Upaya Merevitilasasi Angkutan Umum di Surabaya

Djoko Setijowarno
Akademisi Prodi T Sipil Unika Soegijapranata, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat
Konten dari Pengguna
28 Agustus 2020 8:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Djoko Setijowarno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keberadaan angkutan umum di Surabaya sudah mencapai titik nadir. Oleh karena itu perlu segera dilakukan revitalisasi dalam upaya menyelamatkan bisnis transportasi umum. Selain itu juga untuk menolong operator atau pengusaha angkutan umum agar segera bangkit dan dapat melayani penumpang seperti sedia kala. Pemerintah wajib memberikan bantuan dan dukungan dalam upaya penyelamatan bisnis angkutan umum di daerah.
ADVERTISEMENT
Kondisi layanan angkutan umum di Kota Surabaya tidak beda dengan banyak kota di Indonesia. Ancaman akan hilangnya angkot yang selama ini beroperasi akan terjadi, jika tidak segera dilakukan revitalisasi layanan angkutan umum.
Ancaman kegagalan pasar angkutan umum perkotaan di Indonesia akan terjadi jika tidak segera dilakukan prioritas operasi (seperti jalur busway di Jakarta) atau subsidi terhadap keberadaan transportasi umum. Selain Jakarta, keberadaan angkutan umum sudah mencapai titik nadir.
Keberadaan operator bus milik Perum Damri dan operator swasta sudah semakin menurun. Frekuensi semakin jarang dan rute semakin berkurang. Angkutan umum di Surabaya pernah jaya, namun saat ini frekuensi semakin jarang dan armada semakin berkurang.
Setelah di Jakarta dioperasikan bus tingkat (double decker), menyusul juga di Surabaya pernah beroperasi jenis bus yang sama. Di Surabaya, beroperasi pada Februari 1981. Saat itu, sebanyak 10 bus beroperasi dengan rute Aloha-Wonokromo-Jalan Pahlawan lewat Jalan Diponegoro, dan rute lainnya, Aloha-Wonokromo-Pahlawan lewat Jalan Darmo.
ADVERTISEMENT
Sementara, di Medan (Sumatera Utara), bus tingkat mulai beroperasi pada Oktober 1981. Jumlah bus tingkat yang beroperasi sebanyak 15 unit, dengan kapasitas 106 penumpang. Adapun, di Semarang (Jawa Tengah), sebanyak 10 bus tingkat beroperasi pada November 1981. Tarif saat itu, Rp 30 untuk pelajar dan mahasiswa, sementara untuk pegawai Rp 50. Semua bus tingkat tersebut dioperasikan oleh Perum. Damri. Bersamaan juga 30 unit bus tingkat yang beroperasi di Kota Solo.
Studi yang dilakukan Surabaya Urban Transport Index (SUTI) tahun 2018, menyebutkan ada 1,3 juta perjalanan komuter. Terbesar sebanyak 83 persen menggunakan sepeda motor. Sisanya 2,53 persen dengan mobil pribadi, transportasi umum 10, 88 persen, sepeda 1,03 persen, berjalan kaki 1,57 persen.
ADVERTISEMENT
Meskipun Pemerintah Kota Surabaya sejak 7 April 2018 telah berusaha memenuhi layanan trunk dengan Suroboyo Bus. Suroboyo bus beroperasi sejak jam 06.00 hingga 22.00. Akan tetapi masih banyak rute yang perlu dikembangkan. Di antaranya adalah layanan transportasi umum (public transport) bagi penduduk Kawasan Aglomerasi Gerbangkertasusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan) yang selama ini tidak terfasilitasi, sehingga pemakaian mobil dan sepeda motor sangat dominan. Dampaknya adalah pada waktu tempuh (travel time) yang sangat panjang.
Saat ini, sudah ada layanan Surabaya Bus dengan 3 rute, yakni Utara – Selatan, Barat – Timur dan MERR. Frekuensi jarang, karena jumlah armada kurang. Bus ini milik Pemerintah Kota Surabaya. Menggunakannya tanpa tiket namun cukup setor sampah air mineral, sehingga kurang praktis. Akibatnya, penggunanya kecil tidak sesuai harapan. Ada kendala jika akan menerapkan tarif bagi penggunanya, karena kepemilikan armada masih milik pemda (berplat kendaraan bermotor warna merah).
