Narkoba Anak, Mendikbud Minta Kalimantan, Sulawesi, Maluku Diwaspadai

14 September 2017 15:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muhadjir Effendy (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Muhadjir Effendy (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Puluhan pelajar di Kendari, Sulawesi Tenggara, dilarikan ke rumah sakit usai mengonsumsi obat yang mengadung zat berbahaya. Tragis, satu orang pelajar kelas VI SD meninggal.
ADVERTISEMENT
Menggapi peristiwa ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, mengaku sudah berkoordinasi dengan beberapa gubernur di daerah perbatasan. Menurut dia, peredaran obat terlarang memang cukup marak di daerah perbatasan.
"Itu problem, karena saya sudah diskusi panjang dengan beberapa gubernur di wilayah perbatasan itu, memang drug traficking sangat intensif jadi saya sangat perhatian," kata Muhadjir Effendy usai peresmian Perpustakaan Nasional di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (14/9).
"Jadi penyelundupan obat dari jalan tikus Kalimantan itu memang sudah kerja keras tapi saking banyaknya jalan tikus yang bentangannya sekian ratus kilometer itu sangat merepotkan. Dari tetangga kitalah," lanjut dia.
Muhadjir menegaskan saat ini peredaran obat-obatan terlarang sudah bukan melalui pusat kota lagi. Namun melalui pinggiran kota.
Tes narkoba (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tes narkoba (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
"Karena memang di sana sudah tidak lewat kota tapi jalur obat-obat terlarang itu lewat jalan tikus. Jadi otomatis sekitar sana tidak hanya anak-anak dan orang dewasa juga kena imbas," ucap Muhadjir.
ADVERTISEMENT
Ia menegaskan, daerah di perbatasan seperti wilayah Sulawesi, Kalimantan serta Maluku Utara perlu diwaspadai. Karena di daerah itu cukup banyak tersebar obat-obatan terlarang.
"Ada wilayah terdepan yang memang berbahaya, terutama wilayah perbatasan Kalimantan, Sulawesi, sebagian Maluku Utara. Itu yang harus diwaspadai," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Kendari, Murniati menyampaikan ada 50 orang yang didata BNN terkait konsumsi obat terlarang tersebut.
"Kemarin pagi dalam pendataan kami hanya sekitar 30 orang, malam ini sudah bertambah menjadi 50 orang," kata Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Kendari, Murniati seperti dilansir Antara, Kamis (13/9).
Salah satu pelajar yang dilarikan ke rumah sakit dinyatakan meninggal setelah sempat mendapatkan perawatan.
"Yang meninggal itu masih anak-anak yakni kelas VI SD. Jenazahnya baru saja dikuburkan hari ini, kondisi ini sangat memprihatinkan," kata Murniati.
ADVERTISEMENT
Murniati mengungkapkan kasus ini muncul sejak Selasa (12/9). Sebagian korban adalah pelajar, yakni SMA, SMP dan juga pelajar SD.
"Sebagian adalah warga atau remaja yang tidak bersekolah. Ada juga ibu rumah tangga," papar Murniati.