Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Road Trip 10 Hari Menjelajahi Semenanjung Balkan
13 Maret 2020 18:27 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Amita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Berkendara dengan mobil keliling Balkan (Sumber: Pixabay/Erika Wittlieb)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1584069155/pq4txrbfhzh0tf6s0aah.jpg)
ADVERTISEMENT
Bagi Anda pecinta travelling, pernahkah Anda berangan-angan untuk berkeliling mengendarai mobil menikmati keindahan negara-negara Balkan yang terletak di Eropa bagian timur?
ADVERTISEMENT
Kali ini saya akan berbagi pengalaman kami sekeluarga ketika berkeliling dengan mengendarai mobil ke negara-negara Balkan atau yang dikenal juga dengan istilah Semenanjung Balkan (The Balkan Peninsula). Perjalanan ini kami mulai dan akhiri di Sofia, ibu kota dari negara Bulgaria, menjelang akhir musim semi pada tahun 2017 lalu.
Sofia, Bulgaria
Dari Sofia, tujuan pertama kami adalah ke Zagreb, Kroasia. Perjalanan dari Sofia menuju Zagreb membutuhkan waktu kurang lebih 8,5 jam. Untuk menuju Zagreb, kami harus melewati Beograd, Serbia, karena Beograd memang berada di tengah-tengah antara Sofia dan Zagreb. Oleh karena itu, kami berencana rehat sejenak di Beograd sekadar untuk bersantai sembari menikmati kota kelahiran petenis dunia, Novak Djokovic.
Oh iya, apabila Anda tidak memiliki mobil, jangan khawatir, Anda bisa menyewa mobil di Sofia cukup dengan menunjukkan identitas diri dan SIM internasional serta membayar sejumlah uang deposit. Tempat penyewaan mobil yang Anda bisa pertimbangkan adalah: Hertz, Top Rent A Car, dan lain-lain. Beberapa penyewaan mobil bahkan memberi kemudahan dalam mengembalikan mobilnya di kota atau negara yang berbeda dari tempat awal Anda menyewa mobil tersebut.
Beograd, Serbia
Setelah berkendara selama 4,5 jam, kami memutuskan untuk mampir sebentar di ibu kota Yugoslavia pada era sebelum 1990-an ini. Dalam perjalanan menuju Beograd, kami banyak melewati pemandangan gunung-gunung batu yang tinggi. Bahkan, ada juga beberapa sisi gunung yang dijadikan terowongan jalan raya.
Di Beograd, kami menyempatkan diri untuk mengunjungi benteng Beograd yang terkenal dengan nama Kalemegdan. Kalemegdan adalah daerah tertua di Beograd dan di tempat inilah Kota Beograd bermula dan berkembang berabad-abad lamanya.
Zagreb, Kroasia
Setelah cukup beristirahat, kami melanjutkan perjalanan menuju Zagreb. Perjalanan dari Beograd ke Zagreb membutuhkan waktu sekitar 4 jam melalui jalan tol yang sangat mulus dan tentunya tidak ada macet. Kota tua (centrum/old town) Zagreb, terbagi menjadi dua, yaitu Upper Town (Gornji Grad) dan Lower Town (Donji Grad). Uniknya, kedua wilayah ini dihubungkan dengan kereta kabel (funicular) terpendek di dunia yang hanya berjarak 66 meter.
Sesampai di Zagreb, kami menginap di sekitar Lower Town. Esoknya, kami mengunjungi beberapa tempat yang menarik seperti Gereja St. Mark, Gereja Katedral Zagreb, Museum Patah Hati (Museum of Broken Relationship), Alun-alun Jelačić, Pasar Dolac, dan lain sebagainya. Sebagian besar tempat yang kami kunjungi tersebut terletak di Upper Town.
Upper Town ini berada di area perbukitan dan jalan menuju ke sana cukup menanjak. Para pejalan kaki bisa menyusuri jalan menanjak ini sambil menikmati suasana kota tua Zagreb, atau naik menggunakan funicular. Jika lelah berjalan kaki, Anda juga bisa mampir di salah satu restoran atau kafe di sepanjang jalan yang menyajikan berbagai makanan khas Kroasia yang menggugah selera.
