Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Farid Fathoni: Sang Pejuang Identitas Ikatan
9 Mei 2022 13:19 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Amirsyah Tambunan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
FARID FATHONI AF telah dipanggil Allah dengan gelar yang dirahmati Allah (almarhum). Kita doakan beliau semoga husnul khotimah dan mendapat tempat yang terbaik di sisi-Nya: allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu.
ADVERTISEMENT
Farid lahir di pesisir Pantai Utara Tuban 12 Maret 1964 dari orang tua bernama H Achyat dan Fauzyah. Kiprah dan perjuangan Farid membekas dalam benak seluruh keluarga besar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Betapa tidak, Farid menjadi saksi sejarah yang hingga ini menjadi perbincangan yang seolah tak pernah redup.
Salah satunya dikarenakan Farid telah berhasil menulis buku berjudul Kelahiran IMM yang Dipersoalkan, bukan waktu dan tempat kelahiran IMM di Yogyakarta, tanggal 14 Maret 1964 M/29 Syawal 1384 H. Akan tetapi persoalan eksistensi identitas IMM yang sejak lahir hingga kini terus menjadi perbincangan sebagai khazanah intelektual di dalam keluarga besar IMM.
Padahal sejak awal berdirinya IMM tidak pernah mengalami perubahan tujuan IMM yakni "mengusahakan terbentuknya Akademisi Islam yang Berakhlak Mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah".
ADVERTISEMENT
Tujuan Muhammadiyah dapat terwujud melalui salah satu Ortom persyarikatan dengan mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia. Cita-cita IMM yang luhur menjadi kader yang mempunyai akhlak harus agar melahirkan insan yang bukan sekadar cerdas, tapi juga benar. Dengan kata lain kader yang benar-benar cerdas sebagai akademisi Islam.
Bagi saya peserta Muktanar IMM dari Cabang Medan ketika itu mengenal Farid 1986 ketika Muktamar IMM di Padang. Beliau salah seorang ketua IMM dan perintis berdirinya kembali DPD IMM Jawa Tengah setelah vakuman selama satu dasa warga secara nasional. Kevakuman IMM telah beliau jelaskan dalam buku kelahiran IMM yang dipersoalkan hingga saat ini terus menjadi perbincangan. Dalam catatan sejarah tahun (1984-1985) Farid dengan dukungan pendiri IMM Djazman Al Kindi berhasil menghidupkan kembali DPD IMM Jateng bersama M.Yusron, Samino, Abdul Al Hasyer, dkk.
ADVERTISEMENT
Catatan Farid Wajdi dalam testimoni takziyah virtual yang dilakukan Kordinator Nasional Fokal IMM (9/5/22) menyatakan bahwa kegigihan, kesungguhan beliau menghidupkan IMM sebagai bentuk tanggung jawab (mas’uliyah) untuk meneguhkan identitas IMM.
Hal ini tegaskan dalam takziah virtual dari berbagai daerah sejumlah 250 orang yang penuh makna dihadiri para senior alumni IMM Anwar Abbas, Immawan Wahyudi, Nizam Burhanuddin, Agus Samsudin, Armin Gultom, di akhiri Tausiyah dan doa Amirsyah Tambunan, Abdul Mukti dan Prof Din Syamsuddin.
Prof Din yang tengah barada di Kota Malang menegaskan sebagai kader IMM Farid mempunyai karakter, identitas, intelektual yang mempunyai wawasan untuk memperjuangkan IMM sebagai kader umat, kader bangsa sekaligus kader persyarikatan.
Salah satu kesimpulan dalam takziah tersebut bahwa Farid sosok pejuang yang gigih seperti merintis kembali berdirinya DPD Jawa Tengah. Beliau melakukan safari dari PDM ke PDM yang di daerah nya ada PTM. Berhasil menghidupkan kembali DPD IMM Jateng.
ADVERTISEMENT
Farid termasuk bagian dari DPP Sementara (S) yang dipimpin oleh Imawan Wahyudi. Farid kemudian masuk dalam jajaran DPP IMM yang dipimpin oleh Nizam Burhanudin (1986-1989 ) hasil Muktamar IMM di Padang.
Farid tidak sekadar menjadi Ketua bidang perkaderan akan tetapi ikut merancang bangun Silabi dan Materi Perkaderan iMM sampai akhir periode bersama dengan Buya Yunahar Ilyas.
Sebagai saksi sejarah Agus Samsudin dalam takziah virtual (9/5) mengatakan bahwa Farid bukan saja memiliki gagasan untuk membangkitkan identitas IMM, akan tetapi gigih memperjuangkan ide dan gagasannya untuk membuktikan bahwa identitas IMM harus diperjuangkan lewat wadah ikatan bersama rekan juangnya yang hingga kini masih bersama kita Firman Noor, Bambang Setiaji, Alfian Mujani dsb diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam Fokal IMM.
ADVERTISEMENT
Hemat saya kegigihan beliau patut dicontoh oleh para penerus IMM melalui jargon: ilmu amaliyah, amal ilmiah untuk meneguhkan kembali identitas IMM dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Shohibul Anshor Siregar mantan Ketua DPD IMM Sumut juga turut menyampaikan testimoni dalam takziah Virtual bahwa Farid sebagai salah seorang tokoh kunci merumuskan silabus perkaderan IMM di kala itu, karenanya sangat menguasai kurikulum, silabus dan materi yang terus di sempurnakan sebagai pedoman Perkaderan IMM hingga kini masih di gunakan untuk melakukan Perkaderan.
Kini, Farid Fathoni sudah berpulang. Namun namanya tetap dikenang dan abadi dalam benak para kader ikatan. Maka beristirahatlah dengan tenang dan terima kasih atas segala kiprah dan perjuangan mu, Wahai Sang Pejuang Identitas Ikatan....
ADVERTISEMENT
*Amirsyah Tambunan (Mantan Ketua IMM Cabang Medan (1886-1988)