'Pok a Atok' Permainan Bola sebagai Ritual Pengorbanan Bagi Suku Maya

Ananda Rizky SA
Ananda Rizky Saputra Mahasiswa STIABI Riyadlul Ulum Waddwah -Sejarah peradaban Islam-
Konten dari Pengguna
27 April 2021 14:00 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ananda Rizky SA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sepak bola merupakan olahraga yang bertujuan untuk menyegarkan kebugaran jasmani manusia, sepak bola juga merupakan salah satu olahraga paling populer dan digemari di kalangan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Namun, berbeda dengan halnya Suku Maya, Suku Maya adalah salah satu suku asli dari Peradaban Mesoamerika. Suku ini mempunyai tradisi yang sangat unik dan sadis termasuk dalam pemain bola. Permainan bola ini bukan hanya digunakan sebagai game atau olahraga tetapi di gunakan juga sebagai ritual pengorbanan para dewa, Suku Maya sendiri menamai permainan ini dengan nama "Pok a tok".
Karena aturan dalam permainan bola suku maya di mana yang kalah akan menjadi korban untuk ritual para dewa mereka yang terkenal dengan haus darahnya.
Ilustrasi Permainan Sepakbola Suku maya. Sumber www.ancient-origins.net
Asal Mula Permainan Sepak bola Di Suku maya
Asal mula Permainan sepak bola ini juga bagi masyarakat maya sendiri menggambarkan siklus matahari dan bulan yang di mana siklus itu selalu berputar seperti bola dan agar matahari, bulan ini selalu berputar di porosnya. Adapun mitosnya sendiri karena marahnya dewa-dewa mereka yaitu dewa Hunahpu dan Vucub Hunahpu.
ADVERTISEMENT
Dewa ini kesal karena mendengar kebisingan yang terjadi di bawah langit akhirnya dewa tersebut membuat sebuah permainan untuk mereka yang ada di bumi. Namun, Kedua dewa tersebut mempunya syarat. Syaratnya adalah yang kalah kepala mereka harus dipenggal.
Biasanya para pemain permainan ini rata–rata dari tawanan perang, karena Suku Maya tersendiri juga sangat menyukai peperangan dengan bertujuan mencari tawanan untuk para dewa mereka. Biasanya tawanan rakyat biasa dikorbankan langsung sedangkan tawanan seorang dari bangsawan harus mengikuti sebuah pertandingan sepak bola atau tradisi permainan yang lainnya.
Sepak bola di Suku Maya memiliki peraturan yang cukup unik bahkan dinilai sangat sadis
Dikutip dari sebuah buku yang berjudul "El Juego de pelota Mayan en Guetemala", cara memainkannya sendiri cukup unik karena cara menggiring atau mengoper bola itu sendiri menggunakan pinggul atau bokong mereka untuk mengoper bola, untuk cara merebut bola itu sendiri mereka biasanya menabrakkan diri mereka kepada sesama pemain dan juga ada yang memukul dengan alat pemukul. Hal inilah yang membuat permainan ini cukup sadis karena pasti setiap pemain akan mengalami cidera atau bisa juga sampai meninggal di tempat pada saat permainan itu berlangsung.
ADVERTISEMENT
Lapangannya sendiri memiliki ukuran 96m dan lebar 29m. Kemudian Suku Maya sendiri menambahkan ring cincin disetiap sisi dinding lapangan bola.
Ring berbentuk cicin sebagai gawang Pertandingan sepak bola suku maya. Sumber https://www.istockphoto.com
Para pemainnya sendiri terdiri dari 1-4 orang per tim dan peraturannya jikalau bola itu masuk ke ring cincin itu maka permainannya berakhir. Ukuran bolanya pun beragam mulai dari 1,36 sampai 3,63 kilogram dan memiliki diameter sekitar 25 hingga 37 sentimeter (10 hingga 12 inci). Menurut Arkeolog sendiri masyarakat maya membuat bola ini dari karet dan menggunakan lateks alami. Lateks adalah cairan seperti susu yang diperoleh dari getah dan ini juga bisa didapatkan di banyak tanaman. Masyarakat maya sendiri diyakini memanen tanaman karet lalu dicampurkan dengan lateks hal ini lah yang membuat karet ini menjadi padat dan lentur.
Lapangan sepak bola Suku maya Di Kota maya
Bermain bola sekaligus ritual keagamaan
ADVERTISEMENT
Menariknya lagi dari permainan bola Suku Maya yaitu bermain bola sekaligus ritual keagamaan mereka. Suku Maya sendiri menganggap permainan bola ini bukan hanya sebuah pertandingan biasa saja namun sekaligus ritual keagamaan untuk dewa mereka. Karena Suku Maya sendiri meyakini lewat permainan ini mereka bisa berinteraksi dengan dewa mereka melalui ritual keagamaan ini yaitu dengan cara mengorbankan para pemain dengan cara dipenggal kepalanya atau dikeluarkan organ-organ tubuhnya.
Punahnya Suku Maya yang membuat tradisi ini pun juga ikut punah
Seorang peneliti sekaligus ahli geokimia di St Andrew University Skotlandia. Mengemukakan bahwasanya suku maya ini punah karena dampak kekeringan yang dikarenakan curah hujan di daerah tersebut sangat rendah.
Hal inilah yang menyebabkan daerah yang dihuni masyarakat maya mengalami kekeringan, Hal ini juga yang menyebabkan banyaknya penyebaran penyakit di kalangan masyarakat maya. Selama musim panas dan kekeringan ini banyak masyarakat maya sendiri meninggalkan kota-kota mereka.
ADVERTISEMENT
Hal ini yang membuat tradisi permainan sepak bola dan ritual keagamaan mereka terabaikan sehingga tradisi ini pun akhirnya punah. Namun Permainan sepak bola ini tidak ikut punah karena sampai sekarang juga masih ada yang memainkan permainan sepak bola ala suku maya ini, namun yang hilang dari permainan ini adalah ritual keagamaannya yang dulu suku maya memainkan sepak bola ini sebagai ritual keagamaan, namun berbeda dengan zaman sekarang yang hanya dimainkan untuk memperingati atau mengenang saja oleh para masyarakat Amerika terutama masyarakat Meksiko.