Saat ini Suroboyo Bus adalah angkutan gratis, karena itu sebagai public service kelayakan finansial tidak dianalisis. Akan tetapi kelayakan ekonomi telah dianalisis dan hanya layak apabila dapat mempersingkat waktu dan biaya perjalanan dibandingkan pengguna mobil dan sepeda motor. Kondisi saat ini menunjukkan waktu tempuh dan terutama waktu tunggu yang lama membuat Suroboyo Bus tidak dapat memberikan penghematan nilai waktu.
ADVERTISEMENT
Sekarang ini layanan yang diperlukan adalah (1) kereta komuter dengan frekuensi relatif tinggi, (2) bus aglomerasi jarak jauh (hingga mencapai ibukota kabupaten di wilayah Gerbangkertasusila), (3) bus aglomerasi jarak pendek (mencapai kecamatan di luar perbatasan Kota Surabaya), dan (4) minibus atau bus sedang sebagai angkutan pengumpan (feeder) bagi angkutan aglomerasi.
Untuk meningkatkan layanan terhadap masyarakat yang setiap hari berangkat/pulang kerja dan sekolah di Surabaya, baik yang bermukim di dalam kota Surabaya maupun wilayah aglomerasi Gerbangkertasusila. Selama ini didominasi pemakaian kendaraan pribadi baik mobil maupun sepeda motor, maka pemerintah kota Surabaya meminta bantuan pemerintah pusat dalam ini Kementerian Perhubungan (Ditjen. Perhubungan Darat) untuk membiayai sebagian dari rute aglomerasi dan feeder. Hal ini dirasakan akan sangat bermanfaat bagi masyarakat dan bagi pemerintah dalam mengurangi kemacetan lalu lintas.
Untuk membantu pembenahan transportasi umum perkotaan di daerah, pemerintah telah memberikan subsidi terhadap penyelenggaran transportasi umum di daerah melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pemberian Subsidi Angkutan Penumpang Umum Perkotaan. Bantuan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah untuk pengembangan sistem angkutan massal perkotaan dengan skema pembelian layanan (buy the service).
ADVERTISEMENT
Terlebih di masa pandemi covid-19, animo masyarakat untuk menggunakan angkutan umum menurun drastis. Hal itu tidak hanya terjadi di Indonesia, di banyak negara yang layanan transportasi umumnya sudah baik pun mengalami hal yang sama.
Pola atau skema subsidi penumpang angkutan umum atau pembelian layanan (buy the service) merupakan cara pemerintah pusat untuk membantu para pengusaha atau operator angkutan umum perkotaan di daerah agar bisnis angkutan umumnya tidak terpuruk. Antara Ditjenhubdat dengan Pemda berbagi peran.
Tahun 2020, terdapat lima kota mendapatkan subsidi itu, yakni Medan, Palembang, Yogyakarta, Surakarta dan Denpasar. Akan dilanjut tahun 2021 untuk Kota Bandung, Banjarmasin, Surabaya dan Makassar.
Pemerintah Kota Surabaya mengajukan 11 koridor layanan transportasi umum dengan skema pembelian layanan. Adapun rute yang diusulkan adalah 8 rute Bus Kota diperpanjang sampai kecamatan di luar batas kota dan 3 rute Surabaya Bus. Kemudian masih ada tambahan untuk 5 rute pengumpan (feeder) dan 3 rute transportasi umum luar kota Surabaya.
Kesebelas rute yang diusulkan oleh Pemkot. Surabaya ke Ditjenbhubdat Kemenhub adalah koridor Terminal Purabaya – Tanjung Perak, Menganti Gresik – Kejawan, Terminal Purabaya – Suramadu via MERR, Kepatihan Gresik – Tunjungan, Terminal Purabaya – Kembang Jepun via Stasiun Gubeng, Terminal Purabaya – Kampus C Unair via RSUD Dr Soetomo, Terminal Purabaya – Rajawali via Stasiun Pasar Turi, Tropodo Sidoarjo – Bengawan, Terminal Joyoboyo – Sememi, Terminal TOW – Kampus Unesa, dan Terminal Manukan – Kenjeran. Integrasi perpindahan penumpang antar koridor disiapkan di 20 halte.
ADVERTISEMENT
Kota Surabaya sudah memiliki infrastruktur pendukung yang lebih baik ketimbang kota lainnya di Indonesia (selain Jakarta). Halte bus berceluk, di beberapa ruas jalan sudah tersedia jalur sepeda (sepanjang 20 kilometer), jaringan trotoar dengan pohon peneduh, jembatan penyeberangan orang (JPO) yang dilengkapi dengan fasilitas lift.