Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Lebih dari Sekadar Modal: Pentingnya Pendampingan untuk Kemajuan UMKM
27 Oktober 2024 11:46 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Amrullah Mahardika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketika berbicara tentang UMKM di Indonesia, sering kali perhatian kita langsung tertuju pada masalah modal. Namun, menurut Esther Sri Astuti, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), kebutuhan mereka lebih dari sekadar suntikan dana. Bagi Esther, modal memang penting, tetapi pembinaan yang berkesinambungan adalah kunci agar UMKM bisa tumbuh dan bersaing di pasar.
ADVERTISEMENT
Esther melihat banyak usaha kecil yang setelah mendapatkan kredit malah kesulitan mengelola bisnisnya. “Memang UMKM ini sering kekurangan modal, tetapi begitu kredit cair, tak bisa mereka dilepas begitu saja. Pendampingan teknis mutlak diperlukan,” tegasnya.
Ia menggambarkan bagaimana, tanpa pendampingan, dana yang seharusnya membantu UMKM berkembang justru bisa terpakai untuk hal-hal lain. Ada kebutuhan mendasar untuk membantu mereka dari sisi pengemasan produk, strategi ekspor, hingga manajemen keuangan, agar dana itu benar-benar memberi dampak positif. Dengan bantuan tersebut, UMKM diharapkan dapat meningkatkan omzet dan meraih pangsa pasar lebih besar.
Pemerintah sendiri telah mendukung inisiatif ini melalui Smesco, lembaga di bawah Kementerian Koperasi dan UKM. Smesco membantu UMKM mendapatkan dokumen dan sertifikasi yang penting untuk bersaing di pasar, seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), sertifikat halal, izin PIRT, SIUP, serta hak kekayaan intelektual. Dengan ini, produk mereka menjadi lebih kredibel dan menarik bagi konsumen.
ADVERTISEMENT
Menariknya lagi, Menteri UMKM Maman Abdurrahman menegaskan bahwa pemerintah kini lebih fleksibel dalam memberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan skema innovative credit scoring (ICS). Ini berarti kendala seperti syarat agunan atau riwayat kredit yang kurang memadai tak lagi jadi penghalang besar bagi UMKM yang membutuhkan pembiayaan.
Maman berharap langkah ini bisa mendorong para pelaku UMKM untuk bukan hanya memikirkan produksi, tetapi juga mengembangkan bisnis mereka dengan profesional. “Dengan pembiayaan dan pendampingan yang tepat, UMKM bisa menjadi tulang punggung ekonomi yang lebih kuat dan berdaya saing."
Amrullah Mahardika, Mahasiswa S1 Akuntansi dari Instansi Universitas Ahmad Dahlan