Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Lengger, Leng Jebule Jengger
21 Mei 2022 13:10 WIB
Tulisan dari Ananda Danuarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Lengger merupakan salah satu kebudayaan asli dari Banyumas yang berdiri sejak zaman masyarakat Jawa hidup nomaden. Lengger berfungsi sebagai rasa syukur yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang melimpah. Lengger diiringi menggunakan tabuhan gamelan. Penari lengger adalah seorang laki - laki tulen, di mana arti lengger berasal dari kata 'leng' yang berarti lubang yang mempresentasikan perempuan. Orang - orang mengira bahwa yang menari lengger adalah seorang perempuan, jebule (ternyata) 'jengger '(daging atau tulang yang tumbuh diatas kepala ayam biasanya ayam pejantan) yang mempresentasikan pejantan atau laki - laki. Tetapi seiring berjalannya waktu lengger tidak hanya penari laki-laki, perempuan pun bisa menari lengger.
Awal mulanya, lengger dibawakan oleh penari laki-laki karena pada zaman dahulu diskriminasi pada perempuan sangatlah tinggi. Perempuan dianggap makhluk yang lemah dan tidak memiliki kekuatan untuk bekerja atau berperang, perempuan dianggap hanya sebagai alat pemuas seks saja. Maka dari itu setiap musim panen tiba, masyarakat Jawa melakukan pesta atas rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Mereka merayakannya dengan melakukan tarian lengger yang hanya boleh dilihat atau dilakukan oleh kaum laki - laki saja, sedangkan kaum perempuan hanya di rumah sembari mendengarkan tabuhan - tabuhan gamelan itu berkumandang.
ADVERTISEMENT
Pada saat zaman penjajahan, masyarakat Jawa berpikir bahwa lengger bisa untuk mengelabuhi penjajah kolonial Belanda. Menurut Rianto, selaku salah satu penari Lengger Lanang Banyumas, "Lengger sebagai tipu muslihat untuk para penjajah karena penjajah mengira yang menari adalah perempuan. Saat para penjajah mulai berpesta dan meminum minuman keras, para pribumi memanfaatkan keadaan untuk melucuti penjajah dengan mengambil senjatanya". Dapat diketahui penjajah mengira yang menari adalah perempuan dan merasa puas atas apa yang telah mereka tonton. Merekapun mulai berpesta dengan meminum minuman keras sampai akhirnya tidak sadarkan diri, disitulah masyarakat Jawa cerdas untuk segera mengambil atau melucuti senjata para penjajah. Oleh karena itu, lengger harus terus dilestarikan karena lengger merupakan salah satu bukti perlawanan pribumi khususnya masyarakat Banyumas untuk melawan para penjajah.
ADVERTISEMENT