Bermodal Kemenangan Pilkada, Gerindra Siap Hadapi Jokowi di 2019

6 September 2017 19:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo dan Hary Tanoe hadiri milad PKS ke-19. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo dan Hary Tanoe hadiri milad PKS ke-19. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Suhu politik jelang Pilpres 2019 semakin memanas meski masih dua tahun lagi dihelat. Presiden Joko Widodo mulai melakukan konsolidasi politik baik ke parpol pendukungnya maupun relawan. Menghadapi situasi ini, Partai Gerindra tak gentar. Partai yang mengusung Prabowo Subianto sebagai capres ini mengaku telah siap kembali meladeni pertarungan dengan Jokowi.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono optimistis modal berbagai kemenangan di Pilkada bisa menjadi kekuatan Prabowo mengalahkan Jokowi.
"Tahun 2014 itu Gerindra bisa menjadi partai nomer 3 terbesar tanpa didukung oleh banyak kepala daerah. Setelah 2015 sampai sekarang kita sudah punya ratusan kepala daerah baik itu gubernur, bupati, wali kota atau wakilnya, insyallah itu akan tambah kuat," ujarnya ketika dihubungi kumparan (kumparan.com), Rabu (6/9).
Ferry menegaskan hingga saat ini, Partai Gerindra setidaknya memiliki 150 kepala daerah dari 269 daerah baik di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Ia menyampaikan pada Pilkada 2018, target kemenangan akan menambah daftar kepala daerah Gerindra.
Hal ini tentunya akan semakin menguatkan modal politik Gerindra pada Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
Jokowi menjamu Prabowo di Istana Merdeka (Foto: Biro Press)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi menjamu Prabowo di Istana Merdeka (Foto: Biro Press)
"Kan kalau 269 daerah tahun 2015 kita menang 50 persennya jadi sekitar 130-an kepala daerah. Tahun 2016 sampai tahun 2017 sejak awal itu ada 101, kita 48 persen taruhlah 50 kepala daerah. Jadi 130 tambah 50, 180 kepala daerah Gerindra. Belum yang besok pilkada 2018," paparnya.
Meski demikian, Ferry mengakui banyaknya isu negatif yang diarahkan kepada Gerindra memasuki tahun politik ini. Salah satunya, Saracen. Padahal baik Prabowo maupun Gerindra tidak pernah mengganggu pemerintahan selama Jokowi menjabat. Menurutnya, diarahkannya isu Saracen adalah bentuk kerisauan dari Jokowi.
"Gerindra sekarang ya menurut saya makin disukai oleh masyarakat, tapi dimunculin soal-soal yang mendiskreditkan Gerindra. Isu Saracen dan segala macam. Itu sebenarnya terlihat kok kerisauannya Pak Jokowi kepada Gerindra," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dalam menghadapi Pilpres, Prabowo juga memiliki kans dengan dukungan PKS. Lebih lanjut, Ferry justru mempertanyakan Jokowi apakah siap jika nantinya Mahkamah Konstitusi memutuskan presidential threshold untuk pilpres 2019 0 persen.
"Ditanya kesiapan kita ya kita sudah punya minimal dengan PKS untuk bisa memenuhi persyaratan pemilu ke depan 20 persen kita sudah siap. Pertanyaannya sebaliknya, siap enggak Pak Jokowi dengan PT 0 persen dan muncul pasangan lebih dari dua pasang," pungkasnya.
Reporter: Ferio Pristiawan