berdampak besar bagi kehidupan yang berkelanjutan. Antusiasme para ibu PKK menjadi tanda bahwa inovasi sederhana seperti hidroponik mampu menghadirkan manfaat nyata, baik bagi kebutuhan rumah tangga maupun bagi kelestarian lingkungan.

