Siap Sambut Hari Raya Tanpa Luka Batin di Dada

Efa Butar butar
Blogger, Content Writer
Konten dari Pengguna
21 April 2023 14:36 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Efa Butar butar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mencintai diri sendiri | Foto: wayhomestudio via Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mencintai diri sendiri | Foto: wayhomestudio via Freepik
ADVERTISEMENT

Luka hati dari basa basi

sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ternyata tak cuma aku saja yang merasa bahwa terkadang, pulang kampung yang semestinya menjadi aktivitas menyenangkan untuk melepas rindu dengan orang tua, sahabat dan sanak keluarga, justeru berakhir luka yang kembali dibawa pulang ke perantauan.
ADVERTISEMENT
Banyak pertanyaan yang dikira klise padahal sangat menyakitkan, bahkan kadang banyak cemoohan yang bersembunyi di balik kata candaan.
Kapan menikah? Kapan punya anak? Aduh, kok kurusan? Sekarang jerawatan ya?! Kerja apa sekarang, anak Tante sih udah jadi manager di perusahaan A!
Katanya sih basa basi, tapi kadang basa basinya sampai melukai hati tanpa mereka sadari.
Kalau kamu pernah merasakan ini dan membuat hatimu terluka, ngga apa-apa. Seperti yang aku bilang di atas, aku, kamu, kita ngga sendiri. Banyak juga yang mengalami hal serupa.
Tinggal hitungan hari untuk merayakan Idul Fitri, musim mudik kembali bisa kita nikmati setelah covid berhenti. Jangan sampai, kekhawatiranmu dengan pertanyaan basa basi membatasi langkah kaki untuk menghabiskan waktu dengan orang terkasih.
ADVERTISEMENT
Bagi kamu yang masih ragu melakukan mudik hanya karena khawatir mendapatkan pertanyaan intimidasi yang menyakiti hatimu dari tetangga atau orang terdekat, yuk, bekali diri dan bersiaplah sambut Idul Fitri tanpa luka batin dalam hati.

Mengenal luka batin dan penyebabnya

Bekal ini aku dapatkan lewat kolaborasi Kumparan dengan Hope Psychology Center (HPC) yang mengangkat tajuk "Berdamai dengan Luka Batin Menjelang Hari Raya) pada hari Selasa (18/4) kemarin di Zoom.
Luka batin adalah tekanan yang sangat besar yang terjadi pada jiwa seseorang. Bila luka fisik terlihat, maka luka batik bersifat tidak terlihat, namun muncul dalam bentuk pikiran, perasaan dan perilaku.
Sebenarnya, luka fisik dan luka batin itu sama. Sama-sama perlu diakui dan disadari, perlu waktu untuk sembuh, perlu tindakan aktif dan nyata untuk sembuh, akan menimbulkan bekas luka dan bila berada di level tertentu, ia membutuhkan bantuan profesional untuk bisa pulih total.
ADVERTISEMENT
Ciri-ciri batin yang terluka adalah memiliki ide bunuh diri, self esteem yang rapuh, self critic yang tinggi, sulit mengelola emosi, pengemis validasi, mengabaikan diri, cemas sosial, people pleaser, kesepian, dan super sensitif pada stress.
Penyebab luka batin pun beragam. Ada abandonment yang timbul akibat ditelantarkan, diabaikan atau ditinggalkan. Ada pula rejection yang muncul saat seseorang menerima penolakan dari lingkungan atau pergaulannya, selain itu, humiliation ketika seseorang menerima penghinaan atau dilabeli negatif, betrayal yakni luka akibat dikhianati oleh orang yang dipercaya dan injustice ketika seseorang harus berhadapan dengan perlakuan tidak adil oleh lingkungan.
Kelima luka batin ini timbul akibat dari tidak terpenuhinya 5 kebutuhan emosi dasar manusia yaitu merasa dicintai, merasa aman, merasa dipahami, merasa dihargai dan merasa dimaafkan
ADVERTISEMENT
Ada 4 jenis luka batin yang bisa kita temukan:

1. Luka kepercayaan

2. Luka ditinggalkan

3. Luka diabaikan

4. Luka rasa bersalah

Menghindari luka batin di dada saat Hari Raya

Sebentar lagi, luka lama mungkin terbuka kembali, atau malah sebagian orang mendapatkan luka baru. Luka ini kemungkinan besar akan hadir saat acara kumpul keluarga karena seringnya kita dihadapkan pada akar masalah psikologis kita, banyak situasi yang memicu trauma masa kecil, dipaksa nyaman supaya "sopan" dan memunculkan reaksi fisik dan emosi yang tidak menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk menghindari luka batin di dada saat hari raya?

