'Ada Soekarno Baru di Pilgub Jabar 2018'

Konten dari Pengguna
13 Agustus 2017 4:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aming Soedrajat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Soekarno memang sudah lama meninggalkan tanah air yang sangat ia cintai. Semasa hidupnya, Bung Karno habiskan untuk memperjuangkan rakyatnya.
ADVERTISEMENT
Ia rela menderita, asalkan Rakyat dan negara yang sangat dicintainya bebas dari kolonialisme. Utamanya kolonialisme dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan.
Karena pokok permaslahan tersebutlah sebuah bangsa tidak akan pernah maju setara dengan bangsa lain, apalagi menjadi pemimpin diantara bangsa-bangsa.
Soekarno telah kembali kepada tanah yang sangat dicintainya. Tetapi semangatnya, ajarannya tidak akan pernah hilang. Ia dikenal, dicintai dan di hormati oleh masyarakat nasional, maupun masyarakat internasional.
Peneliti dari bidang politik Jaringan Kerja Sama Nusantara (Jarkanus) Andi Khairul Dzikri beberapa waktu lalu mengatakan, Soekarno dalam versi baru telah lahir di Purwakarta.
Apakah pendapat Dzikri tersebut beralasan atau hanya mengada-ngada bagaikan mimpi di siang bolong?
Kalau tidak ada bukti nyata, tentu saja hanya berandai-andai. tetapi kalau ada bukti nyata, tentu saja tidak. Kita lihat bagaimana Kang Dedi Mulyadi memimpin Kabupaten Purwakarta.
ADVERTISEMENT
Pertama, sebagai Politisi dan Budayawan, Dedi Mulyadi berhasil menterjemahkan Gagasan Gotong-royong yang merupakan sila tunggal Pancasila menjadi sebuah kebijakan.
Program beas perelek contohnya. Beas perelek merupaka culture dan tradisi masyarakat Jawa Barat untuk membantu secara bersama-sama (Gotong-royong) untuk membantu masyarakat yang kurang mampu.
Yang kedua, menerapkan Marhaenisme dalam sebuah kebijakan yang di gagasnya di Kabupaten Purwakarta.
Gagasan Marhaenisme yang identik dengan Bung Karno telah menemukan wujud nyata di Kabupaten Purwakarta.
Kang Dedi Menerapkanya dalam konsep budak angon (Anak Gembala). Yang membedakannya hanyalah jaman. Marhaenisme merupakan gagasan kesejahteraan dan kemandirian kepada petani.
Sementara Budak Angon adalah gagasan kemandirian dalam hal swa sembada daging. Kedua gagasan tersebut sangatlah sinergi, suatu cara untuk menjdikan Rakyat menjadi raja di tanah airnya sendri.
ADVERTISEMENT
Belum lagi Dedi dikenal sebgai Idiolog sejati. Ia berhasil membumikan Pancasila. Kebhinekaan di Purwakarta dan di rawat sebagaimana mestinyan negeri yang majemuk.
Jangan heran kalau di daerah lain Pancasila dan kebhinekaan mengalami pasang-surut. Maka di Purwakarta permaslahan tersebut berjalan diantara Rel semeatinya.
Sementara yang ketiga, soekarno adalah seorang arsitek handal. Gedung DPR RI sekarang adalah berdiri merupakan karya tangan dinginnya.
Sementara Dedi Mulyadi berhasil membangun Air Mancur Megah di Purwakarta yang menjadi sasaran wisata bagi pelancong dari berbagai wilayah nusantara dan dunia.
Atas dasar tersebut, menurut penulis sependapat dengan Andi Khairul Dzikri, kalau Dedi Mulyadi disebut sebagai anak ideologis dari Bung Karno.
Selanjutnya, ada desas-desus yang beredar di media. Dedi Mulyadi akan di sandingkan dengan Cucu dari Presiden RI yang pertama Puti Guntur Soekarno yang merupakan anak Biologis dari Bung Karno.
ADVERTISEMENT
Sangat beralasan kenapa Partai Golkar dan PDIP bersama-sama untuk Pilgub Jabar mengusung Dedi Mulyadi. Karena ada kesamaan Ideologi di dalamnya.
Jadi, perkawinan antara Dedi Mulyadi dan Puti Soekarno di Pilgub Jabar nanti adalah perkawinan antara Anak Ideologis dan anak Biologis dari Bung Karno.
'Laki-laki dan perempuan adalah seperti dua sayap dari seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya' Soekarno.