Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mahasiswa Puji Visi Padil Karsoma Majukan Purwakarta
8 Maret 2018 21:41 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Amira Amanda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sebagai daerah strategis dan dekat dengan sentra-sentra bisnis, Kabupaten Purwakarta sebenarnya bisa dikatakan lamban bergerak menyesuaikan keadaan. Beberapa daerah bahkan masih tertinggal jauh, hal mana dicirikan dengan buruknya kondisi infrastruktur baik jalan jembatan maupun fasilitas umum lainnya.
ADVERTISEMENT
Kondisi demikian disadari pasangan calon bupati dan calon wakil bupati nomor urut 1, Padil Karsoma-Acep Maman. Karenanya mereka menempatkan pembangunan infrastruktur dan sarana umum dalam program prioritasnya. Padil Karsoma menjelaskan hal tersebut saat bertemu aktivis mahasiswa yang datang menemuinya, Kamis (8/3) di Purwakarta.
Para mahasiswa itu datang sekaligus mau memberi pesan politik pada calon bupati untuk memerhatikan pendidikan tinggi di Purwakarta. Para mahasiswa menyadari urusan pendidikan tinggi dan kemahasiswaan bukanlah kewenangan bupati, namun sebagai kepala daerah, bupati bisa men-support dan mendorong tumbuhnya kehidupan akademis di wilayahnya.
Padil Karsoma menyambut baik masukan para mahasiswa dan menyatakan sudah seharusnya Purwakarta tumbuh sebagai kota santri atau kota pelajar. Mendorong Purwakarta menjadi tempat yang nyaman untuk belajar adalah salah satu kemauannya.
ADVERTISEMENT
“Kami akan dorong para pengelola pendidikan untuk membuka sekolah tinggi, pendidikan diploma atau pendidikan vokasi. Ini juga merupakan ikhtiyar agar lulusan SMA bisa melanjutkan kuliah,” ujarnya.
Sementara itu, Nurhikmah perwakilan mahasiswi yang hadir, menilai program pembangunan Padil – Acep cukup progresif dan bersemangat perubahan. Beberapa yang sudah dikajinya menunjukan pentingnya merubah paradigma yakni pembangunan harus berpijak pada kepentingan rakyat, jangan kepentingan diri pribadi pemimpinnya.
“Akhiri menumpuk medali sebagai prestasi diri pemimpin. Utamakan kepentingan rakyat. Lebih baik jalan bagus, pengangguran sedikit, kemiskinan rendah daripada terkenal dapat julukan internasional dan sejenisnya tapi desa-desa tertinggal dan hidup susah,” pungkasnya.
(harianterbit.co)