Konten dari Pengguna

Sisi Positif Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Amin Akbar
Dosen Psikologi, Universitas Negeri Padang
4 Juni 2021 12:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amin Akbar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perbandingan oleh Photo by Nikola Johnny Mirkovic on Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perbandingan oleh Photo by Nikola Johnny Mirkovic on Unsplash

Menelaah serta Memaknai Dampak Positif dari Perbandingan Sosial

ADVERTISEMENT
Beberapa ahli psikologi berpendapat bahwa tidak elok ketika harus membandingkan dirimu dengan orang lain, karena setiap orang memiliki keunikan dan cerita yang berbeda satu sama lain. Pada dasarnya membandingkan diri dengan orang lain dapat menjadi sesuatu yang positif apabila dimaknai dengan cara yang berbeda. Kita tidak akan pernah tahu kenapa kita pendek, kenapa kita putih dan rambut kita lurus tanpa membandingkan dengan orang lain. Leon Festinger dalam teori social comparison menjelaskan bahwa kita dapat membagi perbandingan sosial ke dalam 2 kategori, yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Upward Comparison.
Adalah suatu perbandingan yang dilakukan oleh individu dengan membandingkan dirinya dengan orang yang berada di atasnya. Hal tersebut menjadi buruk ketika individu merasa minder atau merasa rendah diri setelah melakukan perbandingan. Menjadi positif dan berubah menjadi sebuah kekuatan ketika kita bisa memaknai dengan cara yang berbeda, mengubah perbandingan tersebut untuk bisa menghadirkan semangat untuk menyamai orang yang kita lakukan perbandingan.
Contoh: Kamu punya teman sekelas yang mendapatkan nilai ujian 95 sementara nilai kamu hanya 65, setelah kamu mengetahui nilai teman sekelas kamu lalu membuat dirimu merasa rendah diri dan membentuk konsep diri bahwa kamu bodoh itu adalah sesuatu yang salah. Coba ubah perbandingan tersebut menjadi lecutan bagi kamu untuk mendapatkan nilai yang sama dengan teman yang kamu jadikan perbandingan.
ADVERTISEMENT
2. Downward Comparison.
Di mana suatu perbandingan yang dilakukan oleh individu dengan membandingkan dirinya dengan orang lain yang berada di bawahnya. Hal tersebut sejatinya memiliki dua dampak, menjadi positif ketika ada rasa syukur di dalamnya dan menjadi negatif ketika kamu menjadi sombong dan memandang rendah orang lain.
Contoh: Pada suatu ujian kamu mendapatkan nilai 80 sementara sahabatmu mendapatkan 60, kita bisa melakukan downward comparison untuk menghadirkan rasa syukur aka napa yang kita capai dan mempertahankannya.
Sejatinya perbandingan sosial dapat membentuk konsep baru dalam diri kita, perbandingan melahirkan dua pandangan yang dapat membentuk konsep diri bagi individu. Semua tergantung kepada individu mengaitkannya pada sisi yang mana, konsep diri yang elok dan bagus ketika kita memandang positif sebuah perbandingan dan menjadi konsep diri yang buruk ketika kita memandang dari sisi lainnya.
Ilustrasi membandingkan diri kita dengan seseorang di medsos. Foto: Shutterstock