Memahami Broken Home dan Dampaknya Pada Anak

amelia putrii
mahasiswa di ITB AHMAD DAHLAN JAKARTA ,anak kedua dari tiga bersaudara.tinggal di banten,umur 19 tahun.cita-cita ingin membuat novel atau film tentang pengalaman saya sendiri
Konten dari Pengguna
6 Januari 2023 5:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari amelia putrii tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setiap anak menginginkan keluarga yang rukun dan harmonis. Keluarga yang penuh kehangatan dan tempat kita untuk berkeluh kesah. Keluarga merupakan hal utama dalam pembentukan karakter.
ADVERTISEMENT
Apa itu Broken Home?
Broken Home biasanya digunakan untuk menggambarkan keluarga yang kurang rukun. Layaknya keluarga yang tidak ada ke harmonisan didalamnya. Akibatnya, sering terjadi konflik yang menyebabkan pertengkaran bahkan bisa berakhir perceraian.
Hal itu membuat suasana rumah tidak kondusif lagi. Dan orang tua melupakan kasih sayang serta perhatiannya kepada anak, sehingga menghambat perkembangan anak.
Mungkin tak jarang kita temui anak remaja yang stres dan frustrasi karena faktor utamanya adalah keluarga.
Remaja merupakan fase untuk mencari jati diri, dan mereka sedang berada di masa labil. Jika saat remaja dia dihadapkan dengan keluarga Broken Home. Mereka akan melampiaskannya dengan cara menyakiti dirinya sendiri atau menyendiri di rumah dan menjadi anak yang Introvert. Bahkan, ada yang mengakhiri hidupnya.
sumber foto pribadi
Apasih dampak Broken Home terhadap anak remaja?
ADVERTISEMENT
1. Hilangnya kasih sayang dari kedua orang tua
Akibat keegoisan dari kedua orang tua. Anak akan merasa bahwa mereka tidak layak untuk hidup. Bahkan, mereka merasa iri kepada teman-teman yang disayangi oleh orang tuanya dan merasa bahwa hidupnya sangat hancur.
2. Terjadinya gangguan psikis
Terlalu banyaknya tekanan, maka membuat gangguan psikis seperti stres berkepanjangan. Jika itu dibiarkan, maka anak akan merasakan depresi berat.
3. Mudahnya mendapatkan pengaruh buruk dari lingkungan
Karena sudah tidak menemukan kenyamanan di rumah. Maka anak remaja itu akan mencari hiburan di luar rumah yang menurut dia bisa menghilangkan kepenatan.
Karena rata-rata anak Broken Home merasa bahwa rumah bukanlah tempat ternyamannya. Bahkan, dunia luar lebih menyenangkan.
Contoh dari pengaruh lingkungan yang sering terjadi adalah merokok, meminum minuman terlarang, pergi club atau karaoke. Bahkan, bisa melampiaskannya dengan seks bebas. Pengaruh buruk itulah yang akan didapat jika anak terpengaruh lingkungan.
ADVERTISEMENT
4. Membenci orang tua
Karena belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, maka tak jarang remaja menganggap bahwa semua adalah kesalahan orang tua mereka. Sehingga mereka akan membenci orang tuanya.
Bahkan, ada anak yang sudah tak mau bertemu dengan orang tuanya. Lebih tepatnya bukan membenci tapi merasa kecewa saja.
5. Menganggap bahwa hidup sia-sia
Ini terjadi karena dia sudah tak tahan dengan keadaan yang ada. Seakan dia berpikir bahwa untuk apa saya hidup?
untuk apa saya harus bekerja keras agar kedua orang tua saya bangga? karena mereka saja tidak memikirkan masa depan saya dan keluarga yang tidak utuh lagi.
6. Susah untuk berprestasi
Permasalahan yang terjadi di rumah membuat anak khususnya remaja susah untuk fokus belajar. Dengan banyaknya masalah di dalam rumah, maka dia pun tidak akan fokus dalam mengikuti pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Tapi, ada juga yang sering mendapatkan prestasi karena memang dia berpikir bahwa keluarga saya boleh gagal, tapi tidak juga dengan saya.
7. Merasa bahwa rumah bukan lagi tempat ternyaman
Anak Broken Home sangat rentan merasakan kesepian akibat rasa kehilangan yang dialami. Seringnya, anak juga akan merasa terasingkan, takut ditinggal sendirian, marah, merasa ditolak, tidak aman serta kebingungan.
Perceraian nyatanya bisa menyebabkan gangguan psikologis yang serius pada anak serta, perkembangan yang terganggu pula. Perceraian pada orang tua paling sering memicu depresi pada anak dalam tingkat dan jenis yang berbeda-beda.
Cara mengatasi Broken Home yaitu:
1. Mengajak anak mendekatkan diri dengan Tuhan
Ajarkan anak untuk selalu menerima takdir, bahwa semua yang terjadi merupakan kehendak Tuhan. Yakinkan pada anak bahwa setelah kesedihan pasti ada kebahagiaan.
ADVERTISEMENT
2. Melakukan co-parenting
Seorang anak tidak akan pernah bisa memilih akan tinggal dan dilahirkan dari keluarga yang seperti apa. Orang tua yang sudah bercerai tetap harus bersama-sama mengasuh dan memberikan perhatiannya pada anak.
3. Memberikan perhatian lebih
Luangkan sedikit waktu untuk melakukan pendekatan lebih dengan anak. Tetap menjadikan anak prioritas untuk selalu di bahagiakan.