Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.0
Konten dari Pengguna
Pelatihan Dasar Digital Marketing di Karang Taruna Dusun Jetis
19 Agustus 2024 17:18 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari amru fillah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dunia kini telah memasuki era digital atau perkembangan industri 4.0 bahkan 5.0 yang ditandai dengan adanya optimalisasi proses industri menggunakan internet dan AI. Industri 4.0 mulai digaungkan oleh Pemerintah Jerman pada April 2011. Dilihat dari segi historis, dunia industri telah mengalami 5 kali revolusi besar yaitu revolusi industri 1.0 yang ditandai dengan ditemukannya mesin uap di London oleh James Watt. Selanjutnya revolusi industri 2.0 ditandai dengan ditemukannya tenaga listrik yang menggantikan mesin uap sebagai mesin utama dalam manufaktur. Lalu revolusi industri 3.0 ditandai dengan ditemukannya komputer dan informasi. Komputer memiliki dampak yang sangat besar terhadap sistem administrasi sebuah perusahaan. Data dan berkas perusahaan yang sebelumnya harus disimpan dalam bentuk fisik dengan segala keterbatasan dan resikonya. Pasca ditemukannya komputer, menyimpan data dan berkas perusahaan tidaklah menjadi tantangan dan hambatan.
ADVERTISEMENT
Revolusi industri 4.0 ditandai dengan ditemukannya internet yang mengubah pola industri dan peradaban manusia. Dengan adanya internet, efisiensi dalam bidang komunikiasi dan marketing dapat tercapai. Kehadiran internet juga mengubah kehidupan manusia secara radikal, sehingga Marc Prensky yang merupakan ahli pendidikan asal Amerika mengatakan bahwa manusia yang hidup di zaman internet disebut sebagai digital native karena memiliki begitu banyak perbedaan dengan generasi sebelumnya. Selanjutnya pada revolusi industri 5.0 ditandai dengan ditemukannya kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang diprediksi akan kembali mengubah kehidupan manusia secara radikal. Kembali lagi, AI akan meningkatkan efisiensi produksi dengan mengurangi biaya-biaya termasuk biaya pekerja. Namun hal itu juga yang menjadi ancaman, karena banyak lapangan pekerjaan ke depan yang akan hilang karena telah diisi oleh AI, mayoritas pekerja tidak akan mampu lagi bekerja pada bidang teknis karena pekerjaan tersebut telah dapat tergantikan oleh AI.
ADVERTISEMENT
Muncul sebuah pertanyaan radikal, saat ini Indonesia telah berada di tataran revolusi industri mana? Apakah benar di Indonesia telah mampu mencapai revolusi industry 5.0? atau seberapa lama kita tertinggal di bidang industri dibandingkan negara lain? Menurut Kemenkop UKM 2021, 99,9% jenis usaha di Indonesia adalah UMKM yang menyerap 97% tenaga kerja, memiliki 57% kontribusi terhadap PDB, namun tingkat digitalisasi UMKM baru mencapai 25% dan tingkat ekspor pada 15%. Berdasarkan data di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas masyarakat di Indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor UMKM namun tidak dibarengi pada perkembangan UMKM pada sektor produksi maupun pemasaran. Dikhawatirkan apabila para pegiat UMKM tidak mengambil langkah cepat atau tidak ada perhatian pemerintah untuk akselerasi perubahan bagi UMKM, maka akan banyak UMKM yang tidak dapat beradaptasi dan tidak bisa survive di dalam persaingan ke depan.
ADVERTISEMENT
PMM kelompok 65 memiliki program pengabdian terhadap organisasi pemuda di Dusun Jetis, Desa Mulyoagung, Kabupaten Malang yaitu pelatihan dasar digital marketing. Digital marketing dipilih berdasarkan kajian dan permasalahan di atas, sehingga UMKM khususnya yang terdapat di lingkungan Dusun Jetis dapat berakselerasi lebih cepat dalam menyongsong perubahan industri. Tujuan jangka panjangnya adalah usaha mikro yang ada saat ini dapat naik tingkat menjadi usaha kecil bahkan usaha besar. Diantara program yang kelompok 65 lakukan adalah pengenalan dasar-dasar entrepreneurship. Seperti analisis SWOT, analisis 5M, dan analisis 7P. Pengenalan alat analisis tersebut ditujukan agar dalam membuat sebuah bisnis, kita tidak hanya berdasarkan keyakinan kita atau passion kita. Ada sesuatu yang lebih penting lagi dalam menentukan produk atau jasa apa yang akan kita tawarkan, yaitu kebutuhan masyarakat. Setelah mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat, selanjutnya kita harus merumuskan bagaimana cara membuat sebuah proses bisnis yang paling efisien untuk dilakukan, dan yang terakhir adalah bagaimana kita membuat laporan keuangan usaha kita.
ADVERTISEMENT
Apabila variabel-variabel dalam analisis SWOT, 5M, dan 7P sudah terpenuhi, maka bisnis yang kita rancang memiliki prospek untuk dikerjakan dan memiliki prospek mendatangkan keuntungan. Konsistensi juga merupakan hal yang harus dimiliki bagi para pelaku usaha, pada awal usaha didirikan, terdapat masa pengenalan usaha kita terhadap konsumen. Proses pengenalan memiliki waktu yang bervariasi, yang terkadang membuat pelaku usaha tidak sabar dan kehilangan semangat, sehingga konsistensi dalam berusaha tidak tercapai.