Kenapa Babi Diharamkan dalam Islam? Ini Alasannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
27 September 2021 16:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Babi. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Babi. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Babi merupakan hewan yang sudah jelas diharamkan untuk dikonsumsi dalam Islam. Tidak hanya dagingnya, seluruh bagian yang dihasilkan babi juga diharamkan oleh Allah SWT. Lalu, kenapa babi diharamkan dalam Islam?
ADVERTISEMENT
Sesuatu yang diharamkan oleh Allah untuk hambanya sudah pasti ada mudaratnya. Melansir buku Ternyata Kita Tak Pantas Masuk Surga karya H. Ahmad Zacky El-Syafa, babi dinilai menyimpan sekian banyak jenis kuman dan cacing yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Larangan Allah tentang mengonsumsi babi jelas tercatat di beberapa surat dalam Alquran. Salah satunya surah Al-Maidah ayat 3 yang artinya:
"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala." (QS. Al-Maidah: 3).

Kenapa Babi Diharamkan dalam Islam?

Babi. Foto: Unsplash
Meringkas buku Nikmatnya Ibadah oleh H. Ahmad Zacky El-Syafa, Allah melarang kita memakan babi karena merupakan binatang yang sangat rakus. Tidak ada hewan yang dapat menandingi nafsu makan babi. Mereka memakan semua makanan yang berada di depannya.
ADVERTISEMENT
Babi juga memakan kotoran apapun yang ada di depannya. Entah yang berasal dari manusia, hewan, atau tumbuhan, bahkan memakan kotorannya sendiri. Babi juga memakan sampah, barang busuk, dan tanah.
Efek negatif dari memakan daging babi adalah kulit akan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Dalam sebuah penelitian ilmiah modern di China dan Swedia menyatakan, bahwa daging babi merupakan penyebab utama kanker anus dan usus besar.
Penderita penyakit tersebut berada di negara-negara yang penduduknya mayoritas memakan babi, yaitu Eropa, Amerika, serta di beberapa negara Asia (seperti China dan India). Sementara di negara-negara Islam, presentasenya amat rendah, yakni hanya sekitar 1/1000. Hasil penelitian ini dipubikasikan pada 1986 dalam Konferensi Tahunan Sedunia tentang Penyakit alat pencernaan yang diadakan di Sao Paulo, Brazil.
Babi. Foto: Unsplash
Perlu kita ketahui juga, bahwa dalam daging babi terdapat bermacam-macam bakteri dan virus. Antara lain bakteri tuberculosis (TBC), virus cacar (small pox), penyebab kudis (scabies), kolera (salmonella cholraesuis).
ADVERTISEMENT
Bahkan menurut informasi dari Dr. Muhammad Abdul Khair dalam ljtihadat fi al-Tafsir Al-QS'an al-Karim, daging babi mengandung benih-benih cacing pita dan cacing thrachenea lolipia. Cacing-cacing ini akan berpindah kepada manusia yang mengonsumsi daging babi tersebut.
Selain itu, Prof. Dr. Abdul Basith Muhammad Sayyid juga mengungkapkan dalam buku Rahasia Kesehatan Nabi, bahwa daging babi sangat sulit dicerna karena banyak mengandung lemak. Meski empuk dan terlihat begitu lezat, daging babi sulit dicerna tak ubahnya kolesterol.
Daging babi juga bisa menyebabkan banyak penyakit lainnya, seperti pengerasan pada urat nadi, naiknya tekanan darah, nyeri dada yang mendekam (angina pectoris), dan radang pada sendi-sendi.
Itulah beberapa di antara sekian banyak rahasia pelarangan Allah kepada hamba-Nya untuk tidak memakan daging babi. Sebuah pelarangan yang pada hakikatnya mengandung nilai kemanfaatan yang sangat luar biasa bagi hamba-Nya yang bertakwa.
ADVERTISEMENT
(NDA)