Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Momentum Syawal untuk Indonesia Berkemajuan
10 Mei 2022 14:26 WIB
Tulisan dari Amirsyah Tambunan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada Senin, 9 Mei 2022 bertepatan dengan 8 Syawal 1443 H, saya berkesempatan memberikan Tausiyah dalam acara Halal Bi Halal Silaturahmi idul fitri 1443H yang digelar secara daring oleh Civitas Akademika Universitas Muhammadiyah Hamka (UHAMKA).
ADVERTISEMENT
Halal bi Halal bertajuk "Tarbiyah Ramadhan untuk Indonesia Berkemajuan" ini di hadiri seluruh jaringan Alumni UHAMKA se Indonesia. Sepengelihatan saya sekitar lebih dari 450 peserta yang bergabung di Zoom.
Hadir Ketua Badan Pelaksana Harian (BPH) yang juga Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Dadang Kahmad, M.Si dan Rektor Uhamka, Prof. Dr. Gunawan Saputro dan seluruh jajaran rektorat, dekanat, guru besar, Prof. Dr. Yunan Yusuf sebagai dosen dan sejumlah mahasiswa, serta alumni.
Dalam momen pertemuan yang hangat itu, Rektor Uhamka dalam sambutannya mengatakan, tujuan silaturrahmi pasca puasa Ramadhan pada hakikatnya untuk mengeratkan kebersamaan, karena kebersamaan dapat menjadi solusi dalam mengatasi berbagai permasalahan umat dan bangsa.
Senada dengan Rektor, Prof Dadang Kahmad dalam sambutannya juga mengungkapkan bahwa silaturrahmi keluarga besar Uhamka harus menjadi momentum untuk memperkuat kebersamaan, kinerja sesama keluarga besar Uhamka sebagai lembaga Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) sehingga Uhamka menjadi PTM yang dapat berkiprah untuk Indonesia yang berkemajuan.
ADVERTISEMENT
Sejatinya, memperkuat silaturrahmi adalah agenda yang sangat penting dilakukan setelah menjalankan ibadah puasa selama satu bulan. Hal ini dilakukan untuk memperkuat kebersamaan dalam memelihara eksistensi semua hal, termasuk lembaga Pendidikan seperti Uhamka, karena membawa nama besar Prof. Dr. Hamka atau yang akrab kita sapa Buya Hamka sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama yang dikenal sebagai ilmuan, sastrawan, muballigh, bukan saja di Indonesia akan tetapi juga di dunia internasional.
Maka, ketokohan Buya Hamka harus menjadi perekat dalam meningkatkan hubungan silaturrahmi dengan semua kekuatan umat dan bangsa. Oleh karena itu menjadikan momentum Syawal untuk Indonesia yang berkemajuan dengan langkah ;
Pertama, memperkuat hubungan kasih sayang (silaturrahmi) sesama Civitas akademika dengan sejumlah lapisan masyarakat baik masyarakat perkotaan, pedesaan petani, karena pada umumnya penduduk Indonesia yang kehidupannya berasal dari petani. Apalagi sebagai negara agraris, kita harus saling memperkuat kohesivitas sosial, berupa kepedulian, kepekaan sosial antara masyarakat perkotaan dengan pedesaan di tengah kesulitan ekonomi akibat dampak pandemi Covid 19.
ADVERTISEMENT
Kedua, sebagai makhluk sosial manusia sebelum dilahirkan ke permukaan bumi telah membuat janji setia agar memperkuat hubungan silaturrahmi, namun manusia mengingkari janjinya sebagaimana firman Allah QS Ar-Ra’d ayat 25
وَٱلَّذِينَ يَنقُضُونَ عَهْدَ ٱللَّهِ مِنۢ بَعْدِ مِيثَٰقِهِۦ وَيَقْطَعُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِى ٱلْأَرْضِ ۙ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوٓءُ ٱلدَّارِ
"Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk.
Ketiga, kekuasaan menjadi media silaturrahmi, bukan sebaliknya merusak hubungan silaturrahmi, sebagaimana firman Allah QS Muhammad ayat 22-23
فَهَلۡ عَسَيۡتُمۡ اِنۡ تَوَلَّيۡتُمۡ اَنۡ تُفۡسِدُوۡا فِى الۡاَرۡضِ وَتُقَطِّعُوۡۤا اَرۡحَامَكُمۡ اُولٰٓٮِٕكَ الَّذِيۡنَ لَعَنَهُمُ اللّٰهُ فَاَصَمَّهُمۡ وَاَعۡمٰٓى اَبۡصَارَهُمۡ "
ADVERTISEMENT
"Apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan silaturrahmi atau kekeluargaan?. Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah lalu dibuat tuli (pendengarannya) dan dibutakan penglihatannya."
Keempat, kewajiban untuk memperbaiki dan memperkuat hubungan silaturrahmi,dengan dasar iman, berhijrah sebagaimana QS Al Anfal ayat 75.
وَالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا مِنۡۢ بَعۡدُ وَهَاجَرُوۡا وَجَاهَدُوۡا مَعَكُمۡ فَاُولٰۤٮِٕكَ مِنۡكُمۡؕ وَاُولُوا الۡاَرۡحَامِ بَعۡضُهُمۡ اَوۡلٰى بِبَعۡضٍ فِىۡ كِتٰبِ اللّٰهِؕ اِنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيۡمٌ “
"Dan orang-orang yang beriman setelah itu, kemudian berhijrah dan berjihad bersamamu maka mereka termasuk golonganmu. Orang-orang yang mempunyai hubungan silaturrahmi itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) menurut Kitab Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu"
ADVERTISEMENT
Kelima, salah satu tolok ukur kemajuan peradaban bangsa karena hubungan silaturrahmi yang dapat mencegah perpecahan, adu domba, fitnah seperti yang dilakukan para buzzer. Harus segera dihentikan karena kontra produktif dengan peradaban Indonesia yang berkemajuan.
Oleh sebab itu, Rasulullah SAW telah memerintahkan agar kita pelihara silaturrahmi yang baik karena dapat memanjangkan umur dan meluaskan rezeki sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
"Dari Ibnu Syihab dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa ingin lapangkan pintu rizqi untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahmi." (HR. Bukhari) [Shahih No.5986 Versi Fathul Bari]
ADVERTISEMENT