Konten dari Pengguna

Pelangi dan Bulan Tak Akan Bertemu

Amelia Oktriawati
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang
23 November 2021 11:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amelia Oktriawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pelangi dan Bulan Tak Akan Bertemu
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Judul Buku : Pelangi Bulan
Penulis : Maradilla Syachridar
ADVERTISEMENT
Penerbit : PT. Bukune Kreatif Cipta
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, Januari 2020
Kota Terbit : Jakarta Selatan
Jumlah Halaman: 208 + iv halaman
Harga Buku : RP. 77.000,00 (Pulau Jawa)
Peresensi : Amelia Oktriawati
Buku karya Maradilla Syachridar, mempunyai cover yang sulit dinalar. Entah apa yang tersirat dalam setiap detail gambar tersebut. Semua jawaban dari segala pertanyaan itu akan terjawab setelah membacanya. Buku ini gabungan antara sastra dan fantasi romance menghadirkan cerita seru dan menyenangkan. Buku ini mampu mematahkan anggapan bahwa fantasi selalu punya halaman buku yang tebal. Hanya dengan 200-an halaman, ”Pelangi Bulan” mampu memberikan apa yang diharapkan oleh pembaca.
Isi dari buku ini, berkisah tentang seseorang yang bernama Sigra. Seorang anak tunggal, yang sejak kecil sudah bergelimang harta. Sigra, Bapak, dan Ibu adalah satu paket keluarga yang tak akan terpisahkan. Menurut mereka kerbersamaan adalah segalanya. Orang tua Sigra berkerja di bidang jasa biro haji dan umroh.
ADVERTISEMENT
Pada saat Sigra masih anak-anak, Bapak Sigra meninggal dunia karena serangan jantung. Saat itu Sigra melihat pemandangan yang tak akan terlupakan. Sigra masuk ke dalam kamar Ibu, dan melihat Bapak terbaring dengan wajah pucat dan bibir yang berwarna gelap keunguan. Ibu Sigra yang berada di dalam kamar memeluk jasad Bapak Sigra sambil menangis terisak.
Sigra yang pada awalnya berlimpah materi dan kasih sayang merasa ada yang mengganjal di dalam hatinya. Bukan karena ibu Sigra sudah tidak menyayanginya lagi, melainkan Sigra merasakan tidak kasih sayang dari seorang ayah. Setelah kepergian ayahnya, Sigra hanya tinggal bersama ibunya. Ibu Sigra adalah sosok wanita yang sangat kuat dan tabah. Usaha biro jasa haji dan umroh yang dikelola oleh ibu Sigra menunjukan kemajuan dalam perjalanan perusahaan.
ADVERTISEMENT
Hari semakin berlalu, mempertemukan Sigra dengan Regina di sebuah komunitas. Sebenarnya Sigra sudah mengenal Regina dari 3 tahun lalu. Pertemuan inilah yang membawa mereka ke hubungan asmara. Setehun berpacaran, akhirnya Sigra dan Regina putus. Setelah disimpulkan, hubungan mereka berakhir atas dua alasan yaitu pernikahan dan pekerjaan. Meskipun mereka sudah berpisah, Sigra dan Regina berkomitmen agar pertemanannya tetap berlanjut.
Sigra yang sedang mengalami patah hati, berfikir untuk melakukan perjalanan ke beberapa tempat yang belum pernah dikunjunginya. Hingga suatu saat, Sigra berencana ke Singapura, namun justru membatalkan tiket pesawat ke Singapura dan malah memilih untuk pergi ke Padang, Sumatera Barat. Bagi Sigra, patah hati atau bukan, perjalanan kali ini adalah untuk melupakan Bandung sejenak dan semua cerita yang tersimpan di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Dari situlah Sigra akhirnya berkenalan dengan Akyancaya, melalui sebuah buku yang ia temukan di hotel klasik dengan perpaduan Eropa dan Melayu tempat dia menginap di Padang, Sumatera Barat. Buku itu bersampul kulit berwarna hijau tua. Satu per satu cerita di dalam buku Sigra baca. Saat membaca buku yang dia temukan di hotel, ada rasa sakit yang yang dia rasakan.