S.T.O.P

STOP merupakan akronim dari Stop, take a deep breath, observe dan proceed yang dihadirkan Hope Psychology Center (HPC) . Mengambil jeda memang bisa jadi jalan untuk menyelamatkan diri dari luka.
Stop: Berhentilah sejenak dan pindah posisi
Take a deep breath: bernafaslah dalam-dalam. Lakukan beberapa kali sampai kamu kembali ke posisi sadar
Observe: Amati pikiran, perasaan dan tubuhmu.
Proceed: Kalau sudah tenang, lanjut dengan latihan.
Katakan saja kamu mendapatkan pertanyaan kenapa gendutan padahal kamu sudah bersusah payah dalam beberapa tahun terakhir untuk mendapatkan berat badan idealmu. Lalu kamu terpicu emosi dengan pertanyaan tersebut.
Ada setidaknya dua latihan sederhana yang bisa kamu lakukan untuk menenangkan emosimu:
ADVERTISEMENT
Breathing and grounding
Ambil latihan sederhana dengan breathing dan grounding atau bernafas dan ambil posisi menyatu dengan alam seperti menginjak tanah secara langsung tanpa alas kaki.
Muscle relaxation
Genggam tangan sekuat yang kamu bisa dan lepaskan perlahan

Perhatikan kebutuhan psikologismu

Menamai: Perasaan apa yang kamu rasakan saat ini dan dari 1-10, di skala berapa perasaan itu berada?
Menerima: Mengizinkan perasaan muncul tanpa menghakimi atau mengusirnya. Melihat perasaan sebagaimana fenomena yang wajar dan manusiawi
Merasakan: "Sit with emotions" dan menyadari sensasi di tubuh sampai mereda dan lewat.
Masalahnya, kita jarang menanyakan perasaan diri sendiri dan fokus pada omongan orang lain yang justeru menanam luka lebih dalam.
ADVERTISEMENT
Bila kecewamu begitu dalam, tidak masalah untuk menangis. Menangis bisa meluapkan rasa sedihmu, mengurangi stress dalam dirimu dan ampuh pula untuk meningkatkan kembali moodmu.

Buat batasan

Yang mengerti diri dan kondisi hatimu adalah dirimu sendiri, untuk itu, jangan ragu untuk membuat batasan.
Atur frekuensi pertemuan, berapa kali akan bertemu dengan keluarga, kerabat dan rekan, berapa jam durasi pertemuan, jangan lupa tetapkan batasan pertanyaan. Kamu berhak menentukan pertanyaan mana yang ingin kamu jawab, pertanyaan mana yang ingin kamu hindari.
Kamu juga bisa siapkan jawaban template atas pertanyaan berulang.
Misalnya, "doakan saja" pada pertanyaan kapan yang kamu dan semua orang di muka bumi ini juga tak tahu jawabannya.
Namun bila kamu terus didesak untuk menjawab oleh orang yang sama, jangan ragu untuk memberikan jawaban tegas agar orang tersebut tak lagi mengulang pertanyaan yang sama.
ADVERTISEMENT

Self care

Setelah membuat batasan jangan lupa juga untuk melakukan self care selama di kampung halaman.
Tidur cukup, pilah makanan yang sehat, lakukan sejumlah kegiatan bermanfaat, tetaplah mindfulness, lakukan hobimu yang menyenangkan itu, bersosialisasi dan tetap berolahraga.

Mencari bantuan profesional

Bukan salahmu kalau kamu terluka. Kamu tidak memilih untuk terluka, ia terjadi begitu saja. Tapi kamu bisa memilih untuk pulih, bangkit dan jadi versi terbaik dirimu.
Bila ternyata luka yang kamu terima terlalu berat, terlalu sakit dan tak kunjung hilang meski telah menerapkan langkah-langkah di atas, jangan ragu untuk mendapatkan bantuan profesional, ya!
Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, luka batin sama dengan luka fisik. Di level tertentu, ia butuh bantuan profesional untuk bisa sembuh total.
ADVERTISEMENT
Pergilah ke profesional ketika lukamu sudah mengganggu dalam durasi 2 minggu, ketika lukamu sudah cukup mengganggu kesehatianmu dan ketika tips atau bantuan dari teman tidak lagi berhasil membantu.