Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Budaya Strategi Geopolitik Devide et Impera dalam Pembakaran Al-Qur'an di Swedia
4 November 2024 9:39 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Ananda Saputri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kerusuhan pembakaran Al-Qur'an di Swedia telah menyulut api kemarahan umat Islam di seluruh dunia, mengguncang fondasi toleransi dan keberagaman. Di balik aksi provokatif ini, mengintai bayang-bayang budaya strategi geopolitik devide et impera.
ADVERTISEMENT
Ananda Saputri, Universitas Sriwijaya
Artikel ini akan mendiskusikan budaya strategi geopolitik devide et impera yang telah menjadi salah satu metode dominasi yang efektif dalam sejarah dan politik modern. Kerusuhan yang terjadi di Swedia pada 14 April 2022 dikarenakan pembakaran Al-Qur'an oleh Rasmus Paludan, pemimpin partai sayap kanan Stram Kurs, telah menarik perhatian global dan memicu perdebatan mengenai kebebasan berekspresi, toleransi, serta dampak dari strategi politik yang memecah belah. Tindakan provokatif ini tidak hanya menimbulkan kemarahan di kalangan komunitas Muslim, tetapi juga mengungkapkan bagaimana taktik devide et impera dapat merusak kohesi sosial dan stabilitas politik di suatu negara.
ADVERTISEMENT
Penulis berpendapat bahwa strategi devide et impera memiliki efek negatif yang signifikan bagi masyarakat, terutama terkait dengan kohesi sosial dan stabilitas politik. Oleh karena itu, penulis akan fokus pada dua argumen utama: pertama, dampak buruk dari strategi ini terhadap kohesi sosial dan stabilitas politik, dan kedua, pentingnya upaya bersama untuk membangun solidaritas dan mengatasi perpecahan yang ditimbulkan oleh taktik tersebut.
Pandangan Georg Simmel, yang mendefinisikan devide et impera sebagai upaya sengaja kelompok tertentu untuk menciptakan konflik sosial dengan tujuan memperoleh dominasi (Ahmad & Yudha, 2022). Tujuan dari politik devide et impera, juga dikenal sebagai politik adu domba dan politik pemecah belah, adalah untuk menguasai atau melumpuhkan suatu kelompok dengan pengaruh besar atau kecil sehingga menjadi lebih kecil sehingga mudah dikuasai atau dilumpuhkan (Komahi, 2022). Kerusuhan yang terjadi di Swedia akibat aksi pembakaran Al-Qur'an oleh Rasmus Paludan, telah menyoroti bagaimana strategi devide et impera atau politik adu domba dapat merusak kohesi sosial dan stabilitas politik. Dalam konteks ini, terdapat dua argumen utama.
ADVERTISEMENT
Dampak Negatif terhadap Kohesi Sosial dan Stabilitas Politik
Strategi devide et impera secara signifikan merusak kohesi sosial. Tindakan provokatif yang dilakukan oleh individu atau kelompok tertentu menciptakan ketegangan antara komunitas yang berbeda, terutama antara kelompok mayoritas dan minoritas. Dalam kasus Swedia, pembakaran Al-Qur'an tidak hanya memicu kemarahan di kalangan komunitas Muslim, tetapi juga memperkuat stereotip negatif yang ada. Hal ini menyebabkan masyarakat terpolarisasi, di mana individu merasa terpaksa untuk memilih sisi, alih-alih mencari titik temu. Ketika masyarakat terpecah, dialog antar kelompok menjadi semakin sulit, dan konflik yang lebih besar dapat muncul, mengancam stabilitas sosial.
Dampak dari strategi ini juga terlihat dalam stabilitas politik. Ketika ketegangan sosial meningkat, pemerintah sering kali merespons dengan tindakan represif atau kebijakan yang lebih ketat, yang pada gilirannya dapat memperburuk situasi. Dalam konteks Swedia, tindakan polisi yang memberikan izin untuk demonstrasi provokatif menunjukkan bagaimana pihak berwenang dapat terjebak dalam permainan politik yang lebih besar, di mana mereka berusaha menjaga ketertiban tetapi tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap masyarakat. Ketidakpuasan yang muncul dari berbagai kelompok dapat mengarah pada ketidakstabilan politik, di mana kepercayaan terhadap institusi pemerintah menurun, dan ekstremisme dapat tumbuh subur.
ADVERTISEMENT
Pentingnya Upaya Kolektif untuk Membangun Solidaritas
Menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh strategi devide et impera, sangat penting bagi masyarakat untuk melakukan upaya kolektif dalam membangun solidaritas. Upaya ini dapat mencakup dialog antarbudaya, pendidikan tentang toleransi, dan kampanye yang menekankan nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Dengan membangun jembatan antara kelompok-kelompok yang berbeda, masyarakat dapat mengatasi perpecahan yang diakibatkan oleh taktik provokatif. Solidaritas tidak hanya memperkuat kohesi sosial, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih stabil secara politik. Ketika masyarakat bersatu, mereka lebih mampu menanggapi provokasi dengan cara yang konstruktif, mengurangi kemungkinan terjadinya kekerasan dan konflik.
Penting bagi pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan individu untuk berkolaborasi dalam menciptakan ruang bagi dialog dan pemahaman. Kebebasan berekspresi harus diimbangi dengan tanggung jawab sosial, di mana tindakan yang dapat memicu kebencian dan perpecahan harus ditanggapi dengan bijaksana. Hanya dengan cara ini, kita dapat mengatasi dampak negatif dari strategi devide et impera dan membangun masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis.
ADVERTISEMENT
Kerusuhan di Swedia adalah pengingat bahwa strategi devide et impera dapat memiliki dampak yang merusak terhadap kohesi sosial dan stabilitas politik. Namun, dengan upaya kolektif untuk membangun solidaritas dan mengatasi perpecahan, masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan damai. Ini adalah tantangan yang harus dihadapi bersama, demi masa depan yang lebih baik bagi semua.
Referensi
Ahmad, J., & Yudha, G. (2022). STRATEGI POLITIK DEVIDE ET IMPERA BELANDA DAN RELEVANSINYA DENGAN POLARISASI AGAMA PASCA PILPRES 2019 DI INDONESIA. Jurnal Tapis Jurnal Teropong Aspirasi Politik Islam, 18(2), 19–38. https://doi.org/10.24042/tps.v18i2.14288
BBC News Indonesia. (2022, April 18). Kerusuhan Swedia: Siapa Rasmus Paludan, pembakar Al-Qur’an yang memicu kerusuhan. https://www.bbc.com/indonesia/dunia-61137206
Komahi. (2022, April 23). Strategi Politik Devide et Impera di Balik Aksi Pembakaran Al-Quran di Swedia. https://komahi.uai.ac.id/strategi-politik-devide-et-impera-di-balik-aksi-pembakaran-al-quran-di-swedia/
ADVERTISEMENT