Nasdem: Kombinasi Sipil-Militer, Jokowi-Gatot Paling Tepat di 2019

25 Juli 2017 12:10 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi dan Gatot N. di Mabes TNI Cilangkap (Foto: Dok. Intan - Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Gatot N. di Mabes TNI Cilangkap (Foto: Dok. Intan - Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
Meski belum secara resmi mengusulkan cawapres yang bakal disandingkan dengan Joko Widodo di Pilpres 2019, sebagian besar kader Nasdem menginginkan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai pendamping. Anggota Fraksi Nasdem Taufiqulhadi menilai kombinasi sipil-militer merupakan strategi terbaik untuk memenangkan Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
"Menurut saya suara itu besar di Nasdem walaupun belum sampai pada penambilan keputusan karena kami belum melakukan rapat. Rakornas belum, rapimnas belum dan itu tidak menjadi keputusan resmi. Menurut saya, suara itu besar dalam kubu Fraksi Nasdem. Karena itu kami menegaskan duetnya adalah sipil. Jadi Pak Jokowi dan Pak Gatot," ujar Taufiqulhadi di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (25/7).
Taufqiulhadi menjelaskan strategi ini perlu diterapkan mengingat Indonesia adalah sebuah negara luas dengan latar belakang keberagaman. Maka, partai harus pintar-pintar mendesain politik untuk mengakomodasi semua kepentingan.
Di dalam konteks pilpres, lanjut dia, faktor Jawa mau tidak mau harus disertakan. Sebab, Jawa merupakan mayoritas.
"Jawa ini kan banyak. Mungkin 60 persen Jawa, di luar Jawa 40 persen. Kalau kita ingin mendudukan politik dalam Indonesia seharusnya selalu kita melihat faktor Jawa, seperti sekarang yang ideal," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Selain faktor Jawa, anggota Komisi III DPR ini menilai kombinasi sipil dan militer merupakan yang strategi yang paling strategis.
"Mengapa sipil dan militer? Masih ada anggapan masyarakat bahwa militer itu diisiplin. Jawa dan luar Jawa sudah kami dukung kn Pak Jokowi dan Pak JK. Tapi, kalau sekarang ini kami berfikir kita padukan sipil dan militer," ujarnya.