Ahok Kalah karena Mayoritas Suara PPP dan PKB ke Anies

20 April 2017 15:59 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Silaturahmi partai koalisi pendukung Ahok-Djarot. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Kekalahan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat versi hitung cepat salah satunya disebabkan karena pergerakan partai penyokong yang kurang solid. Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai tidak semua partai pendukung Ahok-Djarot mampu menjamin kadernya untuk memilih paslon dengan nomor urut dua tersebut.
ADVERTISEMENT
"Memang tidak semua partai selalu kelihatan aktivitas dan pergerakannya. Dan terbukti tidak semua partai penyokong bisa menjamin pergerakan kadernya untuk memilih Ahok-Djarot," ujar Qodari ketika dihubungi kumparan (kumparan.com), Kamis (20/4).
Pada putaran kedua Pilgub DKI Jakarta, Ahok-Djarot didukung oleh koalisi partai PDIP, Nasdem, Golkar, Hanura, PPP dan PKB. Dari partai-partai tersebut, PPP dan PKB paling banyak menyumbang bagi suara Anies-Sandi. Ia menilai bahwa kedua partai ini terbukti gagal mengalihkan suara kadernya bagi Ahok-Djarot.
"PPP dan PKB itu bablas, hampir seluruh 90 persen suara untuk Anies-Sandi," ujarnya.
Selain itu, Qodari menilai suara Partai Golkar juga kurang efektif untuk menggerakkan pemilih. Sebabnya, masih ada faksi di internal Partai Golkar yang mengarahkan suara kepada Anies-Sandi. Faksi yang dimaksud adalah kubu Aburizal Bakrie, Erwin Aksa, serta Titiek Soeharto. Meski tidak terlalu banyak, namun pecahnya suara Ahok-Djarot di Golkar cukup berpengaruh.
ADVERTISEMENT
"Golkar mayoritas Ahok-Djarot tapi banyak juga yang beralih ke Anies-Sandi. Kita lihat ada Ical lalu ada Erwin Aksa di sana. Ini cukup memecah," ujarnya.
Satu-satunya partai yang menggerakkan kadernya adalah PDIP. Qodari menilai PDIP cukup bekerja efektif namun ternyata tidak cukup untuk menjamin kemenangan bagi Ahok-Djarot.
Sekadar diketahui, PPP dan PKB menjadi dua partai yang paling terakhir mendeklarasikan dukungan bagi Ahok dan Djarot. PKB memberikan dukungan hanya beberapa hari menjelang pencoblosan sementara PPP tidak pernah mendeklarasikan dukungan secara resmi. Meski di tingkat pengurus memberikan dukungan, namun pengurus wilayah PPP dan PKB di DKI Jakarta mayoritas mendukung Anies-Sandi.
ADVERTISEMENT