Sarajevo, Bosnia-Herzegovina
Setelah menghabiskan dua malam di Zagreb, perjalanan berlanjut ke Sarajevo, Bosnia-Herzegovina. Bosnia-Herzegovina adalah negara yang cukup unik karena terdiri dari dua negara federasi, yaitu Federasi Bosnia-Herzegovina dan Republik Srpska. Yang menarik ketika melintas perbatasan Kroasia-Bosnia, kami disambut dengan papan besar bertuliskan “Welcome to Republic of Srpska.” Ternyata, perbatasan yang kami lewati tersebut merupakan perbatasan yang berada di wilayah Srpska.
Sesampai di Sarajevo, kami berkesempatan untuk mengunjungi kota tua (Stari Grad) dan pasar tua yang dinamakan Gazi-Husrev Beg Bezistan. Pasar ini merupakan pasar terbesar kedua peninggalan Kerajaan Ottoman setelah Grand Bazaar di Istanbul. Di area kota tua ini juga masih terlihat bekas tembakan ketika perang Bosnia dulu di beberapa tembok bangunan dan jalan.
Satu tips dari saya, ketika berkeliling di kota tua, jangan lupa untuk mampir di kedai kopi lokal dan menyeruput kopi yang disajikan dengan gelas khas Turki.
Mostar, Bosnia-Herzegovina
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Masih di wilayah Bosnia-Herzegovina, perjalanan kami lanjutkan ke Mostar, sekitar dua jam dari Sarajevo. Perjalanan menuju Mostar sangat indah karena melewati banyak pegunungan batu besar yang berdampingan dengan sungai besar yang cukup panjang. Apabila memungkinkan, saya sangat menyarankan Anda untuk berhenti sejenak di kawasan ini untuk sekedar menikmati pemandangan dan sekaligus mengabadikannya di foto.
Dulunya, Mostar adalah ibu kota dari Herzegovina sebelum bergabung dengan Bosnia. Mostar terkenal dengan Jembatan Mostar (Stari Most). Jembatan ini merupakan peninggalan Kerajaan Ottoman yang dibangun pada tahun 1556. Stari Most membentang di atas Sungai Neretva yang membelah kota menjadi dua bagian, yaitu bagian timur yang didiami oleh etnis Bosnia yang kebanyakan beragama Islam dan bagian barat yang didiami oleh etnis Kroasia.
Bagi Anda yang menggemari wisata kuliner, saya sangat merekomendasikan Anda untuk mencoba “plestkavitsa”, sejenis daging steak yang dimasak dengan rempah khas Balkan. Sebenarnya, plestkavitsa juga dapat ditemui di negara-negara Balkan lainnya, hanya saja restoran di Bosnia kebanyakan menyajikan daging yang halal karena banyak penduduk yang Muslim.
Blagaj Tekija, Bosnia-Herzegovina
Berkendara dari Mostar ke Blagaj Tekija membutuhkan waktu kurang lebih selama 20 menit. Sesampai di Blagaj Tekija, kami sangat terkesima akan keindahan alam dan ketenangan yang disuguhkan. Pada tahun 1520, Kerajaan Ottoman membangun sebuah rumah di pinggir tebing yang mengalir Sungai Buna di bawahnya. Rumah yang tadinya digunakan untuk merenung bagi para ulama sufi di zaman itu, kini menjadi salah satu museum peninggalan Kerajaan Ottoman yang banyak dikunjungi turis asing.
ADVERTISEMENT
Hari semakin siang, azan zuhur berkumandang dari ruang salat yang terletak di lantai dasar rumah tersebut. Setelah selesai menunaikan salat zuhur, kami bersantap siang di sebuah restoran yang terletak di dekat rumah tersebut. Uniknya, mereka menawarkan pengalaman baru dalam menyantap makanan, yakni bersantap dengan kaki terendam aliran air Sungai Buna.
Restoran ini memang sengaja membuat lantainya terendam air sungai sehingga para pengunjung dapat merasakan kesejukan dari air Sungai Buna. Bunyi aliran air yang cukup deras dan suara air terjun kecil juga membuat suasana alam di sini terasa sangat menenangkan, dipadukan dengan cuaca yang cukup cerah dan hawa yang sejuk.
