Konten dari Pengguna

Menghadirkan Problem Base Learning Meski Sekolah Minim Fasilitas

Amy Jakal Mursijanarti
Guru Mata Pelajaran di SMK Harapan Bangsa Kurau
26 Januari 2023 15:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amy Jakal Mursijanarti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi siswa berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Foto: Toto Santiko Budi/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi siswa berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Foto: Toto Santiko Budi/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Saya pribadi sebenarnya masih awam terkait model pembelajaran mengingat saya mengajar di sekolah yang jauh dari kota dan sarana dan prasarana yang terbatas. Saya akhirnya terbiasa menggunakan metode pembelajaran yang sangat sederhana, seputar ceramah dan diskusi saja.
ADVERTISEMENT
Setelah mencermati lebih dalam, ternyata saya menemukan kejenuhan pada minat belajar anak. Lebih banyak anak yang menekuk wajah daripada memperhatikan saya menyampaikan materi. Di tahun 2022, saya mendapat kesempatan untuk mengikuti Diklat PPG bersama Universitas Khairun Ternate. Salah satu tahapan diklat yang sangat menarik perhatian saya adalah menentukan permasalahan pembelajaran yang terjadi di sekolah masing-masing.
Sumber Gambar : 1. Dokumen Pribadi (Kegiatan Pembelajaran Dengan Model PBL dengan Pendekatan STEAM di SMKS Harapan Bangsa)
Bagi sekolah dengan fasilitas yang mumpuni, tentu tidak perlu merisaukan sarana dan prasarana pembelajaran. Guru tinggal menambahkan link, maka materi bisa disimak dengan baik apalagi didukung dengan jaringan internet yang mumpuni. Namun untuk sekolah dengan fasilitas terbatas, membutuhkan tenaga lebih untuk mewujudkan model-model pembelajaran inovatif ini. Persiapannya bahkan memerlukan waktu khusus di luar jam pelajaran, khususnya untuk menyusun konten belajar yang menarik dengan melibatkan media pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Bersyukur sekali saat ini sudah banyak pakar bidang pendidikan yang menuangkan pemikirannya dalam bentuk video pembelajaran yang menarik sehingga sangat mendukung proses pembelajaran. Baik secara online maupun offline. Khusus di sekolah saya, yang bisa saya upayakan untuk menerapkan pembelajaran inovatif adalah dengan menggunakan media video belajar.
Saya menyiapkan video offline yang siap dibagikan dengan bluetooth atau pakai kabel USB. Mungkin bagi sebagian orang, terbayang betapa repotnya memindahkan video secara offline karena sekarang pengguna gadget lebih banyak menggunakan layanan cloud. Tapi, di sisi lain cara ini memungkinkan untuk digunakan dalam mengatasi masalah sarana dan prasarana untuk sekolah yang belum memiliki akses internet yang stabil.
Anak-anak yang terkendala jaringan atau terkendala biaya kuota, tetap dapat mengakses media pembelajaran. Memang dibutuhkan perjuangan lebih untuk gurunya, utamanya saat menyiapkan konten belajar tadi. Kelemahan strategi ini adalah video belajar yang disimpan menambah beban simpanan internal handphone yang digunakan. Sehingga setelah kegiatan belajar selesai, kadang beberapa anak yang hapenya memiliki simpanan internal terbatas langsung menghapus video pembelajarannya agar hape tadi dapat berfungsi dengan baik. Untuk itu, perlu juga disiapkan modul pelajaran dalam bentuk printout atau catatan khusus sebagai bahan belajar anak selain media video.
Sumber Gambar : 2. Dokumen Pribadi (Kegiatan Diskusi dengan Video Offline di Handphone)
Nah kaitannya dengan PBL, model pembelajaran yang saya terapkan ini menuntut peserta didik untuk menemukan masalah yang menarik untuk dipecahkan sendiri dalam proses pembelajaran. Agar peserta didik dapat merumuskan dan menentukan masalah yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka diperlukan sebuah masalah yang kontekstual atau masalah-masalah yang dekat dengan peserta didik. Di sinilah peran penting media pembelajaran dalam mendukung model pembelajaran PBL.
ADVERTISEMENT
Artinya media yang dibawa dalam pembelajaran harus benar-benar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tidak hanya memperhatikan desain dan animasi semata, namun ditekankan memuat konten yang bisa dijadikan masalah saat proses pembelajaran berlangsung. Dan peserta didik dapat menemukan jawaban dari masalah yang mereka susun sebelumnya di dalam media belajar yang kita sajikan.
Bicara mengenai pembelajaran inovatif, banyak yang berpikir bahwa secanggih-canggihnya pembelajaran adalah dengan melibatkan teknologi terbaru dengan spek paling sempurna dan paling kekinian. Mungkin ada benarnya. Namun perlu diketahui, kecanggihan inovasi pembelajaran di kelas sesungguhnya berasal dari guru yang inovatif.