Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Harga Diri Pasukan Ramang
23 Maret 2021 8:02 WIB
Tulisan dari Amin Akbar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Internalisasi Nilai yang Kuat Menjadi Pelecut Semangat dan Motivasi Pemain PSM Makassar untuk Berjibaku di Lapangan
ADVERTISEMENT
Setelah ditinggal oleh beberapa pemain bintangnya untuk berlabuh ke klub lain serta adanya isu mengalami masalah finansial, mengakibatkan PSM Makassar harus tampil pada pergelaran Piala Menpora dengan skuad bertemakan local pride. Mengandalkan talenta lokal Indonesia timur, tanpa pemain asing dan pemain naturalisasi serta terkesan seadanya.
ADVERTISEMENT
Bagi individu yang mengikuti perkembangan dan kekuatan tim peserta Piala Menpora menganggap bahwa PSM hanya akan menjadi tim peserta dan sekadar meramaikan pesta atas kembalinya persepakbolaan Indonesia. Anggapan tersebut mungkin dapat dirasionalisasikan karena memang PSM Makassar datang dengan persiapan yang minim dan skuad yang dangkal untuk bertarung di turnamen pra musim ini. Lebih lagi PSM harus bergabung dengan grup yang punya skuad yang dalam dan kemampuan financial yang kuat, mereka bergabung di grup B bersama Bhayangkara Solo FC, Borneo FC dan Persija Jakarta.
Pertandingan pertama grup B di mulai Senin, 22 Maret 2021, antara PSM Vs Persija Jakarta, sebuah kejutan terjadi ketika pertandingan berakhir dengan skor 2-0 untuk kemenangan PSM Makassar. Dengan skuad bertemakan local pride atau lebih kepada optimalisasi talenta luar biasa Indonesia, PSM berhasil menjungkalkan Persija Jakarta yang tampil dengan kekuatan penuh, di mana pemain yang turun untuk bermain lebih dari 50 % asing walaupun beberapa di antaranya dibentengi dengan label naturalisasi dan 5 pemain lainnya pemain level nasional. Pertanyaan sederhananya adalah kenapa hal tersebut bisa terjadi?
ADVERTISEMENT
Terdapat beberapa jawaban untuk pertanyaan di atas, sebagian pengamat akan berbicara bahwa inilah sepak bola dan semua dapat terjadi di lapangan. Hal yang di utarakan tersebut benar adanya, tetapi yang paling dapat menjawab hal tersebut dan mencoba memandang dari arah lain maka jawabannya adalah karena internalisasi nilai yang dianut oleh setiap laki-laki Sulawesi Selatan.
Mereka dibekali dengan pepatah dan konsep nilai yang memang ditanamkan sedari dini sehingga konsep itu tertanam dan melekat dalam diri setiap anak laki-laki atau masyarakat Sulawesi Selatan secara umum. Konsep nilai siri' na pacce terlihat nyata pada pertandingan antara PSM vs Persija di mana konsep itu berarti rasa malu atau harga diri yang perlu dijaga dan dipertahankan agar harkat dan martabat tetap terjaga. Malu jika tidak bersungguh-sungguh dalam turnamen ini jadi apapun harus diperjuangkan meskipun dalam kondisi sulit sekalipun. Walaupun bermodalkan pemain lokal dan muda, semangat untuk berjuang itu harus dikedepankan karena ada harkat dan martabat yang harus dijaga.
ADVERTISEMENT
Internalisasi nilai seperti ini penting rasanya ditanamkan pada setiap pemain dalam level klub, karena dengan adanya hal tersebut akan berkorelasi dengan daya juang pemain di lapangan. Terdapat alasan bagi pemain untuk menampilkan kekuatan yang ia punya untuk menjaga nilai leluhur yang telah ditanamkan. Lebih jauh lagi, internalisasi nilai tersebut dapat ditanamkan pada setiap pemain Tim Nasional kita, sehingga nantinya ia akan berjuang demi sebuah nilai yang tertangkup di hati dan pikirannya bukan semata karena hadiah dari negara.
EWAKO PSM, Kami banyak belajar dari konsep tersebut dan tolong tularkan kami semangat yang sama demi sebuah harkat, martabat dan harga diri.