Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Akhlak dalam Islam dan Kedudukannya yang Perlu Dipahami Umat Islam
10 Januari 2023 16:52 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Akhlak adalah salah satu hal yang harus diperhatikan terutama dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap Muslim diwajibkan memiliki akhlak yang baik dan menjauhi yang buruk. Pasalnya, nilai seseorang di hadapan Allah SWT dan makhluk-Nya ditentukan dari akhlak.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Strategi Pendidikan Akhlak dalam Keluarga susunan Asnawi, kelakuan yang ditampilkan seseorang dalam kehidupan akan mempengaruhi kepada sesuatu tabiat, yaitu kebiasaan yang telah menyatu dalam pribadinya.
Tabiat menjadi cerminan seseorang apakah ia memiliki akhlak terpuji atau tercela dalam segala aspek kehidupan. Karenanya, penting bagi seorang Muslim untuk memahami bagaimana kedudukan akhlak dalam Islam .
Pengertian Akhlak
Masih dari sumber yang sama, kata akhlak berasal dari bahasa Arab, yakni bentuk jamak dari “khuluqun” yang bermakna budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Sedangkan secara istilah, akhlak adalah sifat seseorang yang telah melekat dan biasanya akan tercermin dari perilakunya.
Perapan akhlak terhadap sesama manusia biasanya dimotivasi oleh dua aspek, yaitu internal dan eksternal. Aspek internal adalah manusia sebagai makhluk berakal dan memiliki perasaan akan melahirkan daya intelektual serta emosional yang bernilai kebaikan.
ADVERTISEMENT
Sedangkan aspek eksternal, akhlak yang terbentuk dalam diri manusia dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia berada. Dalam hal ini, lingkungan menjadi faktor yang mendasari pembentukan akhlak seseorang.
Kedudukan Akhlak dalam Islam
Merujuk pada buku Keluarga dan Akhlak dalam Islam karya Fahd Salem Bahammam, kedudukan akhlak dalam Islam terbagi menjadi 3 perkara.
1. Tujuan Utama Diutusnya Nabi Muhammad SAW
Allah SWT memberi anugerah kepada orang beriman dengan mengutus Rasulullah SAW untuk mengajarkan Al-Quran dan menyucikan manusia. Yang dimaksud menyucikan adalah membersihkan hati mereka dari syirik serta akhlak tercela seperti dendam, iri hati, perkataan dan perbuatan kebiasaan buruk.
Kesimpulannya, salah satu sebab diutusnya Muhammad sebagai nabi adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Allah berfirman:
“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata”. (QS. Al-Jumuah: 2)
ADVERTISEMENT
2. Bagian yang Tak Terpisahkan dari Iman
Akhlak dan iman adalah bagian yang tak boleh dipisahkan. Sebab, iman adalah dasar dari akhlak seseorang. Jika memiliki tingkat keimanan yang baik, secara otomatis akhlak orang tersebut juga akan baik.
Ketika Rasulullah ditanya, "Siapakah orang beriman yang paling utama imannya?" Beliau menjawab, "Yang paling baik akhlaknya." (HR. At-Tirmidzi, no. 1162 dan Abu Dawud, no. 4682)
3. Berkaitan dengan Semua Ibadah
Allah selalu memiliki maksud baik dari setiap perintah ibadah kepada hamba-Nya. Jika menjalankan perintah tersebut, akhlak baik akan tumbuh dalam diri seseorang.
Salah satu contohnya adalah perintah shalat yang tertuang dalam surat Al-Ankabut ayat 45, “Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar”.
Contoh lain adalah perintah menjalankan puasa agar menjadi orang yang bertakwa, seperti dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 183. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
ADVERTISEMENT
(ANS)