Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Mitos atau Fakta, Menginjak Kaki Teman Dapat Tularkan Haid
8 Desember 2022 16:25 WIB
Tulisan dari amelia sabrina putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Haid atau menstruasi, sudah menjadi tamu langganan setiap bulan bagi para wanita. Setiap wanita mengalami banyak hal berbeda satu sama lain mengenai ‘tamu'nya ini. Mulai dari tanda-tanda sebelum haid, yang dirasakan selama haid, dan bahkan pasca masa haid.
ADVERTISEMENT
Masa haid ialah masa yang dinanti-nanti oleh para wanita karena takutnya ada yang salah dengan tubuh mereka kalau sampai haid datang terlambat atau bahkan tidak kunjung datang. Ya meskipun hari-hari awal datangnya ‘tamu' ini mengundang nyeri dan emosi. Maka tak heran pula jika banyak beredar mitos-mitos mengenai menstruasi yang kadang tidak masuk di akal.
Konon semakin dekat sekelompok manusia, maka semakin banyak pula mereka memiliki kesamaan. Hal ini dikarenakan hubungan emosional mereka yang terjalin kuat. Persepsi tersebut juga dikaitkan dengan siklus haid. Beberapa wanita mungkin mengalami masa menstruasi yang sama dengan orang terdekatnya. Fenomena ini disebut dengan 'menstrual synchrony'.
Mungkin kebanyakan dari wanita pernah atau sudah tak asing lagi dengan tradisi menginjak kaki teman yang sedang haid supaya kita bisa segera datang bulan juga. Konon katanya si ‘penginjak' dapat menularkan haidnya. Lantas, apakah benar haid dapat ditularkan dengan cara menginjak kaki teman? Simak penjelasan berikut ya!
ADVERTISEMENT
Apa itu haid
Haid, menstruasi, atau datang bulan adalah keluarnya darah dari wanita yang terjadi akibat siklus bulanan wanita. Siklus normal haid biasanya 21 hingga 35 hari dengan masa keluar selama 3-7 hari. Kebanyakan siklus haid panjang terjadi pada remaja dan akan semakin memendek serta teratur seiring bertambahnya usia.
Faktor yang mempengaruhi keteraturan siklus haid
1. Stress
Stress memicu tubuh mengeluarkan hormon kortisol yang dapat mengganggu keseimbangan tubuh, seperti turunnya hormon progesteron, melonjaknya hormon LH dan FSH, serta menghambat ovulasi. Hal inilah yang mempengaruhi keteraturan siklus haid.
2. Status gizi
Wanita yang gizinya tidak teratur akan menyebabkan gangguan dan penurunan fungsi hipotalamus (otak) sehingga bagian hipofisis anterior tidak bisa menyekresikan hormon FSH dan LH dan akhirnya hormon estrogen akan mengalami penurunan dan proses ovulasi akan terhambat. Hal ini dapat menyebabkan ketidakteraturan siklus haid
ADVERTISEMENT
3. Kualitas tidur
Kualitas tidur yang buruk dapat menghambat sintesis hormon melatonin sehingga mempengaruhi produksi hormon estrogen. Dari sinilah kualitas tidur dapat mempengaruhi siklus haid dari yang awalnya siklus normal menjadi oligomenorea atau polimenorea.
4. Aktifitas fisik
Aktivitas fisik yang berat dapat memicu gangguan pada siklus haid. Kelelahan setelah melakukan aktivitas berat dapat menyebabkan disfungsi pada hipotalamus yang kemudian menyebabkan gangguan sekresi GnRH
Mengenal menstrual synchrony
Salah satu penelitian yang paling mendekati untuk menjelaskan mitos ini adalah tentang synchronise period atau menstrual synchrony (sinkronisasi masa haid). Dikutip dari klikdokter.com, terdapat beberapa hasil penelitian mengenai menstrual synchrony yang berbeda-beda.
McClintock melakukan penelitian di tahun 2007 pada 135 mahasiswi yang tinggal di asrama. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rata-rata mahasiswi di sana memiliki siklus haid yang sama. McClintock mengatakan bahwa hal tersebut bisa saja terjadi karena ketika seorang wanita melakukan kontak fisik dengan wanita lainnya yang sedang haid, maka feromon mereka akan saling mempengaruhi dan akhirnya membuat siklus haid mereka bersamaan.
ADVERTISEMENT
Kasus yang sama ditemukan pada studi kecil tahu n 2017 yang dipublikasikan oleh National Library of Medicine, AS, menunjukkan 44% wanita yang tinggal bersama wanita lain mengalami menstrual synchrony.
Namun disisi lain, terdapat penelitian yang menunjukkan hasil yang sebaliknya. Sebuah studi lain di tahun 2006 terhadap 186 wanita yang tinggal di asrama Cina, menstrual synchrony tidak benar-benar terjadi.
Studi lain dengan hasil serupa dilakukan oleh Anna Ziomkiewicz pada sebuah asrama Perguruan tinggi yang berisi 2 hingga 3 orang. Studi yang berlangsung selama 5 bulan ini akhirnya menyimpulkan bahwa fenomena menstrual synchrony tidak ada.
Menurut penulis penelitian ilmiah yang ditulis dalam artikel berjudul Nature tahun 1971, bahwa sinkronisasi periode atau waktu haid yang ter sinkronisasi dapat terjadi karena pertukaran zat kimia alami feromon antar wanita yang sering menghabiskan waktu bersama.
ADVERTISEMENT
Namun selanjutnya banyak peneliti yang menyoroti kekurangan bukti empiris pada penelitian tentang sinkronisasi periode ini.
Menginjak kaki teman dapat menularkan haid ialah mitos belaka
Dengan banyaknya hasil penelitian yang bertentangan, sulit dikatakan bahwa menstrual synchrony itu benar nyata adanya. Belum lagi, seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi siklus haid ialah stress, status gizi, kualitas tidur, dan aktivitas fisik. Sejak banyak peneliti yang meragukan menstrual synchrony dan akhirnya hanya menganggapnya sebagai mitos dan sugesti.