Ternyata, buku itu adalah sebuah portal. Di dalam buku ini terdapat kisah mengenai kehidupan seseorang. Buku itulah yang mengantar Sigra bertemu dengan Charvi, pemilik buku. Menurut Sigra, Charvi adalah seseorang yang mampu membawa ke dunia baru. Charvi jugalah yang mengajarkan Sigra arti baru mengenai cinta dan kehilangan.
Karakter Tokoh yang terlibat di dalam buku ini adalah Sigra (sebagai tokoh utama), Ibu Sigra, Regina (mantan kekasih Sigra). Selain itu ada juga Charvi (si pemilik buku), Bahri (guide sekaligus supir Sigra) ketika berada di kota Padang. Sudut pandang yang digunakan adalah orang ketiga, dari sisi Sigra. Selain itu, di dalam kisah yang terselip di buku yang Sigra temukan, ada sudut pandang orang pertama sebagai Charvi sebagai penceritanya.
ADVERTISEMENT
Ada kutipan dari buku ini yang membangkitkan kesadaran yang terdapat pada halaman 105, yaitu “Kalau kamu mau lepaskan apa yang tidak sesuai dengan hatimu, lepaskan saja”.
Kelebihan dari buku “Pelangi Bulan”, banyak terdapat nilai-nilai kehidupan yang dapat kita ambil dari buku ini, bahasa yang digunakan sangat sopan, perkenalan tokoh digambarkan dengan jelas, dan buku ini memiliki banyak pesan-pesan bermotivasi. Novel ini juga diceritakan dengan alur maju mundur, namun tetap mudah untuk diikuti. Buku ini juga akan mengajak kita berjalan-jalan dari Kota Bandung ke Tasikmalaya, dan kota Bukit Tinggi di Padang, Sumatera Barat.
Kekurangan novel ini, adanya penggunaan bahasa yang tidak pantas pada isi cerita, detail cerita yang disampaikan sangat rumit, pesan yang disampaikan kurang mudah diresapi, jalan cerita sedikit membosankan, dan terlalu banyak bahasa asing yang sulit dimengerti. Pada novel ini alur waktu tidak jelas, sehingga pembaca kesulitan untuk mengetahui latar cerita di dalam novel tersebut. Gambar dalam novel ini kualitas gambarnya tidak berwarna, sehingga kurang menarik para pembaca. Akhir cerita dari buku ini sangat membosankan.
ADVERTISEMENT
Meskipun buku ini bengenre fantasi, buku ini akan mengajak kita berfokus dengan pencarian jati diri. Nuansa romansa yang dihadirkan pun sangat menghibur dan tetap realistis. Cerita fantasi yang disajikan rupanya tidak penuh, bisa dikatakan hampir sepertiga bagian saja. Dalam buku ini terdapat satu hal menarik, yaitu saat awal cerita, buku ini sama sekali tidak menunjukan keajaiban, semua terlihat normal, hingga dunia fantasi muncul di bagian akhir.
Buku “Pelangi Bulan” memiliki separuh cerita yang berisi tentang pelajaran hidup. Konflik yang dirasakan adalah konflik batin ketika Sigra melakukan komunikasi dengan para karakternya. Buku ini cocok untuk para pembaca yang suka dengan cerita yang diluar perkiraan kepala. Tapi, untuk penyuka fantasi mungkin buku ini tidak akan cocok, sebab rasa itu hanya setengah. Tak ada salahnya mencoba hal baru, dan buku ini layak untuk menemanimu ketika sedang santai.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang
Nama : Amelia Oktriawati
Tempat, Tanggal Lahir : Blitar,26 Oktober 2002
Alamat : Ds. Bendosari, Dsn. Balong rt 03 rw 04, Blitar, Jawa Timur