Gerindra: Kami Terlatih Ditinggal, Maju ke Gelanggang Meski Seorang

3 Agustus 2017 13:35 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo dan Hary Tanoe hadiri milad PKS ke-19. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo dan Hary Tanoe hadiri milad PKS ke-19. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perindo memutuskan meninggalkan Gerindra dan PKS, tak melanjutkan koalisi di Pilgub DKI, dan lebih memilih mengusung Joko Widodo sebagai capres di pemilu 2019. Keputusan Perindo ini mendapat tanggapan dari Gerindra.
ADVERTISEMENT
Gerindra tak mau galau ditinggal Perindo. Ketua DPP Gerindra Sodik Mudjahid menilai partainya sudah biasa ditinggalkan baik oleh koalisi maupun calon.
"Gerindra sudah sangat biasa, sangat terlatih dan dipersiapkan ditinggal, "maju ke gelanggang walau seorang"," ujar Sodik ketika dihubungi, Kamis (3/8).
Sodik melanjutkan partainya menghargai keputusan politik dari Perindo yang lebih mendukung Joko Widodo dalam Pilpres 2019 mendatang. Menurut Sodik, keputusan politik tersebut merupakan kedaulatan sebuah partai.
Sodik Mudjahid, Ketua DPP Gerindra. (Foto: Akbar Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sodik Mudjahid, Ketua DPP Gerindra. (Foto: Akbar Ramadhan/kumparan)
"Kami percaya, seperti halnya Gerindra, keputusan besar suatu partai, semuanya dilakukan demi kepentingan bangsa dan negara, bukan untuk kepentingan kelompok atau untuk kepentingan elit-elitnya saja," ujar Sodik.
Sodik melanjutkan untuk saat ini masyarakat Indonesia telah pintar untuk menilai sikap dari partai-partai politik yang ada.
ADVERTISEMENT
"Para pemimpin partai harus semakin menyadari bahwa setiap keputusan politiknya, dipantau dan dikaji oleh rakyat Indonesia yang semakin cerdas dan semakin dewasa dalam memahami dan mengartikan perilaku sebuah partai politik di Indonesia," ujarnya lagi.
Selanjutnya Wakil Ketua Komisi VIII ini menegaskan partainya tetap mengusung Prabowo dalam Pilpres 2019 mendatang. "Tiga tahun terakhir bangsa dan rakyat Indonesia semakin merasakan perlunya sosok Prabowo," tutup Sodik.