Konten dari Pengguna

Kincir Pintar, Media Multisensori untuk Meningkatkan Minat & Fokus Membaca Anak

Amna Fathi Laylia
Saya seorang Mahasiswa yang sedang menempuh study di prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Brawijaya.
10 Juni 2024 10:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amna Fathi Laylia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Media Kincir Pintar, sumber: foto didapat dari Dokumentasi dokumentasi pribadi pada kegiatan observasi.
zoom-in-whitePerbesar
Media Kincir Pintar, sumber: foto didapat dari Dokumentasi dokumentasi pribadi pada kegiatan observasi.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Membaca pada dasarnya merupakan salah satu dari empat kemampuan berbahasa yang mendasar dan fundamental yang harus dikuasai oleh setiap orang sejak dini lagi. Tarigan (2008) mendefinisikan membaca sebagai suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui meida kata atau bahasa tulis. Pengertian lainnya, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) membaca diartikan sebagai suatu kegiatan melihat dan juga memahami isi pada apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati. Menurut berbagai sumber yang didapat, rata-rata usia yang dianjurkan untuk mulai belajar membaca adalah pada anak-anak usia 4-8 tahun di mana pada usia tersebut anak-anak mulai mengerti apa yang dibacakan atau disampaikan oleh orang tua dan juga dapat memahami beberapa kalimat-kalimat sederhana dengan jelas. Anak-anak usia ini pun sudah memiliki daya ingat yang baik untuk membaca atau mengeja tulisan-tulisan sederhana.
ADVERTISEMENT
Terlebih pada usia 8 tahun ke atas, anak-anak cenderung dapat lebih memahami teks bacaan yang kompleks seperti buku ensiklopedia anak. Meskipun pada kenyataannya, setiap anak memiliki kemampuan dan perkembangan kognitif yang berbeda-beda antara satu anak dengan lainnya, tentu sebagai orang yang lebih dewasa, baik orang tua, pengasuh, atau guru harus memantau perkembangan si anak dan menyesuaikan metode belajar membaca yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan si anak. Namun, seringkali dijumpai beberapa anak yang mengalami kesulitan dalam proses belajar membaca. Beberapa faktor seperti gangguan alat bicara, kondisi fisik yang belum matang secara sempurna, kurangnya rangsangan perkembangan kognitif pada anak, maupun faktor-faktor psikologis seperti motivasi dan minat membaca yang kurang. Terlebih bagaimana usaha atau metode yang harus dilakukan untuk membuat si anak fokus membaca sesuai dengan minat bermain yang lebih sering disukai oleh anak-anak. Banyak cara-cara sederhana yang sebenarnya dapat diterapkan untuk menggali fokus dan minat anak untuk membaca. Salah satunya adalah dengan mengeksplorasi dan menggabungkan kegiatan membaca dengan media sensorik motorik, sebuah pendekatan multisensori yang mengintegrasikan gerakan tubuh, sentuhan, dan persepsi visual dalam proses belajar anak.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, menggunakan Kincir Pintar berbahan dasar kardus dan kertas yang dapat dibuat sendiri oleh orang tua, yang di desain dengan kumpulan angka dan huruf yang disusun melingkar dan dapat diputar seperti kincir angin, yang akan merangsang anak untuk lebih tertarik dengan media baca tersebut. Media Kincir Pintar ini kemudian dapat dipadukan dengan media-media visual lain seperti gambar, video animasi, atau mainan yang melatih sensorik dan motorik anak.
Media flash card, sumber: foto diambil dari hasil dokumentasi pribadi pada kegiatan observasi.
Penggunaan media Kincir Pintar ini pun cukup mudah dengan kolaborasi media lain seperti gambar, plastisin atau clay, kelereng, dan flash card huruf yang sudah didesain. Anak akan diminta untuk memutar Kincir Pintar dan melihat huruf yang muncul pada lingkaran paling atas. Kemudian, anak akan diminta menyusun kata sederhana dari huruf yang muncul dan mengejanya.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, anak diminta untuk membentuk huruf dari kata yang telah disusun menggunakan media plastisin atau kelereng. Lalu kemudian, minta anak untuk membaca kalimat sederhana yang berhubungan dengan kata yang sudah anak susun dengan media gambar sebagai pendukung agar anak lebih tertarik lagi untuk membaca. Metode ini sudah dapat dibuktikan dan berhasil diterapkan kepada anak-anak di salah satu Panti Asuhan di kota Malang. Anak-anak lebih bersemangat untuk mengeksplorasi bahan bacaan dengan bantuan media Kincir Pintar, sebab dari pada hanya monoton belajar membaca, anak juga akan menemukan keseruan bermain dengan media clay, kelereng, maupun flash card. Pengawasan orang tua juga diperlukan untuk memb
uat suasana belajar anak menjadi lebih asik. Anak juga dapat diajak dalam proses pembuatan Kincir Pintar agar dapat menambah pengalaman dan juga rasa ingin tahu anak dalam belajar membaca.
ADVERTISEMENT