KSAU Hadi Optimistis Rusia Muluskan Pembelian Sukhoi-35

18 Januari 2017 17:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Sukhoi SU-35 (Foto: Wikimedia Commons)
Salah satu agenda pembenahan yang dimiliki KSAU terpilih Marsekal TNI Hadi Tjahjanto adalah perbaikan perencanaan pembelian alutsista. Hadi menyebut kesalahan terbesar di tubuh TNI AU adalah perencanaan yang tidak terinci.
ADVERTISEMENT
Mantan Sekretaris Militer Presiden Jokowi ini menilai sejumlah pembelian alutsista, termasuk pesawat jet Sukhoi SU-35 sudah terlanjur masuk di dalam perencanaan atau renstra II (2015-2019) dan renstra III (2020-2024). Sehingga, sudah tidak bisa dibatalkan lagi.
"Yang jelas, apabila sudah terlanjur, apa boleh buat. Program ini sudah berjalan. Kita mengikuti kebijakan pemerintah dalam hal ini Kemhan," kata Hadi ketika berbincang dengan kumparan di ruangan kantornya di Kementerian Pertahanan, Jumat (13/1).
Mantan Danlanud Adi Soemarmo ini mengakui alotnya negosiasi soal pembelian Sukhoi. Menurut dia, negosiasi mandek karena urusan transfer teknologi. Indonesia, kata Hadi, ngotot bahwa syarat transfer teknologi harus dipenuhi Sukhoi selaku produsen demi memenuhi Undang-Undang Industri Pertahanan. Tapi, ada sejumlah pasal yang belum dipenuhi produsen asal Rusia itu.
ADVERTISEMENT
"Kita harus bagaimana cara lobinya agar dikasih transfer teknologi. Kan kandungan lokalnya harus dari kita," tutur Hadi.
Marsekal Madya TNI Hadi Tjahjanto. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Optimisme mencuat dari sang KSAU terpilih. Ia yakin Rusia pada akhirnya akan memberikan kelonggaran bagi Indonesia. Apalagi, Sukhoi sudah punya sejarah kerja sama yang panjang dengan Indonesia. Hadi mencontohkan Indonesia sudah pernah membeli SU 27/30.
"Tentunya Rusia terus mau bekerja sama dengan kita. Dalam sejarah pun, dalam Trikora, pesawat juga dari Rusia. Jadi sudah ada hubungan batin," ujarnya.
Terlepas dari rencana pembelian Sukhoi-35, Indonesia, kata Hadi, sudah memiliki rencana jangka panjang untuk membangun industri pertahanan. Terbukti dari kerja sama dengan Korea Selatan tentang pembuatan bersama pesawat jet tempur Korea Fighter Experimental (KF-X).
ADVERTISEMENT
Dengan adanya kerja sama ini, kata Hadi, dalam renstra yang akan dibuat setelah 2024, Indonesia memiliki opsi selain membeli Sukhoi. Pada tahun 2024-2040, Indonesia sudah bisa memiliki pesawat tempur sendiri.
Total pembiayaan proyek untuk kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan diperkirakan mencapai 8 miliar dolar AS. Pembiayaan dibagi di antara kedua negara di mana Indonesia 20 persen dan Korsel 80 persen.