news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menghadapi Resesi Bersama UMKM

amirul nasikhi Subkhi (Amirul subkhi)
saya adalah seorang mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri Malang yang memiliki kegemaran mengulas beberapa hal yang berkaitan dengan perekonomian khususnya yang ada di Indonesia
Konten dari Pengguna
5 Maret 2023 18:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari amirul nasikhi Subkhi (Amirul subkhi) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Akhir 2022 dan awal 2023 banyak beredar isu terkait resesi yang akan terjadi pada 2023, isu itu ramai dibicarakan di media social. Lalu apa sebenarnya resisi itu? Resesi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan dimana perputaran ekonomi suatu negara berubah menjadi lambat atau buruk. Perputaran ekonomi yang melambat ini bisa berlangsung cukup lama bahkan tahunan akibat dari pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) suatu negara menurun selama dua kuartal dan berlangsung secara terus menerus. Selain itu resesi juga bisa dilihat dari menurunnya jumlah pendapatan, Produksi industri, lapangan kerja, sampai kegiatan penjualan barang, baik itu yang dilakukan secara eceran maupun grosiran.
ADVERTISEMENT
Setelah mengetahui bahwa resesi adalah suatu kondisi yang mana perkembangan ekonomi dalam suatu negara mengalami penurunan yang signifikan, maka kita harus mengetahui apa saja penyebab terjadinya resesi. Ada banyak hal yang menyebabkan terjadinya resesi antara lain inflasi, deflasi berlebih, gelembung asset pecah, guncangan ekonomi meledak, perkembangan teknologi, tidak seimbangnya produksi dan konsumsi, pengagguran yang tinggi, pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan selama dua kuartal berturut-turut dan juga impor yang lebih besar daripada ekspor.
Lalu apa saja dampak resesi ini? Resesi merupakan hal yang ditakutkan banyak negara di dunia, pasalnya hal tersebut mempunyai dampak yang buruk pada kesejahteraan masyarakat. Salah satu dampak yang paling buruk adalah meningkatnya jumlah pengangguran karena banyaknya perusahaan yang tidak memenuhi target dan berdampak mengurangi jumlah pekerjanya. Ketika banyak pengangguran maka daya beli masyarakat akan berkurang cukup signifikan yang menyebabkan kemerosotan bisnis.
ADVERTISEMENT
Resesi juga berdampak pada hilangnya beberapa asset yang dimiliki misalnya rumah, kendaraan yang terpaksa harus dijual karena kebutuhan yang mendesak, selain itu pada orang-orang yang baru menyelesaikan pendidikan dan baru akan memasuki dunia kerja, mereka akan kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan karena banyak perusahaan yang akan mengurangi jumlah pekerjanya.
Menanggapi berbagai isu terkait resesi 2023 kita harus waspada dan memikirkan apa solusi atau upaya menghadapi resesi itu apabila benar-benar terjadi. Berkaca pada pandemi covid 19 kemarin ada banyak upaya untuk bertahan atau survive dari kondisi perekonomian yang tidak stabil. Salah satu yang cukup menjadi daya Tarik adalah UMKM atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Menurut Kementerian Kordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia dalam Siaran Pers HM.4.6/553/SET.M.EKON.3/10/2022 menyebutkan bahwa Peran UMKM sangat besar untuk pertumbuhan perekonomian Indonesia, dengan jumlahnya mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha. Kontribusi UMKM terhadap PDB juga mencapai 60,5%, dan terhadap penyerapan tenaga kerja adalah 96,9% dari total penyerapan tenaga kerja nasional. Pada masa pandemic memang kondisi para pelaku UMKM cukup terdesak, tetapi merekpa masih bisa bertahan dan bangkit dengan berbagai upaya, salah satunya juga didukung dengan bantuan pemerintah seperti peminjaman modal, subsidi, KUR, dan permodalan lainnya.
ADVERTISEMENT
Jika melihat dari kejadian pada saat pandemi covid 19, peranan UMKM dalam menghadapi gejolak dalam ekonomi cukup baik. Lalu apa kaitannya dengan resesi? UMKM juga bisa menjadi sarana alternatif di saat resesi terjadi, sebuah cara untuk bertahan di tengah ketidakstabilan kondisi perekonomian dengan banyaknya PHK, pengangguran dan kesulitan mendapatkan pekerjaan mungkin UMKM akan mejadi solusi. UMKM dinilai menjadi solusi karena merupakan sebuah usaha yang minim modal, pengelolaan relatif mudah dan yang diproduksi mayoritas adalah kebutuhan sehari-hari misalnya makanan ataupun jasa yang pastinya setiap orang akan membutuhkan itu setiap harinya, dengan diiringi kemajuan teknologi tentunya pelaku UMKM akan lebih berkembang lagi, misalnya pemasaran via online, itu akan sangat berpengaruh sekali apalagi saat ini setiap orang menginginkan yang cepat, simple, dan praktis. Tetapi tentu tak hanya peran pelaku UMKM saja yang dibutuhkan di sini, peranan dari pemerintah juga sangat di perlukan. Beberapa peranan pemerintah yang diperlukan adalah terkait kebijakan permodalan dan juga subsidi, misalnya KUR Bank, Kredit dengan bunga minim, dan permodalan lainnya yang memudahkan pelaku UMKM mendapatkan modal tersebut untuk mengembangkan usahanya, tak hanya itu peranan pemerintah juga bisa dengan mengadakan pelatihan keahlian, misal membuat kerajinan, keahlian teknik, keahlian pemasaran digital dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Adanya UMKM akan mengurangi pengangguran dan juga akan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat yang belum bekerja atupun kehilangan pekerjaannya mengingat di masa resesi sangat dimungkinkan akan terjadi pemutusan hubungan kerja dan sulitnya mendapatkan sebuah pekerjaan, sedangkan kehidupan akan terus berjalan yang tentunya setiap harinya pasti ada kebutuhan yang harus terpenuhi. Apabila kita kehilangan pekerjaan atau kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan apa salahnya untuk kita membuat sebuah lapangan pekerjaan baru dan terus berusaha serta berinovasi dengan sumber daya yang kita miliki. Selamat dan semangat berjuang untuk para tulang punggung keluarga.
Amirul Nasikhi Subkhi, mahasiswa ekonomi pembangunan UM.
Gambaran kondisi pasar di Ponorogo jawa timur dengan para perilaku UMKM (sumber: foto by amirul nasikhi)