Bukan Mitos, Ini Dia Penjaga Laut dari Pesisir Selatan Sumatera Barat

Efa Butar butar
Blogger, Content Writer
Konten dari Pengguna
5 Desember 2022 21:32 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Efa Butar butar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
David Hidayat pemenang di bidang lingkungan dalam Awarding 13th SATU Indonesia Awards 2022 | Foto: PPID Kabupaten Pesisir Selatan
zoom-in-whitePerbesar
David Hidayat pemenang di bidang lingkungan dalam Awarding 13th SATU Indonesia Awards 2022 | Foto: PPID Kabupaten Pesisir Selatan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia kaya akan cerita rakyat melegenda yang beredar di kalangan masyarakat. Salah satunya adalah kisah Nyi Roro Kidul.
ADVERTISEMENT
Cerita ini populer di tengah-tengah masyarakat khususnya Pulau Jawa. Menurut kisah, Nyi Roro Kidul adalah sosok dewi yang dikenal pula dengan julukan Ratu Laut Selatan yang memiliki sifat baik.
Konon, ia tinggal di wilayah Pantai Selatan Jawa, tepatnya di Pantai Parangtritis dan menggunakan kekuatan gaibnya untuk menjaga dan memberikan ketentraman pada masyarakat di sekitar pantai.
Namun jangan salah! Meski memiliki sikap yang baik, konon, sang Ratu tak suka pada mereka yang datang berkunjung ke Laut Selatan dengan menggunakan pakaian warna hijau.
Ia akan memberikan kesialan pada pengunjung hingga mengambil mereka untuk dijadikan sebagai pasukan tentara atau pelayannya.
Bukan Nyi Roro Kidul, ini dia Penjaga Laut dari Pesisir Selatan yang nyata
ADVERTISEMENT
Abaikan sesaat mitos tentang Nyi Roro Kidul. Ternyata memang benar bahwa Indonesia memiliki Penjaga Laut dari Pesisir Selatan.
Namanya David Hidayat. Yang ini tidak berwujud roh apalagi dewa. Ia hanya seorang manusia biasa yang memiliki mimpi besar untuk memperbaiki alam daerahnya tepatnya di Laut Sungai Pinang, Sumatera Barat sana.
Mata jelinya menangkap sejumlah masalah di hadapannya, seperti perilaku masyarakat yang tidak bertanggungjawab, banyaknya potensi alam yang tidak dimaksimalkan, penggunaan alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan serta wisatawan yang tanpa sadar merusak dan membunuh biota laut yang tumbuh di sekitar terumbu karang
Dampaknya, kehidupan biota laut akan berkurang, dan bila dibiarkan akan memberikan efek negatif pada kelestarian alam dan kondisi ekonomi masyarakatnya.
ADVERTISEMENT
Singsingkan lengan, David Hidayat hadirkan Andespin
Tak ingin hal yang sama terus berulang, David singsingkan lengan membentuk sebuah program yang diberi nama "Penjaga Laut dari Pesisir Selatan", yaitu sebuah program yang berfokus pada kegiatan konservasi ekosistem pesisir Laut Sungai Pinang dan pemberdayaan ekonomi masyarakatnya.
Tak bisa sendiri, David juga melibatkan warga sekitar untuk melaksanakan programnya. Hingga tahun 2009 lampau, kemudian terbentuklah Anak Desa Sungai Pinang (Andespin).
Sejak awal berdiri, Andespin Dee West Sumatera fokus pada kegiatan konservasi ekonomi pesisir seperti penanaman terumbu karang dan mangrove.
Belakangan, Andespin memperluas cakupan fokus lewat pelaksanaan kegiatan pembinaan pada anak-anak usia dini seputar lingkungan serta pelaksanaan program peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat melalui batik dan kopi mangrove.
ADVERTISEMENT
Sempat terbentur masalah, Andespin kini berhasil mendapatkan sejumlah kerjasama
Andespin yang dibentuk David memiliki tiga fokus kegiatan, yaitu konservasi lingkungan, pembinaan generasi muda, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Sayangnya, perjalanan mereka tak bisa dibilang mulus. perlengkapan menyelam yang terbatas misalnya, membuat mereka harus putar otak agar rencana kerja tak tertunda.
Beruntung, permasalahan segera teratasi lewat bantuan berupa alat selam yang diberikan pemerintah Nagari Sungai Pinang. Bantuan inilah yang kemudian digunakan untuk menunjang program mereka.
Tak berhenti sampai di sana, tahun 2019, Andespin kembali mendapatkan bantuan dari dinas pariwisata berupa kapal patroli untuk melakukan pengawasan rutin.
