Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Lafal Lahaula Walakuata Illabillah Arab Lengkap dengan Arti dan Keutamaannya
18 November 2021 12:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kalimat hauqalah bersumber dari bawah arsy Tuhan dan merupakan salah satu perbendaharaan surga. Hal itu dijelaskan dalam hadits Rasulullah yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra.
Dikutip dari buku Dahsyatnya Doa dan Dzikir terbitan Qultum Media, Abu Hurairah ra menuturkan bahwa Rasulullah bersabda:
“Maukah engkau kuberi tau tentang kalimat yang bersumber dari bawah arsy dan merupakan salah satu perbendaharaan berharga surga? Engkau ucapkan, ‘Lahaula Walakuata Illabillah’ maka Allah akan menjawab, 'Hamba-ku telah berserah diri dan tunduk'.” (HR. Imam Hakim)
Adapun tulisan lafal lahaula walakuata illabillah arab lengkap beserta artinya adalah sebagai berikut:
لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ
Lahaula walakuata illabillah hill’aliyyil azhimi
Artinya: "Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung."
ADVERTISEMENT
Fauzi Rachman dalam bukunya 8 Kalimat Al-Thayyibah menjelaskan, dzikir tersebut menafikan dua hal. Pertama, lafal tersebut menafikkan haul atau daya untuk mendatangkan hal-hal positif dalam kehidupan manusia. Kedua, lafal ini menafikan quwaah atau kemampuan untuk menghalangi hal-hal yang membuat hati resah dan gelisah.
Dari makna tersebut, kalimat lahaula walakuata illabillah menunjukkan bahwa seorang hamba tidak memiliki kuasa atas segala urusannya, tidak punya daya untuk menolak kebutuhan, dan tidak punya kekuatan untuk mendatangkan kebaikan kecuali dengan kehendak Allah.
Namun perlu diingat, lafal hauqalah bukan berarti mendorong seseorang untuk berpangku tangan menanti ketetapan Allah tanpa melakukan usaha apapun. Hauqalah bisa diucapkan sebagai dzikir dan doa sehari-hari, khususnya saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT
Hal ini dimaksudkan untuk menanamkan dalam hati tentang kuasa Allah agar tidak kecewa dengan hasil yang diperolehnya, setelah semua usaha yang telah dilakukan. Meskipun begitu, dzikir ini juga memiliki banyak keutamaan dan manfaat jika diamalkan setiap hari. Apa saja?
Keutamaan Lafal Lahaula Walakuata Illabillah
Abdullah Zaedan dalam Buku Pintar Doa dan Zikir Rasulullah menjelaskan, lafal hauqalah memiliki banyak keutamaan, di antaranya:
Lafal hauqalah merupakan bacaan dzikir yang dapat digunakan untuk meringankan segala macam penyakit dan kegelisahan. Tentang hal ini, Rasulullah bersabda dalam hadits berikut:
“Lahaula Walakuata Illabillah adalah obat dari sembilan puluh sembilan penyakit. Yang teringan adalah penyakit kegelisahan.” (HR. Ibnu Abi ad-Dunya)
ADVERTISEMENT
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Tirmidzi, Rasulullah bersabda: “Tiada seorang pun di muka bumi ini yang mengucapkan Laa Ilaaha Illa Allah, Allahu Akbar, dan Lahaula Walakuata Illabillah, melainkan diampuni segala kesalahannya kendati banyaknya seperti buih di lautan.” (HR. Imam Ahmad dan Tirmidzi)
Rasulullah bersabda, “Barang siapa membaca lafal Lahaula Walakuata Illabillah sebanyak sepuluh kali di pagi dan sore hari, Allah menuliskan sepuluh kebaikan untuknya, melebur sepuluh kejelekan darinya, menjadikan sepuluh pelayan baginya, dan melindunginya dari godaan setan.” (HR. An-Nasai)
Diriwayatkan dari Ibn Abi Dunya, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan Lahaula Walakuata Illabillah sebanyak seratus kali dalam sehari, maka ia tidak akan ditimpa kekafiran selamanya.” (HR. An-Nasai)
ADVERTISEMENT
Rasulullah bersabda, “Bahwa tidak ada seorang pun hamba yang telah mengucapkan dengan ikhlas, seraya hati dan lisan membenarkannya, maka pintu-pitu langit terbuka untuknya. Sehingga Allah akan melihat kepada orang yang mengamalkannya, dan telah menjadi hak baginya, bahwa Allah akan memberi segala permohonan doanya.” (HR. An-Nasai)
(IPT)