Konten dari Pengguna

Jangan Cepat Percaya Pemimpin

Amirudin Mahmud
Sehari-hari saya bekerja sebagai guru sekolah dasar. Menulis menjadi bagian penting dalam keseharian sebagai iktiar berbagi kebaikan dan kebahagian.
6 Agustus 2024 8:22 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amirudin Mahmud tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kunci jadi pemimpin. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kunci jadi pemimpin. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah telah menjadwalkan penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada November 2024 mendatang. Pilkada akan dilakukan secara serentak untuk daerah-daerah yang masa jabatan kepala daerahnya berakhir pada tahun 2022, 2023, 2024, dan 2025.
ADVERTISEMENT
Sistem pemilihan kepala daerah secara serentak pada tahun 2024 merupakan yang kelima kalinya diselenggarakan di Indonesia, serta merupakan yang pertama kalinya melibatkan seluruh provinsi, kabupaten, dan kota di Indonesia, terkecuali provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang gubernurnya tidak dipilih.
Sekarang banyak tokoh daerah yang tebar pesona, melakukan sosialisasi diri. Mereka memasang spanduk di banyak titik dan lokasi, memperkenalkan diri dan menyampaikan visi dan misi. Mereka menyatakan siap maju mengikuti Pilkada. Menawarkan program dan janji-janji pada khalayak ramai. Slogan politik pun bertebaran di pinggir-pinggir jalan.
Partai-partai sedang menimbang-nimbang siapa yang pantas dicalonkan. Menyeleksi siapa yang kemungkinan menangnya tinggi. Para pemimpin Parpol aktif melakukan lobi-lobi politik guna merumuskan dan menyepakati koalisi dan pasangan calon.
ADVERTISEMENT
Sebab menurut Peraturan Komisi Pemilihan Umum No. 8 Tahun 2024 seorang dapat dicalonkan menjadi calon Gubernur-Wakil Gubernur, Wali kota-Wakil Wali kota atau Bupati-Wakil Bupati jika diusung oleh partai atau gabungan koalisi partai.
Slogan, jargon dan visi-misi bakal calon terpampang di jalan-jalan. Mereka berupaya mensosialisasikan apa yang akan diupayakan jika terpilih menjadi pemimpin daerah. Para bakal calon itu meyakinkan masyarakat bahwa kehadiran mereka akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
Mereka menjanjikan lapangan pekerjaan, pendidikan berkualitas, layanan kesehatan gratis, pupuk murah, sembako terjangkau, mengentas kemiskinan dan lainnya. Mereka seakan menjanjikan angin surga. Mewujudkan daerah yang sejahtera, adil dan makmur.
Jika mengacuh pada kepemimpinan nabi Muhamad SAW, dalam kajian tarikh atau sejarah Islam, sedikitnya ada 6 hal yang dapat dipelajari dari kepemimpinan beliau. Pertama, memimpin dengan Kecerdasan spiritual, intelektual dan emosional yang sangat baik.
ADVERTISEMENT
Nabi Muhammad SAW sebelum diangkat sebagai seorang nabi, beliau melakukan proses pencarian ilmu dan pemantapan spiritual dengan cara ‘uzlah di gua Hira. Di gua Hira ini sang rasul melakukan perenungan diri dan pemantapan spiritual, sosial dan emosional. Sehingga setelah diangkat menjadi nabi, beliau memiliki kedalaman spiritual, sosial dan emosional. Hal inilah yang menjadikannya sabar, tabah dan tahan banting dalam menghadapi berbagai macam tantangan serta agitasi dari kafir quraisy.
Dengan kedalaman spiritual inilah, Rasulullah mampu memimpin para sahabatnya dengan baik. Di samping itu, beliau memilki kecerdasan intelektual terkait dengan ilmu pengetahuan dan agama yang dibawanya dan kecerdasan emosional yaitu kecerdasan mengelola emosi dan perasaannya, seperti memiliki kesabaran, ketabahan, pemaaf dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Kedua, memimpin dengan kepedulian dan kasih sayang terhadap bawahan. Dalam banyak riwayat dijelaskan bahwa Rasul saw sangat sayang dan peduli kepada sahabat-sahabatnya dalam semua keadaan. Rasul saw memberikan perhatian yang serius dalam memberikan pelayanan kepada umatnya.
Sebagian besar waktu beliau berikan untuk melayani sahabatnya. Jika ada sahabatnya yang tidak kelihatan di masjid, beliau menanyakannya. Jika sakit dijenguknya. Pelayanan maksimal inilah menjadikan para sahabat merasa dihargai dan dihormati. Beliau sangat memikirkan keadaan sahabat-sahabatnya baik kehidupan di dunia apalagi di akhirat.