Pintu-pintu peluang seolah terus terbuka lebar. Tahun 2021, Andespin berhasil menjalin kerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui BPSPL Padang dalam pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi masyarakat, yaitu Batik dan Kopi Mangrove.
ADVERTISEMENT
Tak hanya pelatihan, Andespin juga mendapatkan alat perlengkapan membatik dan membuat kopi serta peralatan selam.
Tahun 2022, Andespin kembali digandeng oleh sebuah instansi dari Angkatan Udara untuk merealisasikan pembuatan museum bawah air yang sudah lama dicita-citakan.
Puncaknya, David, sang "Raja" Andespin berhasil menyabet prestasi sebagai pemenang di bidang lingkungan dalam Awarding 13th SATU Indonesia Awards 2022 yang diprakarsai oleh Astra.
Tangan "gaib" David, Andespin dan alam yang kembali "dingin"
Sudah jadi rahasia umum bahwa tahun-tahun terakhir, perubahan iklim kian kita rasakan.
Bencana terus berdatangan, cuaca tak lagi beraturan. Sebentar hujan, tak lama lagi terik memanggang.
Banyak faktor pemicu perubahan iklim, sebut saja penggunaan bahan bakar fossil yang sampai kini masih jadi PR bersama yang penting untuk segera diselesaikan, sampah makanan, ada lagi alih fungsi hutan, deforestasi hingga pembakaran hutan secara masif. Keseluruhan faktor ini akan memicu terjadinya selimut polusi di atmosfer sana.
ADVERTISEMENT
Organisasi pemerintah dan non pemerintah kini terus menggaungkan upaya-upaya yang dapat dilakukan seluruh umat manusia untuk mendinginkan suhu bumi mulai dari langkah terkecil seperti mematikan aliran listrik saat tidak digunakan, menggunakan transportasi umum, hingga melakukan penanaman pohon.
Langkah inilah yang mereka lakukan. Lewat tangan "gaib" David, dan Andespin, mereka berhasil "mendinginkan" alam di lingkungan mereka dengan cara melakukan penanaman 9.000 bibit hasil kerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat. Dengan penanaman tersebut, total bibit yang ditanam di kawasan Pantai Manjuto mencapai 14.000-15.000 bibit.
Andespin juga tak pernah absen memberikan edukasi seputar pentingnya lingkungan kepada anak-anak di sekitar pantai. Harapannya, anak-anak yang sudah dikenalkan dan mengerti tentang pentingnya kesehatan lingkungan, akan menjadikan mereka menjadi generasi penerus yang turut berkontribusi menjaga bumi.
ADVERTISEMENT
Tangan yang sama juga menjadi jembatan penambah kesibukan bagi ibu-ibu rumah tangga di sekitar kawasan Mangrove untuk membuat Kopi Mangrove dan Batik Mangrove yang tentu pada akhirnya akan meningkatkan perekonomian mereka.
Mimpi yang masih ingin diwujudnyatakan
Meski telah menorehkan sejumlah prestasi dan berkontribusi terus menjaga kelestarian alamnya, David dan Andespin tak berhenti sampai di sana.
"Kami di Andespin, kami berkeinginan punya kawasan taman, taman lautlah, serta laboratorium hidup hutan mangrove untuk dijadikan pertama untuk wisata, untuk penelitian dan yang terakhir untuk pengembangan kawasan terutama kawasan pesisir supaya ekonomi masyarakat, meningkat" Tuturnya seperti dilansir dari YouTube PPID Kabupaten Pesisir Selatan.
"Kalau untuk khusus di kawasan Pantai Manjuto ini, masih kurang. Itu ada di bagian belakang sekitar 10.000 bibit lagi yang akan kami tanam pada tahun besok." Lanjut David sembari menunjukkan arah area yang belum ditanami.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan Nyi Roro Kidul yang akan marah bila pengunjung datang dengan pakaian hijau, David menyambut baik setiap orang dengan pakaian berwarna apapun terutama bila ingin berkontribusi menghijaukan mangrove di sana.
Gimana? Tertarik merasakan eksperimen menanam mangrove bersama Penjaga Laut dari Pesisir Selatan Sumatera Barat ini?
Sumber-sumber
https://online.fliphtml5.com/lsnfk/mnlc/#p=35
https://m.youtube.com/watch?v=BC4WQNKCjz0
https://www.solopos.com/sisihkan-13-453-peserta-6-anak-muda-inspiratif-raih-satu-indonesia-awards-2022-1458928