Healing di Pantai Santolo

Ana Anggraini
Ibu Rumah Tangga
Konten dari Pengguna
26 Februari 2023 5:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ana Anggraini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Healing (penyembuhan) merupakan aktivitas menyembuhkan diri sendiri dari segala hal yang menyakiti hati dan perasaan. Jalan-jalan dapat membuat perasaan kita menjadi lebih baik atau sembuh dari luka yang dirasakan.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya healing tidak harus dengan traveling ke tempat yang jauh. Bisa saja dengan mengunjungi tempat-tempat di sekitar kita yang suasananya dapat menenangkan hati, misalnya dengan melihat pemandangan langit di sore hari dengan embusan angin sepoi-sepoi. Bagi sebagian orang itu saja sudah cukup untuk meluruhkan luka di hati.
Pantai Santolo (dokumentasi milik pribadi)
Nah, pada kali ini aku ingin berbagi pengalaman healing dengan traveling ke Pantai Santolo. Sebagai ibu rumah tangga yang merantau jauh di tanah orang, pastinya kerap merasa stres dan bosan. Setiap hari itu-itu saja yang dilakukan dan dilihat, ditambah tingkah anak yang kadang-kadang membuat habis kesabaran. Padahal di hati pun kita sering menumpuk luka yang seharusnya perlu untuk dikosongkan dan diisi dengan hal-hal positif saja.
ADVERTISEMENT
"Ah, pening! Aku butuh healing!" teriak kata hati. Siapa yang bernasib sama sepertiku? Yuk, mari sama-sama menangisi keadaan ini. Haha.
Biasanya belanja ke minimarket membeli sepotong es krim saja sudah cukup bagi ibu rumah tangga sepertiku, tapi sepertinya aku membutuhkan tempat yang lebih tenang dan syahdu agar hal-hal negatif yang menumpuk dapat segera hilang. Jadi, beberapa waktu lalu aku dan keluarga kecil pergi traveling ke Pantai Santolo. Pantai ini terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Sebenarnya kami hanya ingin jalan-jalan di sekitar kota Bandung saja, tapi lalu lintas yang super padat membuat kami memutuskan pergi ke Garut saja.
Kami pergi bersama teman suamiku yang juga mengajak anak istri mereka. Dari kota Bandung sekitar habis Isya. Sepanjang perjalanan kami mengobrol santai sambil menikmati pemandangan yang dilewati. Cuaca terasa dingin, kondisi yang sepi dan cenderung gelap menemani perjalanan kami.
ADVERTISEMENT
Singkatnya kami tiba di penginapan sekitar pukul dua dini hari. Sebenarnya bukan tempat ini yang kami sewa, tapi karena kami datangnya terlalu dini hari, maka mereka menyuruh kami untuk singgah di sini dulu. Awalnya kami merasa takut karena jalannya yang melewati hutan, tetapi kami sampai dengan selamat.
Pagi harinya kami terbangun dan menemukan pantai yang letaknya tepat di samping penginapan. Beruntungnya kami berada di sini, karena area ini sepi dan begitu menenangkan karena bukan tempat berkumpulnya wisatawan. Sudah seperti pantai pribadi saja.
Aku menghirup napas dalam dan mengembuskannya dengan perlahan. Ah, begitu tenang! Pasir pantainya yang putih, suara deburan ombak yang seakan membawa hanyut segala resah di dada, serta anginnya yang berembus menyambut keberadaan kami.
Lihat betapa indahnya ciptaan Tuhan! Betapa banyaknya nikmat yang telah Dia berikan. Suasana pantai yang seperti inilah yang kucari. Memandangnya seakan dibawanya pergi segala yang menyakiti. Kami pun bermain pasir dan menikmati air laut yang dibawa ombak ke tepi. Damai!
Siangnya kami harus berpindah tempat ke penginapan yang sebenarnya kami pesan. Tidak terlalu jauh dari sana sebenarnya. Sebuah rumah panggung berisi tiga kamar, di bawahnya ada warung yang diisi oleh pemiliknya. Di belakang penginapanlah area pantai tempat berkumpulnya wisatawan. Banyak pengunjung yang bermain, berenang, dan menaiki banana boat.
Perahu nelayan (dokumentasi milik pribadi)
Di sini pula aku menemukan tempat bersandarnya perahu milik nelayan yang berbaris. Melihatnya membuatku lebih mensyukuri hidup. Pasti berat sekali perjuangan para nelayan mencari nafkah di lautan, mencari rezeki dengan mempertaruhkan hidup.
ADVERTISEMENT
Di sini terdapat pula pasar tempat pedagang menjual dagangannya. Ada yang menjual pernak pernik oleh-oleh, makanan, ikan hasil tangkapan, dan mainan anak-anak. Aku membeli dua potong baju pantai untuk anak, sebenarnya ingin juga membeli untuk diriku sendiri, tapi uangnya tidak cukup. Selain itu aku juga membeli sedikit ikan untuk dibawa ke Bandung.
Traveling seperti ini dapat membuat kita lebih memahami tentang kehidupan, melihat keberagamaan kehidupan orang lain. Membuat kita lebih bersyukur atas segala nikmat yang telah didapatkan, sehingga menyadari bahwa luka kita mungkin tidaklah seberapa.
Sorenya aku dan teman masak bersama untuk makan malam, sedangkan para suami mengajak anak-anak jalan-jalan. Suasana yang jarang kurasakan. Walaupun sederhana tetapi terasa hangat. Kami melewati waktu yang tidak lama ini dengan sebaik-baiknya.
ADVERTISEMENT
Besok paginya kami sudah harus pulang ke Bandung. Meninggalkan Pantai Santolo yang sudah berbesar hati untuk menyerap energi negatif yang kami bawa. Rasanya ingin tinggal lebih lama, tapi tidak mungkin juga. Akhirnya kami berangkat menuju Bandung, melewati perjalanan yang menyajikan pemandangan kebun teh yang indah. Sebelum meninggalkan Santolo, kami berfoto terlebih dahulu.
dokumentasi milik pribadi
Untuk ibu rumah tangga yang mau healing dengan traveling tapi membawa anak, sebaiknya memikirkan beberapa hal. Pertama, siapkan barang-barang yang benar-benar dibutuhkan, seperti makanan ringan anak, peralatan mandi anak, dan mainannya. Kedua, ajak anak bermain atau mengobrol di perjalanan agar dia tidak merasa bosan. Ketiga, penting sekali berbagi peran dengan pasangan agar healing-mu bukan hanya menjadi "mengasuh pindah tempat".
ADVERTISEMENT