Konten dari Pengguna

Tingkatkan Kreativitas Siswa Melalui Pembuatan Briket dari Limbah Sekam Padi

Ana S
Mahasiswa Sastra Indonesia UNNES
4 Agustus 2024 9:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ana S tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(Proses pembuatan briket bersama siswa MTs. Falahul Huda, Sumber: Tim KKN Unnes Giat 9 Desa Mojoagung)
zoom-in-whitePerbesar
(Proses pembuatan briket bersama siswa MTs. Falahul Huda, Sumber: Tim KKN Unnes Giat 9 Desa Mojoagung)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jumat (19/07/24) tim KKN Unnes Giat 9 ajarkan cara pembuatan briket dari limbah sekam padi kepada siswa kelas VIII MTs. Falahul Huda, Desa Mojoagung, Kecamatan Plantungan, Kabupaten Kendal. Kegiatan tersebut berupaya untuk mendorong para siswa agar lebih kreatif dalam mengolah limbah sekam padi yang tidak terpakai menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai ekonomis.
ADVERTISEMENT
Umi Hanik Nur Afifah (22), penanggung jawab kegiatan tersebut menjelaskan bahwa briket dari sekam padi merupakan salah satu potensi desa yang bisa dimaksimalkan. Terlebih bagi masyarakat Desa Mojoagung, Kecamatan Plantungan, Kabupaten Kendal yang mayoritas dari masyarakatnya bekerja sebagai petani padi. Selain itu, juga dijelaskan olehnya terdapat tempat penggilingan padi (rice milling). Sehingga, dengan adanya potensi-potensi tersebut para siswa sebagai generasi penerus diharapkannya bisa lebih cerdik dalam melihat peluang usaha agar bisa lebih berdaya.
Masih disampaikan oleh Umi Hanik Nur Afifah atau Hani (22), selain mengajak siswa untuk lebih sadar akan nilai ekonomis dari limbah sekam padi, melalui pembuatan briket ia juga ingin menyadarkan pentingnya peduli terhadap lingkungan. Ia menjelaskan bahwa, meskipun kegunaan briket nyaris sama dengan arang, namun tingkat polusi briket lebih minim.
ADVERTISEMENT
“Keunggulannya itu nilai pencemaran udaranya minim, tingkat polusinya juga lebih minim,” jelas Mahasiswa dari program studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tersebut.
Kemudian untuk proses pembuatannya, Hani (22) menjelaskan lebih lanjut mulai dari persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan, pengumpulan dan pemilahan limbah sekam padi yang bagus, baru setelahnya dibakar atau dikarbonasi sampai berubah warna menjadi hitam (tidak sampai jadi abu), kemudian proses penghalusan sekam yang telah dibakar, dan proses pencampuran semua bahan menjadi satu dengan komposisi air: bubuk sekam padi: tepung tapioka adalah 1:2:1,5.
“Jadi, untuk satu briket itu membutuhkan air setengah cup agar-agar 60 ml, kemudian tepungnya sekitar 0.75 cup, dan bubuk sekam padi 2 cup,” ujar Hani.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini direspon dengan antusias yang baik dari murid-murid kelas VIII MTs. Falahul Huda. Seperti yang disampaikan oleh Raihan (13), Syifa (13), dan Nikmah (13) yang ikut dalam proses pembuatan mengaku senang karena bisa mengerti proses pembuatan briket. Proses pembuatan briket tersebut juga merupakan pengalaman pertama kali bagi mereka.
“Senang, karena jadi tahu cara pembuatan briket. Ini juga yang pertama kalinya,” tutur mereka.
Syifa (13) menambahkan bahwa proses pembuatan briket juga mudah. Menurutnya, bahan-bahan dan alat yang digunakan bisa dijumpai dengan mudah di rumah. Mulai dari baskom, sendok, cetakan agar-agar, air, tepung tapioka, dan limbah sekam padi yang bisa diperoleh dari tempat penggilingan padi (rice milling).