news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisahku dengan Makhluk Tak Kasat Mata

amelia putrii
mahasiswa di ITB AHMAD DAHLAN JAKARTA ,anak kedua dari tiga bersaudara.tinggal di banten,umur 19 tahun.cita-cita ingin membuat novel atau film tentang pengalaman saya sendiri
Konten dari Pengguna
27 Mei 2021 10:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari amelia putrii tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: Pixabay.
ADVERTISEMENT
Aku ingin menceritakan kisahku yang mungkin, tak semua orang akan percaya. Nama lengkapku Amelia Putri, aku berumur 19 tahun yang dilahirkan dari keluarga yang broken home. Aku akan menceritakan kisah teman tak kasat mataku.
ADVERTISEMENT
Aku berasal dari Banten, ini bukan cerita horror, melainkan kisah pilu yang dialami oleh sahabat tak kasat mataku ini. Aku bertemu dengannya umurku masih 17 tahun, dipertemukan dengan tidak sengaja dan dipisahkan karena keadaan.
Aku mengisahkan sosok sahabatku yang membantuku agar tidak diganggu oleh jin yang jahat.
Namanya: Sasa. Dia adalah teman tak kasat mataku. Semasa hidupnya dikenal sebagai gadis cantik yang sangat lembut. Ia meninggal karena tertabrak oleh truk, ia tergeletak dengan bersimbah darah dan mukanya hancur berantakan. Sedangkan si penabrak melarikan diri dan belum di ketahui identitasnya.
Kecelakaan itu bermula saat Sasa sedang mengendarai motor karena ingin pulang ke rumahnya yang cukup jauh dari sekolah.
Asal-usul aku bisa berteman dengan Sasa ialah saat acara karantina PASKIBRA di sekolahku. Kami di karantina di sekolah agar waktu latihan kami lebih banyak dan untuk mendisiplinkan kami semua.
ADVERTISEMENT
Pada malam hari pukul 19.00 WIB, saat kami semua beristirahat dan nonton bareng pertandingan sepak bola di lapangan sekolahku, para senior dan teman-temanku menikmati pertandingan itu. Tapi, aku merasa tidak nyaman dan tiba-tiba saya mengalihkan pandangan ke kelas yang sedang direnovasi. Kelas itu tampak gelap dan memang kelihatannya saja sudah angker.
Aku melihat sosok gadis berambut panjang dan bermuka hancur berlumur darah melambaikan tangannya ke arahku, ia seperti ingin sekali kuhampiri. Aku penasaran apakah yang saya lihat dilihat juga oleh temanku, aku lalu bertanya kepada temanku, Bella.
"Bel, lihat! (sambil menunjuk ke arah kelas kosong)" Ucapku.
"Kenapa? kelas kosong?" Jawab Bella.
Aku hanya terdiam dan sedikit aneh dengan diriku sendiri.
ADVERTISEMENT
Pada saat latihan pengibaran untuk acara 17 Agustus 2019 pada pukul 15.00 WIB aku merasa kelelahan lalu tergeletak pingsan. Bukan hanya aku yang pingsan tapi teman-teman akupun banyak yang pingsan.
Salah satu temanku bahkan kerasukan, dan dia dibawa ke tempat di mana aku beristirahat, tak ada yang menyangka kerasukan yang hanya dialami oleh satu orang tiba-tiba menjadi massal, dan aku pun ikut kerasukan.
Dan aku adalah orang yang terhitung cukup lama kerasukan. Seniorku mendatangkan paranormal untuk mengobatiku. Paranormal mengatakan bahwa sosok gaib yang masuk ke tubuhku berjenis kelamin cowok yang berambut gimbal dan ia sering memperhatikanku saat latihan PASKIBRA, ia ingin membawaku ke alamnya.
Saat diobati, tiba-tiba sosok gaib yang berambut gimbal hilang tapi digantikan oleh seorang gadis yang bermuka hancur ia adalah Sasa. Sasa menguasai tubuhku, ia ingin bersahabat denganku karena ia suka terhadapku. Dan dari situlah awal aku dan Sasa bersahabat.
ADVERTISEMENT
Sasa tidak hanya membantuku, tapi ia bisa menyembuhkan orang yang kerasukan tapi lewat tubuhku. Ia akan marah saat ada orang yang membicarakanku di belakang, dan ia selalu memberitahuku jika ada orang yang membenciku. Aku tidak tahu aku harus bersikap seperti apa, antara harus bahagia atau malah risih.
Sasa selalu ikut kemanapun aku pergi, ia merasa nyaman dekat denganku. Kebetulan aku adalah anak broken home yang butuh sosok teman, dan saat Sasa hadir di kehidupanku, dia sangat berperan penting dalam hidupku. Aku sering bertukar cerita dengannya, dia memelukku saat aku kelelahan dan butuh sandaran.
Namun sayangnya, lama kelamaan aku menjadi risih karena tidak ada orang yang ingin berteman denganku. Karena mereka takut dengan Sasa. Ibuku mencoba berbagai cara agar Sasa pergi dari hidupku, karena ibu sering memperhatikanku berbicara sendiri dan bermain sendiri, namun sayangnya usaha ibuku tidak pernah berhasil.
ADVERTISEMENT
Saat aku menjadi alumni PASKIBRA, tiba-tiba Sasa juga pergi dari hidupku, dia pergi tanpa berpamitan dan aku tidak tahu dia ke mana. Setelah beberapa bulan, tiba-tiba Sasa datang kembali dan dia menceritakan semuanya kepadaku. Dia tidak ingin aku kesepian, dia ingin selalu bersamaku, tapi dia merasa sedih dan bersalah saat aku tidak ada yang menemani. Dan mau tidak mau Sasa harus pergi ke tempat asalnya dan tidak menggangguku lagi.
"Terima kasih Sa, sudah mau membantu dan menemani hari-hari yang penuh kesedihan ini. Aku berharap saat aku butuh Sasa, Sasa ada di dekatku." Ucap ku sambil menahan air mata agar tidak jatuh.
Dia tidak berbicara sedikitpun,dia hanya memelukku dan tiba-tiba hilang. Sayangnya sampai saat ini Sasa tidak pernah hadir dan benar-benar pergi dari kehidupanku.
ADVERTISEMENT