Konten dari Pengguna

Batik : Menghidupkan Seni Tradisional di SMA Negeri 1 Sokaraja

Ananda M
Mahasiswa Teknik Telekomunikasi Institut Teknologi Telkom Purwokerto
5 Juli 2023 20:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ananda M tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Memperkenalkan Seni Membatik di SMA Negeri 1 Sokaraja: Menghidupkan Kreativitas dan Budaya Lokal

sumber : Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
sumber : Dokumen Pribadi
ADVERTISEMENT
Di sekolah yang luar biasa ini, ada mata pelajaran yang istimewa, yaitu pembuatan batik. Sebuah program yang menghidupkan keajaiban seni tradisional dan memperkenalkannya kepada para siswa. Setiap hari, ruang kelas penuh dengan warna-warni kain putih yang siap menjadi kanvas bagi imajinasi mereka. Saat membatik, terdengar suara canting yang menari di atas kain. Guru yang berpengalaman dengan penuh kesabaran dan keahlian mengajarkan teknik-teknik batik kepada para siswa. Mereka belajar bagaimana mengayunkan canting dengan lembut dan menghasilkan garis-garis yang indah, seolah melukis dengan lilin panas.
ADVERTISEMENT
Para siswa menyerap pengetahuan ini dengan antusiasme yang membara. Mereka merasakan kepuasan ketika melihat batik buatan mereka mengambil bentuk yang semakin indah. Setiap tetes lilin yang mereka letakkan di atas kain menjadi jejak dari perjalanan kreativitas mereka sendiri.
sumber : dokumen pribadi
Tidak hanya keterampilan teknis, mata pelajaran ini juga mengajarkan tentang sejarah dan makna di balik batik. Para siswa mempelajari keunikan motif-motif tradisional, memahami simbolisme yang terkandung di dalamnya, dan menghargai kekayaan budaya yang tersimpan dalam setiap kain batik.
Di sekolah ini, membatik bukan hanya sekadar mata pelajaran, tetapi juga sebuah wadah untuk mengekspresikan diri dan menemukan identitas pribadi. Setiap siswa merasakan kebanggaan saat mereka mengenakan batik buatan sendiri, yang mencerminkan keterampilan dan keunikan mereka.
ADVERTISEMENT
Adapun proses membatik di SMA ini adalah :
Persiapan: Pertama-tama, siapkan kain putih yang akan dijadikan media batik. Pastikan kain tersebut bersih dan bebas dari noda atau kotoran. Siapkan juga lilin batik, canting, dan motif batik yang ingin Anda terapkan.
Menyiapkan Motif: Pilih motif batik yang akan diaplikasikan pada kain. Anda dapat menggunakan motif tradisional yang sudah ada atau membuat desain sendiri. Jika menggunakan desain sendiri, gambarlah motif tersebut pada kain dengan pensil atau alat penanda yang mudah terhapus.
Melelehkan Lilin Batik: Panaskan lilin batik hingga meleleh dalam wadah yang tahan panas. Pastikan lilin tersebut mencapai konsistensi yang tepat agar mudah diaplikasikan dengan canting.
Mengaplikasikan Lilin: Ambil canting dan celupkan ke dalam lilin yang telah meleleh. Kemudian, dengan gerakan tangan yang lembut dan hati-hati, aplikasikan lilin pada kain mengikuti motif yang telah ditentukan. Pastikan garis-garis lilin bersih dan tajam.
ADVERTISEMENT
Pewarnaan: Setelah lilin diaplikasikan, kain siap untuk diwarnai. Persiapkan larutan pewarna sesuai dengan instruksi pada kemasan. Celupkan kain ke dalam larutan pewarna dengan hati-hati, pastikan pewarna meresap secara merata ke seluruh kain.
Pengeringan: Setelah proses pewarnaan selesai, angkat kain dari larutan pewarna dan biarkan kering. Anda dapat menggantungkannya di tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung.
Fiksasi Warna: Setelah kain benar-benar kering, langkah selanjutnya adalah memfiksasi warna agar tahan luntur. Tempatkan kain di atas kertas koran dan setrika dengan suhu tinggi, lakukan ini selama beberapa menit. Hal ini akan membantu pewarna menyerap ke dalam serat kain secara lebih baik.
Pembersihan Lilin: Terakhir, untuk menghilangkan lilin dari kain, letakkan kain di antara beberapa lembar kertas tisu atau kertas koran. Kemudian, setrika kain dengan suhu tinggi untuk mencairkan dan menyerap lilin yang tersisa.
ADVERTISEMENT
Setelah jadi kain batik, maka kain siap untuk dijahit dan dikenakan untuk menjadi seragam sekolah. Di SMA ini memang pada hari rabu dan kamis mengenakan batik hasil karya sendiri. Batik buatan sendiri membuat siswa merasa bangga karena hasil karya sendiri dan mewariskan budaya lokal.