Konten dari Pengguna

Gen Z Dalam Pembangunan Nasional

Anang Dony Irawan
Pengajar UMSurabaya
5 Januari 2022 13:43 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anang Dony Irawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Gen Z traveling di Eropa Foto: Dok. Booking.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gen Z traveling di Eropa Foto: Dok. Booking.com
ADVERTISEMENT
Penyediaan informasi dan pengalaman belajar untuk membekali dan memberdayakan warga negara untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi. Pendidikan dapat mengambil bentuk yang sangat berbeda, termasuk pembelajaran berbasis kelas, pelatihan informal, pembelajaran berdasarkan pengalaman, dan kampanye media massa. Pengetahuan kewarganegaraan mengacu pada pemahaman warga negara tentang cara kerja sistem politik dan hak dan tanggung jawab politik dan sipil mereka sendiri (misalnya hak atas kebebasan berekspresi dan untuk memilih dan mencalonkan diri untuk jabatan publik, dan tanggung jawab untuk menghormati supremasi hukum dan hak dan kepentingan orang lain). Keterampilan kewarganegaraan mengacu pada kemampuan warga negara untuk menganalisis, mengevaluasi, mengambil dan mempertahankan posisi dalam isu-isu publik, dan menggunakan pengetahuan mereka untuk berpartisipasi dalam proses sipil dan politik (misalnya untuk memantau kinerja pemerintah, atau memobilisasi warga lain di sekitar isu-isu tertentu). Disposisi kewarganegaraan didefinisikan sebagai ciri warga negara yang diperlukan untuk demokrasi misalnya toleransi, semangat publik, kesopanan, pikiran kritis dan kemauan untuk mendengarkan, bernegosiasi, dan berkompromi (Rastati, 2018).
ADVERTISEMENT
Generasi Z lahir di era tantangan, mulai dari isu terorisme, ketidakstabilan politik dunia hingga masalah lingkungan seperti pemanasan global. Generasi Z yang tumbuh di lingkungan globalisasi sehingga memungkinkannya terjadi degradasi terhadap implementasi dan pemahaman dari pendidikan kewarganegaraan bangsa Indonesia. Pola pikir generasi Z yang terbuka dan menerima perbedaan di sisi lain membuat mereka kesulitan mendefinisikan dirinya sendiri. Jika generasi sebelumnya mendefinisikan dirinya berdasarkan gender, ras, agama, dan orientasi seksual, generasi Z tidak menjadikan hal tersebut sebagai indikator. Generasi ini kemudian lebih suka menggabungkan banyak hal seperti komponen identitas dan pandangan yang dianggap menarik. Dari hal itu kemudian mereka membuat identitasnya sendiri (Feiertage & Barge, 2018).

Pemanfaatan Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan sangatlah berpengaruh dalam pembangunan nasional, untuk membentuk negara yang ideal diperlukan masyarakat yang mengetahui tentang negaranya. Hal itu dapat diwujudkan melalui pendidikan kewarganegaraan dan pengaruhnya terhadap Generasi Z masa kini. Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan generasi bangsa yang berpengetahuan. Pada hakikatnya, ketiga area kemampuan yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik harus memperoleh perhatian yang seimbang. Pendidikan sebagai penyiapan warga negara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik (Muksana Pasaribu Darliana Sormin, Mira Rahmayanti and Robiyatul Aslamiyah, 2020). melihat generasi Z adalah calon penerus bangsa, maka ilmu tidak bisa dianggap remeh begitu saja. Tereksposnya generasi Z dengan canggihnya dan pesatnya informasi, ditambah dengan modernisasi, maka akan mempengaruhi kepribadian seorang individu. Dampak-dampak negatif yang berhubungan dengan politik dan ideologi tentu akan mengkhawatirkan, dan di sinilah peran pendidikan kewarganegaraan menjadi sangat penting. Pemanfaatan pendidikan kewarganegaraan yang baik dapat mendorong masyarakat menjadi lebih nasionalis dan aktif bela negara. Sehingga dapat membentuk karakter yang ideal untuk negara Indonesia dan berdampak bagi pembangunan nasional di masa mendatang.
ADVERTISEMENT

Pentingnya Nasionalisme Dalam Menyatukan Bangsa

Untuk mencapai tujuan yang ideal seperti yang dikatakan di atas kita perlu menumbuhkan sikap nasionalisme. Menurut Hayes dalam Taniredja (2019) mengatakan bahwa nasionalisme adalah suatu proses sejarah aktual, yaitu proses sejarah pembentukan nasionalisme sebagai unit politik, pembentukan suku dan imperium kelembagaan negara nasional modern. Menurut pendapat Bung Karno dalam mengatakan bahwa nasionalisme adalah suatu itikad suatu keinsafan rakyat bahwa rakyat itu adalah satu golongan, satu bangsa.
Lain halnya dengan Bung Hatta yang mengartikan bahwa nasionalisme menitikberatkan pada bangsa yang ditentukan oleh sebuah keinsyafan. Betapa pentingnya nasionalisme untuk menyatukan bangsa kita yang sifatnya multikultural. Oleh karena itu, masyarakat perlu memahami betapa pentingnya konsep pendidikan kewarganegaraan. Agar menjadi bangsa yang besar maka kita perlu untuk menanam konsep pendidikan kewarganegaraan di generasi penerus bangsa. Generasi Z perlu mengetahui betapa pentingnya ini guna mengetahui apa potensi yang dimiliki bangsa ini.
ADVERTISEMENT
Untuk mencapai Indonesia yang maju dengan pembangunan nasional yang berjalan diperlukan generasi Z yang memahami pentingnya pendidikan kewarganegaraan. Generasi muda yang berpotensi dan berperan aktif dalam masyarakat sebagai salah satu pilar penyangga dalam membangun karakter dan jati diri bangsa artinya bahwa pendidikan kewarganegaraan mendidik warga negara menjadi warga negara yang baik (good citizen), warga negara yang cerdas (smart citizen) dalam menghadapi perkembangan dunia di era kompetitif.
Selain itu, pendidikan kewarganegaraan memberikan bekal kepada warga negara baik kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual. Kecerdasan yang dimiliki seorang warga negara diharapkan dapat dimanfaatkan bagi pembangunan nasional bangsa Indonesia. Untuk itu, warga negara harus memiliki sejumlah keterampilan (skill) baik keterampilan berpikir, berkomunikasi, berpartisipasi, bahkan keterampilan dalam memecahkan masalah-masalah sosial kemasyarakatan dalam kehidupan bernegara.
ADVERTISEMENT