Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Istana dan Parpol Pemerintah di Balik Dukungan PPP untuk Ahok-Djarot
28 Maret 2017 11:39 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
PPP kubu Romahurmuziy akhirnya memilih untuk mendukung pasangan Ahok-Djarot di putaran kedua Pilgub DKI Jakarta. Keputusan ini sempat ditentang oleh Majelis Tinggi partai (A'la) dan sejumlah pengurus di tingkat Dewan Pimpinan Cabang.
ADVERTISEMENT
Lalu apa alasan DPP dan DPW PPP ngotot mendukung Ahok-Djarot?
Ketua DPP PPP Syaifullah Tamliha mengatakan partainya ngotot mendukung Ahok-Djarot demi menjaga harmoni dengan sesama pendukung pemerintah, PDIP, Golkar, Nasdem, dan Hanura.
Seperti diketahui keempat partai ini mendukung Ahok-Djarot di putaran kedua Pilgub DKI. "PPP menghindari perpecahan terutama dengan partai sesama pendukung pemerintah," ujar Syaifullah ketika dihubungi kumparan (kumparan.com), Selasa (28/3).
Dukungan dari keempat partai ini sangat penting, apalagi terkait dualisme kepengurusan yang ada di tubuh PPP. Jika PPP kubu Romy tidak memiliki sikap politik yang sama, maka akan sulit meminta 'dukungan' dari keempat partai tersebut dalam hal sengketa kepengurusan.
ADVERTISEMENT
Koalisi pendukung pemerintah ini, kata Syaifullah, diharapkan langgeng sampai 2019. PPP tentunya tidak ingin sendirian di Pileg dan Pilpres 2019. Koalisi dengan partai pendukung pemerintah yang sudah solid tidak akan dilepas demi kepentingan pilkada di DKI Jakarta.
"Kami ingin agar Pilgub DKI Jakarta tidak sampai memecah koalisi untuk Pemilu 2019 nanti. Tentunya kami juga kepentingan untuk Pemilu 2019," kata Syaifullah.
Sementara seorang petinggi PPP yang tidak mau namanya dikutip mengatakan ada alasan lain mengapa PPP kubu Romy membela Ahok. Menurut dia, ada permintaan dari Istana agar PPP mendukung Ahok-Djarot di Pilgub DKI. Permintaan ini disampaikan hanya beberapa hari setelah Agus-Sylvi tersisih di putaran pertama.
"Saat itu memang PPP diminta untuk mendukung Ahok-Djarot saja di Pilgub DKI," ujar politikus PPP tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah pertemuan yang dilakukan dengan petinggi PPP, Romy sempat berargumentasi bahwa memang sulit bagi PPP yang notabene adalah partai Islam untuk memberikan dukungan bagi Ahok-Djarot. Dukungan bagi Jokowi dan dukungan bagi Ahok adalah dua hal yang berbeda. "Sebab jelas bahwa Pak Jokowi kan muslim," kata sumber tersebut.
Permintaan untuk mendukung Ahok-Djarot disampaikan, salah satunya, karena pertimbangan bahwa Anies-Sandi didukung oleh Prabowo Subianto, lawan potensial Jokowi di 2019. Dan Jakarta, kata petinggi PPP itu, adalah barometer nasional.
Akhirnya, demi menjaga keutuhan koalisi pendukung pemerintah, PPP kubu Romy mendukung Ahok-Djarot. Pertimbangan lain, kata sumber tersebut, adalah soal kisruh SK Kepengurusan PPP yang masih belum selesai antara kubu Romy dan Djan Faridz.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, pemerintah hingga saat ini masih mengakui PPP kubu Romy.
Namun ketika dikonfirmasi soal permintaan Istana, Syaifullah Tamliha membantah ada permintaan dari Presiden Jokowi untuk mendukung Ahok-Djarot.
Menurut dia, keputusan itu murni keputusan partai dengan mempertimbangkan harmoni dengan sesama partai pendukung pemerintah.
"Tidak ada campur tangan Istana. Ini karena kami ingin menjaga harmoni. Ada kepentingan strategis terkait 2019 yang akhirnya harus diutamakan," ujarnya.