Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Presiden soal Jokowi Undercover: Kalau Tidak Kredibel Kenapa Dibaca?
16 Januari 2017 12:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo menanggapi dengan santai kasus penangkapan penulis buku "Jokowi Undercover", Bambang Tri Mulyono. Presiden menilai tidak ada gunanya membaca buku tanpa sumber yang kredibel.
ADVERTISEMENT
"Ada materi yang diperdalam di lapangan. Ada sumber-sumber kredibel yang bisa dipercaya. Kalau data-datanya nggak kredibel dan ilmiah, ya sudah. Kenapa musti dibaca," kata Jokowi seusai memberi pengarahan dalam rapim TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (16/1).
Jokowi mengatakan seharusnya dalam pembuatan sebuah buku, dilibatkan sumber-sumber yang valid. Selain itu, idealnya, proses pembuatan buku mengikuti kaidah-kaidah ilmiah tertentu.
"Jokowi Undercover" merupakan buku karangan Bambang Tri Mulyono. Dalam buku itu, Bambang diduga menyebarkan kebencian dan kebohongan. Bambang lalu ditangkap pihak Kepolisian di Boyolali, Jawa Tengah.
Dari hasil penyelidikan para ahli, buku ini tidak memiliki sumber data primer maupun sekunder yang bisa dipertanggungjawabkan. Semua data diambil melalui pembicaraan di media sosial.
ADVERTISEMENT
Buku ini mempunyai tebal 436 halaman. Bambang mencetak sendiri dan mengedarkannya lewat akun pribadi media sosial. Buku tersebut dicetak pada 2014. Di dalamnya, Jokowi disebut sebagai keturunan PKI. Saat ini, status Bambang sudah tersangka karena melanggar pasal 28 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.