Ketiga, memimpin dengan ketegasan dan keadilan. Selain memiliki sifat yang pemaaf, pemurah, kasih sayang dan lemah lembut, Rasul saw juga memiliki ketegasan terhadap penyimpangan dan penyelewengan khususnya bila hal itu berhubungan dengan penyimpangan terhadap hukum-hukum Allah dan aturan kemasyarakatan yang telah disepakati.
ADVERTISEMENT
Rasul tidak segan-segan untuk merajam orang yang berzina, Rasul tidak segan-segan untuk memerangi orang Yahudi yang berkhianat. Rasul tidak segan-segan untuk memotong tangan orang yang mencuri. Rasul marah terhadap orang yang menyebarkan fitnah, Rasul marah terhadap sahabat yang berusaha menghidupkan panatik jahiliah kekabilahan. Rasul marah terhadap para sahabat yang tidak taat kepadanya dalam perang Uhud dan masih banyak lagi riwayat yang menjelaskan ketegasan Rasul saw.
Keempat, memimpin dengan keteladanan. Rasul saw memimpin sahabatnya dengan keteladanan. Beliau memiliki sifat dan akhlak yang mulia, seperti jujur, tepercaya, tanggung jawab, dan perilaku yang indah. Apa yang akan beliau sampaikan beliau terlebih dahulu mengerjakannya.
Kelima, memimpin dengan pemberdayaan. Dakwah Rasul saw menjadi besar dan tersebar ke seluruh pelosok jazirah Arab berkat pemberdayaan Rasul terhadap para sahabatnya yang mumpuni. Diriwayatkan bahwa Rasul mengirimkan guru ngaji ke seluruh wilayah jazirah Arabiyah.
ADVERTISEMENT
Di samping itu Rasul mengangkat beberapa utusan untuk mendatangi raja-raja, mengirimkan ekspedisi ke beberapa wilayah, dan masih banyak lagi contoh-contoh pemberdayaan yang dilakukan oleh Rasul saw kepada sahabatnya.
Keenam, memimpin dengan keberanian. Di antara sifat kepemimpinan Rasul yang menonjol adalah keberaniannya dalam mengambil keputusan dan menghadapi semua kemungkinan-kemungkinan terburuk dari keputusan tersebut.
Dalam tempo 23 tahun dakwahnya, banyak keputusan-keputusan besar yang diambil Rasul dalam memimpin umatnya, seperti dakwah dengan terang-terangan, berhijrah ke Madinah, melakukan beberapa peperangan, mengadakan perjanjian-perjanjian, mengirimkan sariyyah, ekspedisi, menaklukkan kota Makkah dan lainnya. Semuanya itu karena keberanian beliau dalam mengambil keputusan pahit sekalipun.
Terkait dengan kepemimpinan Nabi Muhamad SAW juga dikenal 4 sifat wajib bagi rasul. Keempatnnya adalah siddiq, amanah, tablig dan fatonah. Siddiq itu benar atau jujur. Amanah berarti dipercaya mengemban tanggungjawab. Tablig bisa menyampaikan, komunikatif. Fatonah memiliki kecerdasan. Keempat sifat mulia itu kudu dimiliki oleh pemimpin.
ADVERTISEMENT
Selain hal-hal di atas, menurut saya memilih pemimpin butuh rekam jejak. Tidak cukup sekadar bahwa yang bersangkutan orang baik, berpendidikan dan pintar, merakyat, sederhana dan sifat positif lainnya. Yang paling penting justru rekam jejak dan pengalamannya saat memimpin sebelumnya. Sebab orang itu akan diuji saat dia berkuasa. Saat jadi kepala daerah apa masih jujur? Ketika menjadi Bupati apa masih merakyat? Setelah jadi Presiden apa masih hidup sederhana. Begitu seterusnya.
Tentang rekam jejak politik tunggu sampai kekuasaan berakhir. Husnul khotimah dalam politik sepatutnya menjadi pertimbangan. Banyak pemimpin yang justru tak mampu memberikan teladan untuk kepemimpinan setelahnya. Tidak sedikit pemimpin yang di akhir kepemimpinannya justru melenceng dari janji-janji yang diucapkan sebelumnya. Awalnya jujur akhirnya korupsi. Semula peduli dengan rakyat akhirnya sebatas memperjuangkan kepentingan keluarga.
ADVERTISEMENT
Nah, jelang Pilkada mendatang jangan cepat percaya pada calon pemimpin. Sekali lagi teliti riwayat dan rekam jejak. Jangan teperdaya dengan orang baik, tak sedikit orang baik juga sangat baik dalam menipu. Jangan teperdaya dengan orang pintar, tak jarang orang pintar yang tak pintar bersikap dan bertindak.
Jangan teperdaya dengan orang jujur, sebab ada orang jujur bodoh yang selalu tertipu. Alhasil, hati-hati. Sebagai rakyat jangan sampai tertipu di ajang Pilkada November mendatang. Gunakan akal sehat tentukan pilihan. Ingat pilihan kita menentukan lima tahun ke depan. Waallahu alam bishawab.