Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pesan untuk Santri Muhammadiyah Tasikmalaya
8 Juni 2022 13:49 WIB
Tulisan dari Amirsyah Tambunan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ahad, 5 Juni 2022. Saya mendapat kesempatan berkunjung dan memberikan ceramah di Pesantren Amanah Muhammadiyah Kota Tasikmalaya. Dalam kesempatan itu, saya berpesan agar santri selalu menghormati guru dan menjaga amanah.
ADVERTISEMENT
Di awal ceramah, saya sampaikan penyebab kemunduran ummat dikarenakan 2 (dua) hal. Pertama, karena ummat jauh dari ilmu pengetahuan atau malas belajar atau punya ilmu tapi tidak mengamalkan. Kedua, karena sibuk menumpuk harta kekayaan sehingga lupa berbuat kebajikan.
Karena itu para santri harus bangga dan bersyukur bisa menuntut ilmu dan menamatkan sekolah di pesantren, sehingga dapat menjadikan ilmu sebagai bekal dunia dan akhirat. Namun menarik apa yang disampaikan ketua PWM Jawa Barat, Bapak Kiyai Suhada yang menyebutkan bahwa kita semua harus selalu berjuang dan bersungguh-sungguh di jalan Allah, sehingga kaya di dunia, mati masuk surga.
Karena itu, saya mengajak agar semua pihak dapat memajukan amal usaha Muhammadiyah, diantaranya seperti pembangunan Mesjid Pesantren yang belum selesai. Maka tugas kita adalah memindahkan harta dan kekayaan yang dimiliki oleh orang-orang kaya harus didistribusikan kepada rakyat, termasuk memindahkan uang dari orang kaya ke masjid-masjid muhammadiyah.
ADVERTISEMENT
Karena itu, kalau kita yakin dan berjuang dengan ilmu serta jaringan, maka tidak ada yang mustahil, sebagai contoh ada lembaga zakat di Jakarta dengan platform digital bisa dapat 1 M per hari.
Saya juga menyampaikan, bahwa pengembangan pesantren Amanah Muhammadiyah ini sejalan dengan visi MUI yaitu : Khaira Ummah (Ummat Terbaik).
Untuk mencapai visi tersebut, ada 3 misi utama, yaitu menggerakan kepemimpinan kelembagaan, amar makruf nahi munkar, dan persatuan ummat atau ukhuwah islamiyah. Walau diterpa isu, di adu domba, ummat tetap konsisten mendukung MUI karena 70 ormas yang bergabung dalam MUI tetap kompak dan bersatu untuk memajukan bangsa dan negara.
Karena itu, jangan khawatir dan jangan cemas, beri kabar gembira, bahwa surga jannatul naim menanti jika kita berbuat kebaikan dan menolong agama Allah, jabatan di dunia hanya sementara.
ADVERTISEMENT
Di akhir ceramah, ada pertanyaan dari seorang Santri yang duduk di kelas 12 bernama Ocep Bambang Satria. Ia mempertanyakan dan mempersoalkan bahwa di media sosial, banyak perpecahan terjadi justru di antara umat islam. Dan banyak juga beredar berita bohong alias hoax. Ia lalu bertanya bagaimana cara kita agar tidak terpecah belah dan dapat memfilter mana yang benar dan yang salah di media sosial?
Saya lalu menjawab dengan mengutip Q.S Al-hujurat ayat 6; yang berpesan agar kita selalu bertabayyun. Kalau ada orang fasik membawa berita, periksa apa yang disampaikan, jangan sampai lalai dan akhirnya terjadi kegaduhan.
Yaman dan Afganistan terjadi perang saudara karena percaya berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Karena itu, Indonesia jangan sampai terjadi konflik dan mau diadu domba. Contoh soal vaksin dengan berita negatif, ternyata hampir 60 % berita bohong atau hoak, diantaranya vaksin berbahaya dll, ternyata tidak terbukti. Saya juga menyitir Fatwa MUI No 24 Tahun 2017 tentang bermuamalah di media sosial. Dalam Fatwa tersebut MUI mengharamkan perbuatan menyebarkan berita bohong, fitnah dan adu domba di media sosial.
ADVERTISEMENT
Di akhir ceramah, saya sampaikan setelah tamat dari pesantren, para santri hednaknya melanjutkan ke Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM). Kalau bukan warga Muhammadiyah yang membesarkan PTM siapa lagi, maka ranting dan cabang harus membesarkan PTM. Ditengah persaingan pasar, PTM bisa tumbuh dan bersaing.