Konten dari Pengguna

Rendahnya Ketertarikan Penggunaan QRIS pada UMKM di Purwokerto

An Nisaa Widyanti
Saya seorang Mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta jurusan Manajemen yang saat ini sedang belajar untuk merangkai tulisan yang baik.
11 Januari 2023 10:34 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari An Nisaa Widyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tentunya kamu sudah tidak asing lagi dengan pembayaran QRIS bukan? Ya, QRIS merupakan metode pembayaran yang saat ini sedang ramai dibicarakan. Bagaimana tidak, kamu bisa menyelesaikan pembayaran hanya dengan scan melalui barcode.
ADVERTISEMENT
Lalu, apa sih QRIS itu? QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) merupakan pembayaran non tunai/cashless yang bisa digunakan memakai bank apapun atau dompet digital lainnya tanpa adanya biaya tambahan. Sebelumnya, pembayaran non tunai/cashless hanya dilakukan dengan transfer antar bank saja, tetapi saat ini sudah lebih simpel dengan adanya QR code yaitu QRIS sehingga kamu bisa bertransaksi dengan lebih mudah.
Tak hanya memudahkan untuk kamu sebagai pembeli, namun QRIS juga memudahkan bagi UMKM.
Bagaimana bisa? Selain memudahkan, penggunaan QRIS juga memberi dampak positif bagi UMKM karena penggunanya semakin meningkat sehingga bisa meningkatkan produktivitas penjualan.
ADVERTISEMENT
Ya, kamu bisa mengantisipasi kriminalitas dengan menggunakan QRIS. Selain itu, kamu sebagai penjual tidak perlu repot menyediakan uang kecil untuk kembalian dan setiap transaksi jual beli kamu akan tercatat otomatis disistem QRIS.
Sesuai dengan ujar Perry Warjoyo, Walapun perkembangan QRIS di Indonesia begitu pesat, namun masih ada beberapa kota yang masih rendah dalam penggunaan QRIS, seperti Purwokerto contohnya.
Apakah kamu salah satu penduduk Kota Purwokerto? Bisa kamu lihat bahwa UMKM di Kota Purwokerto begitu banyak, namun masih jarang yang menggunakan QRIS sebagai metode pembayarannya. Padahal, sekarang banyak masyarakat yang mengandalkan dompet digital dan hanya membawa sedikit uang tunai, apalagi anak muda di zaman sekarang yang tak lepas dari handphone mereka. Seperti para pedagang kaki lima di street food Alun-Alun Purwokerto dan daerah kampus UNSOED atau yang lainnya, banyak sekali anak muda yang berkumpul di sana namun tidak ada satupun pedagang yang memanfaatkan QRIS sebagai metode pembayaran mereka.
ADVERTISEMENT
Penyebab Rendahnya Ketertarikan Penggunaan QRIS pada UMKM Purwokerto
Setelah ditelusuri dari hasil wawancara Mahasiswa Magang pada Bank Muamalat KCU Purwokerto, banyak UMKM di Purwokerto merasa bahwa QRIS kurang berguna bagi penjualan mereka. Selain itu juga banyak penjual yang sudah lanjut usia, sehingga penggunaan smart phone sulit bagi mereka. Oleh karena itu, mereka berfikir bahwa menggunakan QRIS lebih repot dibandingkan uang tunai.
Wawancara mahasiswa magang Bank Muamalat KCU Purwokerto kepada salah satu UMKM di Purwokerto mengenai pengunaan QRIS (Sumber foto: foto pribadi An Nisaa Widyanti)
Padahal saat wawancara berlangsung, salah satu UMKM memberi keterangan bahwa pembayaran QRIS sering ditanyakan oleh pelanggan mereka. Namun, para UMKM belum kenal betul dengan keuntungan dari metode pembayaran QRIS dan tentunya sulit menghadapi teknologi.
Sebenarnya, peluang dalam penggunaan QRIS di Kota Purwokerto cukup besar karena terdapat beberapa kampus yang lagi-lagi anak muda sebagai target dalam penggunaan QRIS. Sehingga ketertarikan UMKM di Purwokerto dalam penggunaan QRIS bisa ditingkatkan dengan edukasi dari lembaga-lembaga terkait atau bisa juga kamu menjadi pelopornya. Namun, dalam proses edukasinya harus singkat dan jelas agar pemilik UMKM mengerti karena rata-rata penjual di Purwokerto sudah lanjut usia dan belum melek teknologi sehingga metode penyampaiannya berbeda dengan anak muda.
ADVERTISEMENT