Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cute Aggression : Kasih Sayang yang Kontradiktif
2 Desember 2024 17:56 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Anandha Brillian Syahla tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kita semua pernah merasakannya, perasaan gemas yang begitu kuat hingga kita ingin melakukan sesuatu yang sedikit… agresif. Mungkin anda pernah ingin mencubit pipi bayi atau meremas boneka kesayangan hingga bentuknya berubah. Fenomena ini, yang dikenal dengan cute aggression, adalah respon emosional kompleks yang melibatkan campuran antara kasih sayang dan agresivitas. Meskipun terdengar aneh, hal ini sangat umum terjadi.
ADVERTISEMENT
Apa itu cute aggression?
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dyler dan Aragon, cute aggression merupakan salah satu bentuk ekspresi dimorphous, yaitu keadaan di mana ekspresi yang kita tunjukkan berlawanan dengan perasaan yang kita rasakan. Misalnya ketika bahagia kita justru menangis. Tetapi penyebab kita merasakan ekspresi semacam ini sebenarnya tergantung pada konteks, dimana ada beberapa faktor yang mengakibatkan kita merasa gemas hingga ingin bersikap kasar. Contohnya ketika kita gemas terhadap pasangan hingga tiba-tiba menggigitnya. Ini disebabkan oleh adanya dorongan perasaan yang kuat, kemudian kita mencoba mengatasi perasaan tersebut dengan cara menggigitnya. Hal tersebut sebenarnya merupakan sebuah ungkapan kasih sayang, meskipun dilakukan dengan cara yang sedikit kasar.
Sedangkan menurut studi yang dilakukan oleh Stavropoulos menunjukkan bahwa kejadian cute aggression ini memiliki hubungan yang kuat dengan aktivitas reward pada otak. Ia mengatakan bahwa peristiwa ini berperan dalam mengimbangi emosi positif yang banjir saat melihat sesuatu yang menggemaskan. Jadi, dapat dikatakan bahwa cute aggression adalah salah satu bentuk koping terhadap emosi positif yang muncul agar otak tidak kewalahan.
ADVERTISEMENT
Proses yang terjadi di otak
Meskipun terkesan sederhana, perasaan gemas yang mendorong untuk berbuat kasar ini ternyata melibatkan proses neurobiologis yang kompleks di otak. Ketika kita melihat sesuatu yang menggemaskan, contohnya melihat pipi bayi yang chubby, sistem limbik merespons dengan melepaskan hormon seperti oksitosin dan dopamin yang memicu perasaan senang dan kasih sayang. Sementara itu, amigdala juga teraktivasi sehingga memperkuat respons emosional positif. Tetapi, di lain sisi amigdala juga terkait dengan emosi agresi. Hal ini menyebabkan perasaan untuk berbuat agresif seperti mencubit pipi bayi tersebut. Untungnya, korteks prefrontal hadir sebagai penyeimbang, membantu kita untuk mengendalikan dorongan untuk bertindak agresif dan mengingat bahwa keinginan untuk mencubit pipi bayi tersebut tidak sesuai dengan norma.
ADVERTISEMENT
Normalkah? Apa manfaatnya?
Peristiwa cute aggression ini adalah respon yang sangat wajar ditimbulkan, selama kita tidak benar-benar bersifat agresif yang bertujuan untuk menyakiti atau membahayakan. Bahkan, cute aggression ini memiliki manfaat bagi kita. Seperti sebagai mekanisme koping yang sehat dengan meluapkan sedikit energi untuk mengembalikan keseimbangan emosional. Cute aggression ini juga bisa digunakan untuk meluapkan ekspresi secara non-verbal. Karena terkadang kata-kata saja tidak cukup untuk mengungkapkan kasih sayang kita. Perilaku ini bisa juga digunakan sebagai sarana menaikkan mood, contohnya ketika kita melakukan tindakan yang menyenangkan seperti meremas boneka, otak kita akan memberikan hadiah berupa perasaan senang.
Cute aggression yang berlebihan
Namun, meskipun cute aggression merupakan respon yang sangat wajar dirasakan, hal ini akan menyebabkan masalah serius jika perasaan ini sulit dikendalikan. Tindakan impulsif yang dipicu oleh cute aggression dapat menyebabkan cedera fisik bagi orang lain hingga merusak hubungan sosial. Seseorang yang mengalami cute aggression yang berlebihan memiliki kemungkinan kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat serta stabil. Selain itu, cute aggression yang tidak terkendali juga dapat menjadi sebuah tanda adanya masalah kesehatan mental seperti gangguan kontrol impuls atau gangguan kecemasan.
ADVERTISEMENT