Saat Korban Kejahatan Justru Menjahati

Ami Pertiwi Suwito
Mahasiswi Arsitektur Universitas Gunadarma
Konten dari Pengguna
17 Juli 2022 18:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ami Pertiwi Suwito tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by Hello I'm Nik on Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Hello I'm Nik on Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setiap manusia pasti mempunyai luka batin masing-masing. Namun sayangnya masih banyak orang yang tidak tahu bagaimana mengelola luka batinnya dengan sehat. Akibatnya para korban kejahatan bukannya memulihkan lukanya, melainkan melampiaskan rasa sakit lukanya ke orang lain. Dengan kata lain, banyak korban kejahatan yang justru menjahati orang lain.
ADVERTISEMENT
Perilaku seperti ini tentu kejam, namun sangat lumrah dilakukan selama kita tidak berdamai dengan diri sendiri. Contohnya sangat mudah ditemukan dalam masyarakat kita. Ada anak yang diasuh oleh orang tua dengan kasar, lalu melampiaskan rasa sakitnya pada teman-teman di sekolah yang mudah ditindas. Tak berhenti di situ, ada pula kasus ibu mertua yang menganiaya menantu perempuannya sebagaimana mereka dahulu teraniaya oleh mertuanya.
Berikut di bawah ini ada beberapa hal yang menyebabkan korban kejahatan justru menjahati orang lain:
1. Tidak Berdamai Dengan Diri Sendiri
Saat manusia dijahati oleh orang lain, hal pertama yang perlu dilakukan adalah berdamai dengan diri sendiri. Maksud berdamai di sini adalah menyadari bahwa kejahatan yang diterimanya sama sekali tidak pantas. Sayangnya banyak sekali permainan mental yang membuat kita berpikir bahwa "saya memang pantas dijahati". Padahal semua manusia pantas diperlakukan dengan baik.
ADVERTISEMENT
Adapun saat manusia berbuat kesalahan, ada hukuman. Hukuman sendiri berfungsi untuk memberi pelajaran kepada pelaku kesalahan, bukan untuk menjahati. Maka inilah pentingnya membedakan antara hukuman dengan kejahatan. Kalau dari individu saja tidak mengutuk perlakuan jahat yang diterimanya, bagaimana individu tersebut mau menghentikan perlakuan jahat ke orang lain?
2. Melihat Peluang Untuk Menguasai
Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, manusia yang tidak berdamai dengan dirinya sendiri akan cenderung mencari cara untuk merasa berkuasa. Adapun target yang mereka cari yakni orang yang lemah dalam arti mudah terkena manipulasi dan jarang melawan. Maka ketika sang pelaku menemukan target yang sesuai, pelaku akan menjahati target tersebut sebagaimana ia dahulu dijahati.
Siklus kejam ini akan terus berlangsung selama pelaku tidak memperlakukan orang lain sebagaimana ia berhak diperlakukan. Selain dari sisi pelaku, sang target / korban perlu menunjukkan perlawanan sebisa mungkin. Sebab kalau si korban tidak melawan sama sekali, pelaku tidak akan pernah belajar bahwa luka batin yang ia rasakan tidak boleh dijadikan alasan untuk menindas orang lain.
ADVERTISEMENT
3. Kurangnya Keimanan
Ada satu poin lagi yang tak kalah penting, yakni kurangnya keimanan dalam hati manusia. Maka di saat suasana hati kita sedang kacau, penting sekali untuk mengingat pesan dalam Surat Al-Baqarah ayat 153: "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang sabar."
Nah di situ kuncinya, carilah pertolongan dari Allah melalui sabar dan salat. Logika sederhananya, jika kita punya luka batin perlu cari pertolongan kan? Namun manusia bukannya mencari pertolongan, melainkan memilih menjahati orang lain sebagai pelampiasan emosi yang instan. Iya, manusia cenderung tergesa-gesa sehingga mudah tertarik pada sesuatu yang instan. Padahal tak semua masalah bisa diselesaikan dengan instan, apalagi luka batin yang perlu pemulihan yang berkala. Maka Allah Maha baik telah mewajibkan orang-orang beriman untuk menjaga salat dan sabar secara berkala. Selain sebagai sumber pahala, salat dan sabar ini juga memulihkan segala macam luka batin.
ADVERTISEMENT
Sekian dari penjelasan penulis mengenai fenomena korban kejahatan yang justru menjahati orang lain. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi masyarakat luas kita lebih pandai memulihkan luka batin guna menghentikan siklus kejahatan terhadap sesama manusia.