Konten dari Pengguna

Pemberantasan IUU Fishing dan Semangat Merajut Perdamaian

Nusantara
Bangkit dengan Semangat Bahari
2 April 2017 15:34 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nusantara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Negeri Mamala-Morela kembali menjadi sorotan publik nasional. Tetapi kali ini bukan karena terjadi konflik antar warga, namun kedua negeri yang berada pada posisi Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah ini menjadi pusat komando penenggelaman kapal ikan pencuri ikan yang dipimpin langsung oleh Komandan Satgas 115 Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.  
ADVERTISEMENT
Peledakan kapal di Pontianak, Kalimantan Barat (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peledakan kapal di Pontianak, Kalimantan Barat (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Pemilihan lokasi komando penenggelaman 81 kapal secara serentak dilakukan pada 12 titik di Indonesia yang dipusatkan pada perairan Mamala dan Morela. Selain untuk memenuhi janji Menteri Susi Pudjiastuti saat berkunjung beberapa waktu lalu, pemerintah juga ingin menunjukan bahwa di perairan Maluku, Indonesia berdaulat, serius, dan tegas dalam melakukan pemberantasan terhadap penangkapan ikan ilegal.
Selain itu penenggelaman kapal di perairan Mamala dan Morela memiliki nilai tersendiri terhadap sebuah arti perdamaian yang telah dirajut dengan baik selama ini sebagai upaya meningkatkan kemampuan dan nilai toleransi antar warga setempat.  Sebuah ekspektasi dan harapan besar untuk bersama memerangi aksi penangkapan ikan illegal itupun terpancar dan terlihat saat detik-detik penenggelaman kapal dilakukan.  
ADVERTISEMENT
Masyarakat kedua negeri begitu antusias saat melihat secara langsung proses penenggelaman kapal ikan tersebut. Rata-rata masyarakat yang hidup di wilayah pesisir dan berprofesi sebagai nelayan ini berharap agar sikap tegas pemerintah terhadap kapal pencuri ikan dapat berimbas positif terhadap kehidupan mereka yang selama ini bergantung dari hasil laut. Nelayan tradisional dapat bebas mengelola potensi alam lautnya tanpa ada sebuah kekhawatiran ataupun tekanan dari kapal-kapal besar yang diindikasikan masih marak mencuri ikan di perairan Maluku.
Konteks perdamaian Negeri Mamala-Morela  selama ini menjadi perhatian serius semua pihak, salah satunya oleh Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo, yang berinisiasi dalam pengembangan program emas biru dan emas hijau yang memberikan sebuah harapan tersendiri bagi terciptanya perdamaian yang hakiki.  Masyarakat diikutsertakan dalam berbagai kegiatan pelatihan-pelatihan guna meningkatkan kapasitas SDM serta melalui pemberian bantuan langsung ke masyarakat.  
ADVERTISEMENT
Program emas biru lebih identik pada pengembangan sektor kelautan dan perikanannya, sedangkan program emas hijau meliputi pertanian,  peternakan, kehutanan dan perkebunan.  Pola pendekatan yang digunakan adalah keamanan berbasis kesejahteraan, dalam pola pendekatan ini, terlihat bahwa TNI turut berkontribusi nyata dalam membantu pemerintah daerah dalam memberdayakan masyarakat. Karena pertahanan yang kuat adalah rakyat yang sejahtera
Kiranya semangat pemberantasan penangkapan ikan ilegal ini pun menjadi inspirasi dan motivasi dalam merajut perdamaian antar negeri di semua wilayah provinsi Maluku. Potensi sumber daya laut yang begitu melimpah dapat dimanfaatkan dengan baik demi kesejahteraan masyarakat.  Membangun Maluku dari laut dan membangun Maluku dengan semangat orang bersaudara.Â