Dubrovnik, Kroasia
Kota kedua di Kroasia yang kami kunjungi adalah Dubrovnik, sekitar 2,5 jam perjalanan dari Blagaj Tekija. Mengapa kami kembali ke Kroasia? Wilayah Kroasia memang terbagi menjadi dua dan keduanya terpisah satu sama lain. Zagreb terletak di bagian utara Kroasia, sedangkan Dubrovnik terletak di bagian selatan. Dubrovnik adalah salah satu destinasi utama pariwisata di Semenanjung Balkan.
Dubrovnik dahulunya merupakan sebuah kota benteng yang berbatasan langsung dengan Laut Adriatik. Arsitektur kota ini masih sangat terawat dan indah sehingga dijadikan lokasi untuk syuting film terkenal Game of Thrones. Banyak sekali tur dan tempat-tempat yang bernuansa Game of Thrones di tempat ini.
Di antara seluruh kota di Balkan, Dubrovnik termasuk yang paling mahal bagi turis. Namun, mengingat keindahan dan arsitek memukau yang ditawarkan kota ini, masih banyak turis yang berkunjung ke Dubrovnik. Saking tersohornya kota ini, di tahun 2018 pemerintah setempat terpaksa membatasi jumlah turis yang dapat berkunjung ke Dubrovnik.
Budva, Montenegro
Montenegro berasal dari kata monte (mountains/pegunungan) dan negro (black/hitam). Sepanjang perjalanan dari Dubrovnik menuju Budva, kami disuguhi pemandangan yang sangat menakjubkan dari Black Mountains. Jalan yang diaspal mulus dan kanan kiri tebing-tebing Black Mountains membuat kami terpana dan tidak terasa lelah meskipun telah menghabiskan banyak waktu di jalan.
ADVERTISEMENT
Di Budva, kami mengunjungi kota tua (centrum) dan Pantai Greco. Kota tua terletak di dalam benteng yang disebut citadel. Citadel ini dahulunya juga merupakan sebuah benteng pertahanan yang dimaksudkan untuk menangkal serangan dari laut. Pada zaman itu, memang Eropa masih berbentuk kerajaan dan kota-kota di sekitar pantai adalah kota benteng yang berfungsi untuk melindungi serangan musuh.
Selain menikmati kota tua, Anda juga bisa merasakan nuansa pantai di kota ini, karena kota ini memiliki bibir pantai yang cukup panjang. Di balik benteng kota tua ini Anda juga bisa menikmati suara deburan ombak yang memecah karang, disertai pemandangan benteng dan gereja kecil tua yang menakjubkan.
Kotor, Montenegro
ADVERTISEMENT
Keesokan harinya kami mengunjungi sebuah kota yang bernama cukup unik bagi orang Indonesia, yakni Kotor. Kota Kotor hanya berjarak sekitar 13 kilometer dari Kota Budva dan merupakan sebuah kota yang terletak di tengah deretan pegunungan Black Mountains. Ketika kami di sana, awan terlihat sangat dekat seakan-akan menyelimuti gunung-gunung sekitar.
Kotor tidak jauh berbeda dengan Dubrovnik dan Budva, merupakan sebuah kota tua yang dilindungi benteng besar yang kokoh. Selain itu, bagi Anda yang punya hobi hiking, Anda juga dapat menaiki gunung di sebelah benteng dengan menaiki tangga menuju puncak gunung tersebut. Dari sini Anda dapat menikmati pemandangan Kota Kotor dari atas bukit, serta sungai besar dan gunung batu yang menjulang.
Saatnya Pulang
ADVERTISEMENT
Setelah 10 hari berkeliling Balkan, saatnya kami kembali ke Sofia, Bulgaria. Kali ini kami menempuh perjalanan cukup panjang selama 12 jam dari Budva menuju Sofia. Kami sempat berhenti sejenak untuk makan malam di Kota Niš, Serbia, sebelum melanjutkan perjalanan ke Sofia.
Satu hal yang sangat berkesan bagi kami sekeluarga adalah kehangatan dan keramahan masyarakat Balkan yang kami jumpai di setiap kota. Semoga suatu saat nanti, Anda para pembaca juga berkesempatan merasakan keindahan dan keramahan negara-negara Balkan tersebut.