Konten dari Pengguna

Peran Perempuan dalam Gerakan Lingkungan: Aktivisme ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah

Anandya Wisam Anggara
Mahasiswa Ilmu Politik FISIP UI
15 Oktober 2024 17:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anandya Wisam Anggara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Image generated with Dreamina AI. All rights reserved to the creator.
zoom-in-whitePerbesar
Image generated with Dreamina AI. All rights reserved to the creator.
ADVERTISEMENT
Organisasi kemasyarakatan berbasis agama, seperti Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, memiliki peran penting dalam berbagai bidang sosial, termasuk aktivisme lingkungan. Berlandaskan nilai-nilai agama, mereka berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu sosial yang mendesak, salah satunya adalah krisis iklim dan lingkungan. Dalam menjawab pertanyaan "Apa yang dilakukan ormas agama dalam memperjuangkan aktivisme?", studi kasus ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah menunjukkan bagaimana mereka memadukan advokasi lingkungan dengan ajaran agama, serta mengajak organisasi lain untuk bersinergi dalam perjuangan ini.
ADVERTISEMENT

Peran ‘Aisyiyah dalam Aktivisme Lingkungan

‘Aisyiyah, sebagai bagian dari Muhammadiyah, tidak hanya fokus pada pemberdayaan perempuan dalam ranah pendidikan dan kesehatan, tetapi juga semakin aktif dalam isu-isu lingkungan. ‘Aisyiyah menyadari bahwa kajian agama seperti pengajian tidak cukup hanya mendalami ajaran Al-Qur'an. Mereka merasa penting untuk memasukkan materi tentang lingkungan hidup dalam kajian tersebut. Dalam Al-Qur'an sendiri terdapat lebih dari sembilan ayat yang menyatakan pentingnya menjaga lingkungan, yang diartikan sebagai tanggung jawab manusia untuk melindungi dan merawat bumi.
‘Aisyiyah menggunakan pendekatan ini untuk memperkuat keterlibatan perempuan dalam aktivisme lingkungan. Mereka memperjuangkan perubahan iklim dengan mengintegrasikan ajaran agama dan ilmu pengetahuan, terutama tentang dampak negatif yang ditimbulkan oleh perilaku manusia terhadap lingkungan. Dalam hal ini, mereka tidak hanya berfokus pada kajian ilmiah, tetapi juga menghubungkannya dengan keyakinan religius yang mereka yakini penting bagi umat.
ADVERTISEMENT

Kolaborasi Lintas Organisasi dan Agama

Salah satu kekuatan ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah dalam aktivisme lingkungan adalah keterbukaannya untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk organisasi lintas agama. Aktivitas lintas agama ini didasari oleh keyakinan bahwa isu lingkungan dan perubahan iklim merupakan masalah universal yang berdampak pada semua orang, tanpa memandang agama atau keyakinan. Sebagai contoh, melalui kolaborasi dengan organisasi "Green Faith", Muhammadiyah bekerja sama dengan berbagai kelompok agama lain untuk membangun kesadaran tentang krisis lingkungan.
Sosok Mbak Nana Firman, seorang Ketua ‘Aisyiyah Cabang Istimewa Amerika Serikat, menjadi contoh bagaimana perempuan Muhammadiyah berperan aktif dalam aktivisme perubahan iklim. Ia berhasil menghubungkan elemen-elemen perubahan iklim dengan agama dan melibatkan berbagai pihak untuk turut serta dalam gerakan lingkungan. Kerjasama lintas agama ini menciptakan sinergi yang lebih kuat dalam mengatasi isu-isu global seperti pemanasan global dan degradasi lingkungan.
ADVERTISEMENT

Pemberdayaan Perempuan dan Komunikasi dalam Aktivisme

Aktivisme yang diperjuangkan oleh ‘Aisyiyah juga berfokus pada pemberdayaan perempuan, terutama di daerah yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Dalam konteks Indonesia, perempuan yang tinggal di daerah pesisir sering kali menjadi kelompok yang paling terdampak oleh perubahan iklim. ‘Aisyiyah menyadari hal ini dan berupaya meningkatkan keterlibatan perempuan dalam berbagai program lingkungan.
Salah satu upaya penting ‘Aisyiyah adalah mengembangkan kemampuan komunikasi perempuan dalam menyampaikan pesan-pesan lingkungan. Mereka memberikan pelatihan kepada perempuan tentang bagaimana menyampaikan pesan-pesan perubahan iklim dengan cara yang efektif, agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat luas. Di beberapa daerah, ‘Aisyiyah bahkan telah berhasil menjalin kerjasama dengan perusahaan swasta untuk mendapatkan pendanaan dalam upaya menciptakan kampung-kampung iklim yang diakui secara internasional.
ADVERTISEMENT

Membangun Kebersamaan dalam Perjuangan Lingkungan

Perjuangan lingkungan oleh ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah tidak hanya terbatas pada aksi lokal, tetapi juga melibatkan upaya yang lebih besar dengan menciptakan kolaborasi yang luas. Mereka menyadari bahwa dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, penting untuk membangun kebersamaan, baik di tingkat lokal maupun internasional.
Aktivisme yang dibangun oleh Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah menekankan pentingnya kolaborasi, baik dengan pemerintah, sektor swasta, maupun organisasi lain. Mereka juga terus memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk memperluas jangkauan komunikasi mereka. Dengan dukungan dari berbagai pihak, upaya mereka dalam menjaga lingkungan semakin kuat dan terarah.

Kesimpulan

Aktivisme lingkungan yang diperjuangkan oleh Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah adalah contoh nyata bagaimana organisasi berbasis agama dapat berperan signifikan dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim. Mereka tidak hanya melakukan advokasi di tingkat akar rumput, tetapi juga membangun kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk organisasi lintas agama. Pemberdayaan perempuan dan pendekatan yang menyeluruh dalam komunikasi lingkungan juga menjadi kunci keberhasilan mereka dalam mengajak lebih banyak orang untuk terlibat dalam upaya melindungi bumi. Dengan demikian, perjuangan mereka menjadi contoh penting dalam membangun kebersamaan dalam menghadapi tantangan lingkungan di masa depan.
ADVERTISEMENT